Ibupedia

9 Cara Mencegah Persalinan Prematur

9 Cara Mencegah Persalinan Prematur
9 Cara Mencegah Persalinan Prematur

Ketakutan akan melahirkan bayi prematur memang menjadi momok tersendiri bagi para Ibu, terutama menginjak trimester akhir kehamilan. Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Namun, ada juga bayi yang lahir sangat prematur, yakni sebelum usia kandungan genap 32 minggu. Bayi inilah yang berisiko tinggi menambah angka kematian bayi di suatu negara. Selain mengalami berat badan lahir rendah, bayi sangat prematur kemungkinan mengalami masalah pada pernapasan, pencernaan, tumbuh kembang, hingga fungsi alat inderanya.

Berdasarkan laporan dari PBB, angka kematian bayi di Indonesia pada 2019 lalu adalah 21,12 yang mana turun sekitar 1 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini banyak dipengaruhi oleh meningkatnya penyediaan fasilitas kesehatan, menurunnya penyakit infeksi dan cakupan imunisasi yang meluas di berbagai daerah.

Meski begitu, angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Selain memaksimalkan pelayanan kesehatan dari pemerintah, Ibu juga wajib menjaga diri dan kandungan dari faktor eksternal yang dapat memicu bayi lahir prematur.

9 Cara Mencegah Persalinan Prematur

Dikutip dari Healthcare, ada beberapa cara yang bisa Ibu coba untuk mencegah persalinan prematur. Simak yuk penjelasannya berikut ini.

  1. Beri jarak setidaknya 18 bulan untuk kehamilan berikutnya

    Menunggu 18 bulan sebelum Ibu hamil lagi memberikan waktu bagi tubuh untuk memulihkan diri. Perencanaan kehamilan yang tepat adalah langkah pertama mencegah persalinan prematur.

  2. Gunakan kontrasepsi sesegera mungkin setelah Ibu melahirkan

    Cara terbaik untuk memastikan jarak 18 bulan antara kehamilan adalah dengan menggunakan metode kontrasepsi yang paling efektif, termasuk IUD yang aman untuk ibu menyusui. Konsultasikan dengan dokter atau bidan tentang jenis kontrasepsi apa yang terbaik untuk Ibu. 

  3. Menjaga berat badan 

    Tentu wajar jika terjadi kenaikan berat badan selama kehamilan, namun Ibu wajib memantau apakah kenaikan tersebut masih dalam batas wajar. Jika BMI Ibu normal yakni antara 18.5-24.9, maka secara keseluruhan, kenaikan berat badan ideal adalah 11-16 kg selama masa kehamilan. Tak hanya kelebihan bobot tubuh, Ibu juga harus mewaspadai berat badan yang kurang.

    Pastikan asupan Ibu mendapatkan nutrisi yang baik selama hamil dan mencukupi kebutuhan Ibu serta si kecil. Perubahan gaya hidup dan perbedaan dalam berat tubuh memberi pengaruh cukup signifikan untuk mencegah persalinan prematur.

  4. Jauhi rokok dan obat-obatan adiktif

    Merokok saat hamil meningkatkan peluang Ibu untuk memiliki bayi prematur. Begitu pula dengan obat pereda nyeri (opioid) dan obat-obatan rekreasional seperti metamfetamin. Menghindari dua hal ini sangat berpengaruh untuk mencegah persalinan prematur. 

    Bekerjasamalah dengan dokter atau psikolog untuk menghilangkan adiksi yang mengancam kesehatan Ibu hamil. Lingkupi diri Ibu dengan keluarga dan kawan-kawan yang peduli dalam mencegah persalinan prematur. Begitu pula dengan pasangan, diskusikan agar Ayah berhenti merokok dan menjaga agar Ibu tidak terkena dampak buruknya.

    Senyawa pada asap rokok yang terhirup dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Sebab, racun yang terkandung di dalam rokok bisa menghambat aliran darah yang merupakan sumber nutrisi bagi bayi di dalam kandungan. Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan kerusakan genetik. Duh, hindari ya Bu!

  5. Waspadai penyakit kronis

    Jika Ibu memiliki riwayat penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit autoimun, segera konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan penyakit tersebut terkontrol dengan baik sebelum kehamilan berikutnya. Mengobati penyakit ini sebelum merencanakan kehamilan berikutnya mampu mencegah terjadinya persalinan prematur.

  6. Tunda terapi kesuburan

    Jika Ibu pernah menjalani perawatan infertilitas, bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan memiliki lebih dari satu bayi (kembar atau kembar tiga). Perawatan atau terapi kesuburan dapat meningkatkan peluang Ibu untuk hamil kembar. Sayangnya, kehamilan kembar memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk melahirkan lebih awal. Kesempatan Ibu untuk memiliki kandungan yang sehat lebih tinggi apabila Ibu hanya mengandung satu bayi dalam satu waktu. Jadi, demi mencegah persalinan prematur, ada baiknya Ibu menunda dulu terapi kesuburan.

  7. Merawat kebersihan area mulut

    Kurangnya kebersihan area mulut terutama gigi ternyata berdampak besar pada penyebaran infeksi lho, Bu. Pasalnya, saat hamil  tingkat keasaman rongga mulut meningkat sehingga menambah risiko peradangan. Selain itu, perubahan hormon juga menyebabkan pembesaran pembuluh kapiler yang menyebabkan gusi membengkak dan mudah luka saat gosok gigi.

    Bila terjadi infeksi pada akar gigi dan penyangga gigi, maka toksin dari bakteri di mulut ikut menyebar ke seluruh tubuh, termasuk pembuluh darah yang menyalurkan makanan ke janin. Toksin yang menyebar ini bisa mengganggu perkembangan janin. Lebih baik lakukan tindakan untuk mencegah persalinan prematur dengan menjaga kebersihan rongga mulut.

  8. Minum air putih teratur

    Mengonsumsi air putih berguna untuk melarutkan berbagai zat kimia dari sumber makanan yang Ibu makan. Cukupi kebutuhan air  selama kehamilan untuk mencegah persalinan prematur.

  9. Tingkatkan Imunitas tubuh

    Kekebalan tubuh Ibu tentu sangat mempengaruhi perkembangan janin. Jika kekebalan tubuh menurun, melahirkan bayi prematur juga dapat berisiko. Turunnya imunitas bisa disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi, kurangnya istirahat dan banyak melakukan aktivitas gerak saat trimester awal. Untuk itu, sebaiknya Ibu menjaga asupan makanan yang sehat, melakukan vaksin saat hamil dan menyempatkan waktu untuk istirahat lebih sering terutama di siang hari.

4 Rekomendasi untuk Mencegah Persalinan Prematur

Kabar baiknya, risiko persalinan prematur dapat kita hindari . Simak yuk caranya berikut ini.

  1. Jaga Asupan Makanan Bernutrisi

    Ibu hamil yang mengonsumsi makanan kaya sayur, buah, gandum utuh, serta minum banyak air putih diketahui memiliki risiko yang lebih kecil untuk melahirkan secara prematur. Selain itu, mengonsumsi kentang rebus, ikan, dan sayur yang dimasak juga bisa mencegah kelahiran prematur.

  2. Terapi progesteron

    Terapi ini ditujukan bagi wanita yang memiliki risiko tinggi melahirkan bayi prematur, terutama dengan riwayat kelahiran prematur dan kelainan serviks. Progesteron adalah hormon tubuh alami yang penting untuk kehamilan dan dapat menurunkan peluang untuk melahirkan bayi prematur. Dokter dapat memberikan terapi progesteron dalam bentuk obat minum, koyo, suntikan, atau tablet yang dimasukkan melalui vagina.

  3. Prosedur pengikatan leher rahim

    Prosedur ini bertujuan menutup leher rahim dengan cara dijahit agar tidak terjadi kelahiran prematur. Jika Ibu pernah mengalami keguguran, kelahiran prematur, maupun memiliki kelainan pada leher rahim, maka pengikatan leher rahim ini bisa jadi solusinya.

  4. Jauhkan diri dari paparan zat kimia

    Bahan kimia yang perlu diwaspadai umumnya terdapat dalam produk plastik, makanan kaleng, kosmetik, cat kuku, obat pembersih lantai, cat rambut dan hair spray. Selama masa kehamilan, upayakan untuk mengurangi kegiatan ke salon karena rentan terkena paparan zat kimia.

    Sementara waktu, Ibu juga bisa mengganti kosmetik dengan bahan-bahan alami yang ramah untuk Ibu hamil. Lebih baik lagi jika Ibu mengurangi berdandan dan memusatkan perhatian pada makanan bernutrisi agar kulit sehat bercahaya. Muka breakout sedikit wajar kok, Bu. Apalagi jika lepas sejenak dari skincare andalan. Namun upaya ini sebanding untuk mencegah persalinan prematur.

Bagi Ibu yang memiliki faktor risiko tinggi melahirkan prematur disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan, baik saat merencanakan kehamilan maupun selama masa kehamilan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Dengan mengetahui faktor risiko dan menjalani perawatan yang tepat, maka Ibu bisa mencegah persalinan prematur lebih awal.

(Yusrina)