Kehamilan

Tips dan Panduan Saat Ibu Hamil Naik Kereta. Memang Boleh?

Tips dan Panduan Saat Ibu Hamil Naik Kereta. Memang Boleh?

Bolehkah Ibu hamil naik kereta? Pertanyaan ini mungkin banyak dipertanyakan para Ibu, terutama di masa-masa mudik lebaran seperti sekarang. Ya, meski pemerintah melarang mudik karena masih pandemi, namun ada beberapa golongan yang mendapat kekhususan sehingga masih diperbolehkan melakukan perjalanan ke luar kota, salah satunya Ibu hamil.

Selama masa pelarangan mudik yang berlangsung dari tanggal 6 Mei kemarin sampai 17 Mei besok, Ibu hamil boleh mudik menggunakan alat transportasi apa pun. Kereta api jadi salah satu moda transportasi yang banyak dipilih Ibu hamil karena relatif paling aman dibanding mobil, sepeda motor, atau pesawat. Jalur kereta yang lurus mengikuti rel akan membantu Ibu hamil terhindar dari macet atau jalan bergeronjal yang bisa memicu pusing atau mual. Perjalanan naik kereta juga biasanya menyajikan pemandangan indah yang bisa dinikmati, sehingga Ibu tidak mudah bosan. Namun meski begitu, Ibu hamil naik kereta juga rawan mengalami kelelahan karena biasanya perjalanan yang ditempuh membutuhkan waktu berjam-jam.

Syarat Ibu Hamil Naik Kereta

Walaupun secara umum, Ibu hamil naik kereta merupakan hal yang diperolehkan, namun alangkah baiknya Ibu memperhatikan beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum memutuskan mudik menggunakan kereta api. Apa saja syaratnya?

1. Usia kehamilan antara 14-28 minggu

Sebagai penyedia jasa, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan aturan yang harus dipenuhi wanita hamil jika ingin naik kereta. Demi menjaga keselamatan penumpangnya, Ibu hamil harus berada di usia kehamilan antara 14 hingga 28 minggu. Walau begitu, Ibu yang hamil di bawah 14 minggu atau di atas 28 minggu tetap bisa naik kereta asalkan membawa surat keterangan dari dokter atau bidan yang mencantumkan usia kehamilan dan menyatakan kalau kondisi kehamilannya sehat serta tidak ada kelainan kandungan.

Secara umum, waktu terbaik yang disarankan untuk Ibu hamil naik kereta adalah saat usia kehamilannya memasuki trimester kedua. Hal ini seperti yang dimuat di laman Baby Center, di usia trimester pertama, Ibu hamil mungkin masih mengalami mual-mual berlebih yang bisa saja bertambah parah saat Ibu mencium bau-bau yang muncul selama perjalanan, termasuk bau makanan di dalam kereta.

Sedangkan saat sudah memasuki trimester akhir, Ibu hamil tidak disarankan naik kereta karena berat bayi sudah semakin bertambah. Ini mungkin akan membuat Ibu tidak nyaman dan merasa lebih sesak sehingga akan mempersulit Ibu saat harus naik turun kereta. Sering buang air kecil juga bisa membuat Ibu kewalahan karena harus bolak-balik ke toilet dengan kondisi perut sudah besar. Ibu yang sudah berada di usia kehamilan di atas 36 minggu juga bisa melahirkan kapan saja. Maka dari itu, sebaiknya bumil menghindari naik kereta di trimester 1 atau 3, kecuali memang sangat mendesak.

Tapi, meski sudah masuk trimester dua, Ibu yang mengandung anak kembar ada baiknya menunda bepergian saat usia kandungannya sudah mencapai 20 minggu. Perjalanan sebaiknya juga ditunda jika Ibu mengalami perdarahan, kram perut, sakit kepala, atau gangguan kehamilan yang lain.

2. Ibu hamil dengan rute perjalanan jarak jauh wajib membawa pendamping

Selain soal usia kehamilan, Ibu hamil naik kereta juga wajib didampingi oleh minimal satu orang dewasa yang usianya lebih dari 17 tahun, untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu terjadi selama perjalanan. Pendamping juga bertugas membantu Ibu hamil membawa barang-barang jika di stasiun tidak tersedia jasa porter.

Panduan Saat Ibu Hamil Naik Kereta


Jika Ibu sudah memenuhi syarat-syarat umum di atas, atau jika Ibu sudah mengantongi izin dari dokter atau bidan untuk bepergian menggunakan kereta, ada baiknya Ibu mempersiapkan dengan baik segala keperluan selama di perjalanan. Ibu mungkin perlu membuat daftar atau checklist kebutuhan yang perlu dibawa. Berikut ini panduan atau tips penting Ibu hamil naik kereta:

1. Pilih kereta dengan tempat duduk yang nyaman

Pemilihan tempat duduk sangat penting jika Ibu hamil mudik menggunakan kereta api. Jika memungkinkan, pilihlah kereta api eksekutif dibanding bisnis atau ekonomi. Kereta eksekutif memiliki tempat duduk yang bisa diatur bagian sandarannya. Selain itu, biasanya Ibu juga akan mendapatkan bantal dan selimut gratis di kereta eksekutif. Kereta kelas ini juga memiliki ruang yang lebih luas untuk kaki penumpang, yang memungkinkan Ibu selonjor dengan lebih nyaman.

Selain itu, Ibu juga bisa mempertimbangkan untuk memilih tempat duduk yang paling dekat dengan lorong. Duduk di dekat lorong dapat memudahkan Ibu untuk pergi ke kamar mandi atau jika Ibu ingin berjalan-jalan sebentar untuk meregangkan otot.

2. Buat posisi duduk dan tidur senyaman mungkin

Bila Ibu hamil naik kereta ekonomi, pastikan Ibu membawa bantal leher atau bantal kecil untuk dipakai sebagai sandaran tidur. Bantal tersebut juga bisa dipakai untuk menopang pinggang atau punggung Ibu. Ibu juga bisa menyewa bantal dan selimut yang biasanya ditawarkan petugas di kereta kelas ekonomi. Saat tidur, Ibu bisa meluruskan kaki dan mengganjalnya dengan tas supaya posisinya agak sedikit naik. Intinya, atur posisi duduk dan tidur senyaman mungkin supaya tidak mudah lelah dan pegal ya, Bu!

3. Lakukan peregangan dengan berjalan-jalan di koridor kereta

Tips lain Ibu hamil naik kereta adalah melakukan peregangan setidaknya 1 jam sekali untuk melancarkan peredaran darah. Duduk terlalu lama membuat Ibu berisiko mengalami kram, bahkan pembekuan darah atau blood clots! Untuk menghindari hal ini, Ibu hamil perlu rajin berjalan-jalan selama berada di perjalanan. Manfaatkan koridor di kereta untuk melakukan sedikit peregangan. Atau Ibu juga bisa berjalan ke gerbong restoran sambil membeli camilan atau minuman.

4. Bawa perbekalan yang cukup untuk di perjalanan

Jika Ibu menempuh perjalanan yang lumayan jauh, mungkin Ibu perlu membawa makanan, cemilan, atau minuman untuk berjaga-jaga saat lapar melanda. Apalagi biasanya nafsu makan Ibu saat hamil meningkat drastis. Jaga kebutuhan asupan cairan tubuh dengan membawa air mineral yang cukup. Untuk kudapan, pastikan kudapan yang Ibu bawa sehat dan aman dikonsumsi Ibu hamil, seperti misalnya buah-buahan, roti gandum, biskuit gandum, atau kacang-kacangan.

Bila memang ingin membeli makanan atau minuman kemasan dari luar, pastikan tanggal kedaluwarsanya belum lewat. Sebisa mungkin, hindari jajan di pedagang kaki lima atau di toko atau restoran yang Ibu tidak bisa memastikan kebersihannya. Hindari juga makan makanan terlalu pedas dan minum minuman yang mengandung kafein dan soda supaya tidak mudah haus dan beser, ya!

5. Pilih pakaian dan alas kaki yang nyaman

Udara di kereta api bisa jadi sangat panas atau sangat dingin. Maka dari itu Ibu hamil naik kereta perlu mempersiapkan ini dengan memilih pakaian dan alas kaki yang nyaman. Jika Ibu bepergian di siang hari, kemungkinan udaranya panas, jadi Ibu perlu menggunakan baju yang bahannya dingin dan menyerap keringat. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat. Lalu, jika Ibu bepergian di malam hari, udara di kereta cenderung lebih dingin. Untuk itu, Ibu mungkin perlu membawa jaket tebal, kaos kaki, dan selimut dari rumah supaya tidak kedinginan.

6. Bawa obat-obatan, vitamin, atau suplemen penting bagi Ibu hamil

Dokter kandungan biasanya akan memberikan resep suplemen atau vitamin bagi para Ibu hamil, yang jenisnya tergantung pada usia kehamilannya. Untuk bumil di trimester pertama, biasanya dokter memberi asam folat yang penting bagi pertumbuhan janin. Vitamin B kompleks juga mungkin diberikan jika Ibu mengalami morning sickness parah. Pada trimester kedua, Ibu masih memerlukan asam folat untuk mengurangi risiko bayi terlahir cacat. Di trimester ini Ibu juga mungkin akan diminta mengonsumsi vitamin D untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi bayi.

Memasuki trimester ketiga, selain asam folat, Ibu juga biasanya akan diresepkan suplemen yang mengandung kalsium. Di usia kandungan ini, bayi akan mengambil kalsium dari tulang Ibu untuk membantu pertumbuhan tulangnya sendiri. Maka dari itu, bumil di trimester tiga sangat membutuhkan kalsium tambahan supaya tulangnya tidak keropos. Nah, berbagai suplemen atau vitamin tambahan di atas, perlu dibawa saat Ibu hamil naik kereta, jangan sampai tertinggal, ya!

Hal yang Harus Dihindari Ibu Hamil Naik Kereta


Selain syarat dan tips Ibu hamil naik kereta di atas, sebelum mudik Ibu juga perlu memahami beberapa hal yang harus dihindari selama di perjalanan.

1. Berangkat ke stasiun terlalu mepet

Hal yang perlu dihindari saat Ibu hamil naik kereta adalah berangkat terlalu mepet ke stasiun. Kereta biasanya akan berangkat tepat waktu, sesuai jadwalnya. Berbeda dengan bus atau travel yang mungkin bisa berangkat lebih lama. Berangkat sedini mungkin bisa membuat Ibu lebih santai dan tidak terburu-buru. Ibu hamil tentunya tidak bisa bergerak dengan cekatan seperti saat belum hamil dulu. Ibu tidak mungkin berlari secepat mungkin untuk mengejar kereta yang sudah mulai melaju. Berlari kencang dapat membahayakan janin karena Ibu rawan terjatuh. 

2. Mengangkat tas atau koper sendiri

Inilah salah satu gunanya mengajak pendamping orang dewasa untuk turut serta naik kereta bersama Ibu. Pendamping bisa diminta tolong untuk mengangkat tas atau membawa koper milik Ibu. Jika tas atau koper Ibu terlalu banyak dan tidak mungkin dibawa oleh satu orang pendamping saja, sebaiknya Ibu menyewa jasa porter yang banyak tersedia di stasiun-stasiun untuk membawakan barang-barang Ibu dari parkiran ke kereta, atau sebaliknya. Ibu hamil sebaiknya tidak membawa tas atau koper sendiri ya, apalagi jika tas tersebut berat.

3. Bergabung dengan kerumunan orang

Situasi pandemi seperti saat ini menganjurkan kita untuk tidak berkerumun demi memutus rantai persebaran virus. Selain agar Ibu tidak tertular virus-virus dari orang lain, menghindari kerumunan juga bisa mengurangi risiko Ibu terdorong atau perut Ibu tertekan. Saat memasuki kereta misalnya, usahakan untuk memberi jarak antara Ibu dengan orang lain. Bila perlu, biarkan penumpang naik terlebih dahulu agar Ibu bisa lebih leluasa memasuki kereta.

4. Tidak membawa persediaan obat

Selain membawa suplemen untuk kehamilan, Ibu juga perlu membawa beberapa obat-obatan dasar yang tentunya aman untuk dikonsumsi wanita hamil, terutama yang fungsinya untuk mengobati penyakit yang umum terjadi di masa kehamilan, misalnya asam lambung atau GERD. Ibu mungkin juga perlu membawa obat-obatan darurat lain seperti paracetamol yang fungsinya menurunkan demam atau mengurangi rasa sakit, obat untuk luka, plester, dan lain sebagainya.

5. Tidak berpegangan saat bangkit dari duduk

Kapanpun saat Ibu ingin bangun dari tempat duduk di kereta, jangan lupa untuk berpegangan ya. Ibu bisa memegang kursi atau minta bantuan pendamping untuk memegang tangan Ibu setiap kali Ibu ingin bangkit dari duduk, misalnya saja ketika ingin ke kamar kecil. Ini untuk mengantisipasi Ibu terjatuh, karena kereta api biasanya sering berhenti mendadak yang membuat penumpangnya tersentak.

6. Memakai sepatu atau sandal yang tidak nyaman digunakan

Pantangan lain Ibu hamil naik kereta adalah tidak mengenakan alas kaki yang nyaman. Pilih alas kaki yang nyaman dan kokoh seperti sneakers atau flat shoes untuk menemani perjalanan Ibu. Hal ini karena jenis alas kaki tersebut bisa memudahkan Ibu menjaga keseimbangan dalam kereta yang sedang melaju. Penting juga untuk menghindari alas kaki yang licin supaya Ibu tidak mudah terpeleset. Saat berjalan, selalu perhatikan benda-benda yang menyembul di sepanjang lorong kereta yang bisa membuat Ibu tersandung.

7. Tidak terhubung dengan sanak keluarga atau teman

Sebelum Ibu hamil naik kereta, pastikan ponsel Ibu memiliki pulsa atau paket data yang membuat Ibu senantiasa terkoneksi dengan keluarga atau teman di luar sana. Ibu juga perlu membawa charger ponsel yang bisa dipergunakan jika baterai Ibu habis di tengah perjalanan. Setiap kereta biasanya memiliki titik colokan yang memungkinkan Ibu mengisi ulang daya baterai. Atau bisa juga membawa daya tambahan atau powerbank yang bisa digunakan saat colokan di kereta sedang dipakai orang lain. Menjaga agar Ibu tetap terhubung bisa membantu kalau-kalau ada sesuatu yang sifatnya urgent terjadi di perjalanan.

8. Tidak membawa catatan medis atau buku kehamilan

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita selanjutnya. Untuk itu, penting bagi Ibu hamil membawa serta catatan medis atau buku kehamilan selama perjalanan naik kereta. Jika ternyata ada kejadian darurat yang terjadi pada Ibu, dokumen ini bisa sangat membantu tenaga kesehatan yang menangani Ibu. Penting juga untuk selalu menyimpan kontak dokter atau bidan yang biasanya menangani Ibu di kota domisili.

Itulah beberapa informasi penting yang perlu diperhatikan sebelum Ibu hamil naik kereta. Nah, bagaimana, Bu? Apakah sudah siap mudik?

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih