Siapa nih yang sebentar lagi sudah mendekati due date dan masih belum menentukan tempat melahirkan yang tepat? Tos dulu yuk! Karena dulu, waktu Ibumin mau melahirkan anak ke dua, baru menentukan tempat bersalin saat sudah bukaan 5, lho!
Apalagi zaman itu, angka Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Bikin Ibumin galau banget, memilih tempat bersalin yang tepat.
Padahal, memilih tempat melahirkan dengan tepat sesuai dengan panggilan hati, sedikit banyak akan memudahkan Ibu dalam proses melahirkan nanti. Apalagi kalau didukung dengan provider atau tenaga medis yang ramah dan sigap.
Rasanya, bikin proses melahirkan terasa lebih nyaman dan damai. Tentunya, sesuai dengan budget Ibu dan Ayah saat itu.
Terutama jika menggunakan biaya pribadi. Lalu sebenarnya, bagaimana sih cara memilih tempat melahirkan yang tepat sesuai kriteria Ibu?
Seberapa penting memilih tempat melahirkan yang tepat?
Meski masih jauh dari hari perkiraan lahir (HPL), namun kita nggak akan pernah tahu apa yang terjadi ke depan ya Bu. Termasuk kapan waktu yang tepat si kecil akan lahir ke dunia.
Karenanya, mempersiapkan diri sebaik mungkin adalah salah satu cara terbaik yang wajib Ibu lakukan, termasuk memilih tempat bersalin. Berdasarkan pengalaman Ibumin, memilih tempat melahirkan yang tepat bisa mendukung proses sebelum dan sesudah melahirkan nantinya.
Memilih tempat melahirkan juga harus dipikirkan dengan matang, serta didiskusikan dengan pasangan. Supaya, ketika persalinan tiba, Ibu tidak panik, gugup, atau bingung, karena jarak dari rumah ke provider sangat jauh.
Jika dikutip dari Medline Plus, sebelum menentukan tempat melahirkan yang tepat, ada beberapa hal mendasar perlu dipertimbangkan, seperti:
- Adakah faktor risiko selama kehamilan dan kemungkinan risiko saat bersalin
- Seberapa kuat keyakinan Ibu dan pasangan untuk memilih metode persalinan yang tepat (pervaginam atau operasi caesar)
- Pemilihan tenaga medis profesional yang nantinya dapat membantu proses persalinan; dokter kandungan atau bidan
- Pemilihan tempat yang bikin Ibu merasa nyaman saat proses melahirkan, entah di rumah sendiri, rumah bersalin, klinik ataupun rumah sakit
- Jarak antara rumah dan tempat bersalin nantinya yang wajib dipertimbangkan
- Apakah tempat melahirkan yang dipilih mendukung pemberian ASI eksklusif atau IMD dengan Ibu, setelah melahirkan dan lain sebagainya.
Pertanyaan wajib yang perlu diteliti saat memilih tempat melahirkan
Teliti sebelum memilih tempat persalinan, jadi hal yang nggak boleh dilewatkan. Melansir dari Cleveland Clinic ternyata ada berbagai macam poin pertanyaan yang perlu dipertimbangkan saat hendak memilih tempat bersalin, lho!
Perhatikan apa saja, dan usahakan harus teliti dengan baik agar proses persalinan bisa berjalan lancar dan nyaman untuk Ibu ya! Pertanyaan-pertanyaan berikut juga bisa jadi pertimbangan dalam menentukan kecocokan antara Ibu dan provider:
- Apakah bidan/dokter di sini pro normal/caesar?
- Sudah berapa lama praktek?
- Adakah pelatihan khusus yang diikuti? Dikutip dari website Bidan Kita pertanyaan ini jadi salah satu yang paling penting. Sebab, biasanya provider yang mengikuti pelatihan seperti hypnobirthting cenderung memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, yang membuat mereka sangat menghargai persalinan dan pro normal
- Adakah sertifikasi khusus yang dimiliki?
- Apakah dokter atau bidan akan hadir mendampingi proses kelahiran nantinya?
- Apa saja posisi persalinan yang dapat Ibu lakukan nantinya?
- Bagaimana cara ia biasa memantau kesejahteraan janin?
- Seberapa sering ia akan memonitor janin? Terutama jika kontraksi sudah berlangsung
- Apakah dokter/bidan mendukung water birth atau home birth?
- Apakah Ini harus di infus saat melahirkan?
- Jika dokter/bidan terkait sedang cuti, bagaimanakah kebijakan klinik/rumah sakit dalam menangani pasien dokter/bidan tersebut nantinya?
- Seberapa jauh jarak rumah provider dengan klik atau rumah sakit tempat bersalin? Hal ini akan menentukan seberapa tepat waktu ia akan hadir saat Ibu harus segera melahirkan atau melahirkan darurat dengan operasi caesar
- Kondisi Ibu seperti apa yang nantinya akan dirujuk demi mendapatkan perawatan yang maksimal?
- Adakah fasilitas perawatan prenatal khusus nantinya? Berbayar atau masuk ke dalam bill asuransi/BPJS?
- Apakah klinik/rumah sakit ini mendukung proses penundaan pemotongan tali pusat?
- Apakah mendukung IMD setelah melahirkan?
- Apakah bayi harus room in, setelah Ibu melahirkan? Atau bisa memilih dititipkan terlebih dahulu di ruang bayi, agar Ibu bisa beristirahat setelah melahirkan?
- Berapa banyak proses melahirkan yang ditangani dalam sebulan?
- Bagaimana jika ada dua pasien yang juga hendak melahirkan di hari dan waktu yang sama?
- Jika hendak melahirkan caesar, apakah suami boleh masuk untuk mendampingi?
- Jika usia kehamilan melebihi HPL, apa yang biasa dilakukan provider? Hendak menunggu dengan sabar atau menyarankan untuk melakukan induksi persalinan dengan obat-obatan?
- Apakah bidan/dokter sudah bersertifikat dalam resusitasi neonatal?
- Apakah mereka mendukung Ibu memberikan ASI eksklusif?
- Meski aturannya sudah lebih longgar, bolehkah setelah melahirkan pasien dijenguk keluarga di rumah sakit/klinik?
- Apakah rumah sakit ini memiliki ruang NICU atau Neonatal Intensive Care Unit?
- Apakah bisa langsung mendapatkan akta lahir sesaat setelah bayi lahir? Ataukah baru ketika hendak pulang ke rumah nantinya?
Nah, selain itu, jika kamu memilih hendak mengabadikan proses persalinan dengan birth photography, nggak ada salahnya kamu juga menanyakan soal bisakah salah satu timnya masuk untuk mengabadikan momen ini? Sebab, nggak semua provider memperbolehkan ada orang lain masuk ke ruang persalinan ya Bu.
Tak lupa, soal keramahan antara tenaga medis juga menjadi hal yang perlu diperhatikan saat pertama berkunjung ke provider yang dituju. Perhatikan pula kebersihan ruangan yang nantinya akan digunakan untuk beristirahat setelah bersalin ya Bu.
Hal ini sangat penting diperhatikan, agar calon buah hati bisa terbebas dari berbagai penyakit yang mungkin ada pada ruangan yang kotor. Terakhir, pastikan pemilihan tempat melahirkan ini sudah sesuai dengan budget pribadi atau bekerjasama dengan BPJS Kesehatan ya, Bu!
