Kehamilan

Ancam Keselamatan Bayi! Atasi Gangguan Makan Saat Hamil Ini

Ancam Keselamatan Bayi! Atasi Gangguan Makan Saat Hamil Ini

Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah, ternyata belum tentu dikatakan mengalami gangguan makan, lho! Tetapi semua ini bisa menjadi lebih parah jika Ibu terindikasi memiliki gangguan makan, atau eating disorder saat hamil.

Gangguan pola makan pada Ibu hamil juga bisa semakin menghawatirkan, karena Ibu dengan gangguan makan akan mempermasalahkan perubahan bentuk tubuh dan kenaikan berat badannya. 

Lalu, sebenarnya adakah cara tepat mengatasi gangguan makan saat hamil? Yuk, kita bahas ulasannya berikut ini!

Mengenal gangguan makan pada Ibu hamil

Melansir dari National Eating Disorders ada 3 jenis gangguan makan dan bisa berakibat fatal pada Ibu hamil yang mengidapnya:

1. Anorexia nervosa


Gangguan makan ini ditandai dengan rasa takut akan kenaikan berat badan, dan dengan sengaja menahan rasa lapar, bahkan keinginan untuk makan. Biasanya penderita juga melakukan olahraga ekstrim untuk mencegah berat badannya naik.

Ibu hamil dengan anoreksia berpotensi kekurangan nutrisi dan bayi berisiko lahir prematur, keguguran, meninggal dalam kandungan, berat badan lahir rendah dan lahir dengan masalah kesehatan lainnya.

2. Bulimia nervosa


Gangguan pola nakan pada Ibu hamil tipe ini memungkinkan penderitanya untuk makan sebanyak mungkin. Tapi kemudian memuntahkannya setelah dimakan. 

Meski Ibu hamil memang mengalami gejala mual dan muntah di awal kehamilan, namun pada Ibu hamil dengan gangguan bulimia berisiko besar mengalami kekurangan nutrisi, ketidakseimbangan kimia tubuh serta dehidrasi.

3. Binge eating disorder


Berkebalikan dengan gangguan makan lainnya, eating disorder saat hamil yang satu ini justru berkaitan dengan pola makan yang tidak terkontrol. Ibu hamil dengan binge akan makan sebanyak-banyaknya dan kesulitan menahan rasa laparnya.

Kehamilan dengan binge berisiko mengalami pre eklampsia, karena tekanan darah tinggi dan berat badan berlebih Ibu hamil. Semua jenis gangguan makan ini membuat seorang wanita sulit hamil, karena masalah nutrisi dan ketidakseimbangan hormon. 

Jurnal tahun 2008 berjudul Eating Disorders in Pregnancy menyebutkan bahwa, wanita dengan gangguan makan memiliki siklus mentruasi yang terganggu dan besar kemungkinannya untuk tidak subur. Meski begitu sulit hamil bukan berarti tidak bisa hamil. 

Kehamilan masih mungkin terjadi pada wanita dengan gangguan makan, utamanya jika berat bada sudah mulai membaik dan tubuh sudah cukup memiliki kadar lemak tubuh untuk kehamilan normal. Sayangnya, pada wanita tanpa gangguan makan saja kehamilan bukanlah hal yang mudah.

Apalagi pada wanita dengan gangguan makan. Perubahan bentuk tubuh, rasa ingin makan yang semakin besar dan naik turun suasana hati membuat Ibu hamil dengan gangguan makan semakin tersiksa.

Inilah mengapa diperlukan adanya penanganan lebih lanjut, terapi rutin dan pengaturan pola makan untuk menunjang kesehatan Ibu dan bayi.

Mengatasi gangguan makan saat hamil

1. Berkonsultasi pada ahli


Ahli yang perlu ditemui di antaranya adalah spesialis gizi klinis. Tujuannya, untuk berkonsultasi mengenai nutrisi apa yang perlu diasup selama kehamilan.

Bila ditemukan adanya gangguan pola makan pada Ibu hamil, kemungkinan Ibu memerlukan terapi dari psikolog. Apalagi jika ada penolakan dari dalam diri untuk menjalani kehamilan yang sehat, serta spesialis kandungan tentunya untuk memantau kesehatan Ibu dan bayi.

Pemeriksaan rutin sebaiknya dijalani Ibu dengan gangguan makan, agar bisa terpantau gizi yang masuk serta memastikan bayi tumbuh dengan baik sembari kesehatan Ibu juga diperbaiki.

2. Melakukan olahraga yang tepat


Pada wanita dengan gangguan makan anoreksia atau bulimia, mereka akan memilih jenis olahraga yang ekstra untuk menurunkan berat badan. UT Southwestern Medical Center menyebutkan olahraga ekstrim sering tidak disadari Ibu hamil justru memicu keguguran.

Ibu hamil dengan gangguan makan akan kesulitan menyesuaikan diri di awal. Karena mereka masih belum terbiasa mengurangi porsi olahraga, dan fokus pada asupan lemak dan kalori untuk mencapai berat normal.

3. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering


Cara ini bisa fleksibel digunakan pada semua jenis gangguan makan. Dengan lebih sering makan meski sedikit bisa mengoptimalkan masuknya kebutuhan nutrisi tubuh pada penderita anoreksia dan bulimia. 

Sedangkan pada penderita binge cara ini akan membantu memenuhi pemikiran kalau mereka sedang makan banyak. Porsi yang kecil juga tidak akan terlalu membebani Ibu dengan gangguan makan. 

Memang tidak mudah untuk melakukan ini secara intens. Karena, penderita gangguan makan masih memiliki kekahawatiran untuk makan lebih banyak atau justru tidak bisa menahan makan banyak.

4. Dukungan dari orang sekitar


Dukungan dari orang lain baik itu suami atau keluarga sangat penting untuk membantu Ibu hamil makan dengan baik. Sebab, bisa saja di tengah proses makan Ibu hamil merasa takut atau tidak ingin makan lagi.

Penguatan dari orang sekitar membantu Ibu hamil tidak merasa sendiri dan mampu mengubah kebiasaan makannya menjadi lebih baik.

5. Pemenuhan nutrisi hingga setelah melahirkan


Pemenuhan nutrisi pada Ibu dengan gangguan makan sebaiknya tidak berhenti hanya pada masa kehamilan. Masa menyusui hingga 1 tahun setelah menyusui masih perlu diperhatikan.

Ini karena nutrisi yang dikonsumsi Ibu masih dibutuhkan dalam produksi ASI. Sedangkan setelah masa sapih, nutrisi Ibu tetap perlu dioptimalkan untuk menjaga kepadatan tulang dan kesehatan tubuh.

Pada Ibu tanpa gangguan makan, pemenuhan nutrisi dan asupan vitamin masih perlu dilakukan hingga 6 bulan paska sapih. Sedangkan bila Ibu dengan gangguan makan, diharapkan menjalani proses ini lebih lama, yaitu 1 tahun atau menurut saran saran dokter spesialis gizi.

Gangguan makan bisa dihadapi dan disembuhkan. Optimalkan asupan nutrisi agar tak hanya Ibu yang kembali sehat, tapi bayi juga selamat.

Editor: Aprilia