Kehamilan

Waspadai Bahaya Klamidia Pada Ibu Hamil, Ketahui 8 Dampaknya

Waspadai Bahaya Klamidia Pada Ibu Hamil, Ketahui 8 Dampaknya

Klamidia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachoma. Sebenarnya kebanyakan penderita Klamidia tidak mengalami gejala yang signifikan. Tetapi, tentu ada keluhan yang dialami seorang wanita ketika mengalami Klamidia. Keluhan tersebut berupa rasa gatal, keputihan berlebih, perdarahan setelah melahirkan, rasa sakit di perut bawah utamanya saat berhubungan seksual atau rasa panas ketika buang air kecil. Biasanya hal ini dikarenakan vagina, saluran kemih, bahkan tuba fallopi telah mengalami infeksi.

Klamidia Pada Ibu Hamil

Tak banyak Ibu hamil yang menyadari betapa pentingnya pemeriksaan yang berkaitan dengan penyakit menular seksual. CDC menyarankan skrining kesehatan Klamidia dan penyakit menular seksual lainnya sejak saat sebelum kehamilan. Ditujukan bagi semua usia calon Ibu hamil, terutama yang berisiko tinggi mengalami Klamidia dan berusia dibawah 30 tahun. Pemeriksaan berikutnya dilakukan di trimester ketiga kehamilan.

Jika saat kehamilan terjadi kemudian Ibu hamil dinyatakan positif mengidap Klamidia, maka sebaiknya Ibu hamil menjalani pengobatan. Tes ulang wajib dilakukan pada bulan ketiga atau keempat setelah mulai pengobatan.

Ibu hamil yang memiliki pasangan dengan penyakit menular seksual, pasangan yang berganti-ganti atau perilaku anal seks, merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya Klamidia.

Klamidia ditularkan melalui hubungan seksual. Artinya, Ibu hamil yang terjangkit Klamidia tertular dari pasangan yang mengalami Klamidia. Inilah mengapa pemeriksaan sebaiknya dilakukan juga oleh pasangan.

Jika hasil tes menunjukkan tanda positif, maka pengobatan dengan antibiotik perlu dilakukan. Meskipun hasil tes Ibu hamil negatif tetapi hasil tes pasangan positif, Ibu hamil tetap disarankan untuk menjalani pengobatan demi menghindari risiko yang terjadi pada kehamilan.

Apa Dampak Terjangkit Klamidia?

Ibu hamil yang mengidap Klamidia dan tidak segera diobati dapat berisiko tinggi untuk mengalami hal-hal dibawah ini:

1. Kelahiran Prematur


Menurut jurnal tentang Infectious Disease in Obstetrics and Gynecology berjudul Chlamydia Trachomati: Management in Pregnancy, salah satu akibat dari terjangkit Klamidia bagi Ibu hamil adalah bayi lahir prematur. Karena Klamidia menyebabkan Ibu mengalami nyeri panggul, infeksi vagina dan infeksi saluran kemih, maka terjadi kontraksi rahim yang mengakibatkan bayi masuk ke jalan lahir. Bila usianya belum sempurna, maka bayi pun lahir dalam keadaan prematur.

2. Berat Badan Bayi Lahir Rendah

Trimester ketiga dimana organ vital bayi sedang mengalami perkembangan dan pertambahan berat badan masih terus dioptimalkan, dapat terganggu dengan adanya Klamidia. Meski bayi lahir cukup bulan, masih ada kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah karena perkembangan dan nutrisinya terganggu.

 3. Pertumbuhan Janin Terhambat


Pertumbuhan janin yang terhambat dikenal dengan istilah IUGR atau Intra Uterine Growth Restriction. Hal ini terjadi karena infeksi bakteri Klamidia mengganggu plasenta bayi. Plasenta yang terganggu akan menghambat suplai oksigen dan nutrisi ke janin.

 4. Bayi Lahir Mati


Masih berhubungan dengan dampak-dampak sebelumnya, infeksi Klamidia yang menghambat perkembangan organ, menahan suplai oksigen, dapat menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa.

5. Keguguran

Bila nyeri yang dialami Ibu hamil pada perut bawah tidak segera ditangani, maka kontraksi intens dapat terjadi. Jika janin masih belum optimal berkembang dan telah memasuki jalan lahir, maka keguguran pun terjadi.

6. Pertumbuhan Janin di Luar Rahim


Infeksi yang disebabkan Klamidia dapat juga terjadi pada tuba fallopi. Jika peradangan dan infeksi terjadi di daerah ini, sel telur yang telah dibuahi tidak berhasil masuk ke rahim dan justru berkembang di tuba fallopi. Hal ini tentu saja berbahaya dan akan membuat janin terpaksa digugurkan.

7. Ophtalmia pada Bayi

Ibu hamil yang terinfeksi Klamidia dan berhasil melewati kehamilan hingga waktu persalinan tiba disarankan untuk melahirkan dengan operasi caesar. Hal ini disebabkan karena kelahiran normal dapat menularkan Klamidia bayi bayi berupa Ophtalmia. Ophtalmia adalah penyakit konjungtivitis yang terjadi pada bayi baru lahir utamanya pada bulan pertamanya. Infeksi bakteri Klamidia-lah yang menyebabkan hal ini terjadi. Bila bayi baru lahir sudah terjangkit Ophtalmia, biasanya akan diberikan pengobatan berupa antibiotic profilaksis. Tetapi sayangnya, banyak ditemukan kasus dimana fasilitas kesehatan tidak memadai sehingga penangan terhadap penyakit ini pun juga terhambat. Akibatnya, bayi berisiko tinggi mengalami infeksi okular yang mengarah pada kebutaan.

8. Pneumonia pada Bayi


Pneumonia karena bakteri Klamidia yang ditularkan oleh Ibu biasanya muncul pada bulan 1-3 setelah kelahiran. Ditandai dengan batuk beruntun dan hasil foto thorax yang menunjukkan peningkatan volume udara terperangkap di paru-paru.

Langkah Pencegahan

  1. Lakukan skiring kesehatan sesegera mungkin saat berencana hamil atau saat visitasi dokter kandungan pertama kali untuk periksa kehamilan.
  2. Hindari berhubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti
  3. Gunakan kondom berbahan lateks untuk mencegah penyakit menular seksual jenis apapun.
  4. Setia pada satu pasangan dan pastikan pasangan juga tidak menularkan penyakit menular seksual.

Klamidia bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi antibiotik secara berkala. Berkonsultasilah dengan dokter dan tidak perlu takut untuk memeriksakan diri, ya. Kesehatan Ibu hamil perlu didukung agar bayi juga lahir optimal.

Penulis: Mega Pratidina Putri
Editor: Dwi Ratih