Kelahiran

10 Hal Produktif yang Bisa Ibu Lakukan saat Menyusui

10 Hal Produktif yang Bisa Ibu Lakukan saat Menyusui

Menjadi ibu menyusui merupakan anugerah yang tidak terhingga bagi ibu-ibu di seluruh dunia. Ibu menyusui berkesempatan memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi sehingga sang buah hati mendapat nutrisi yang seimbang dan lebih menjalin kasih (bonding) dengan ibu sendiri.

Meskipun demikian, menjadi ibu menyusui tidak semudah yang dibayangkan. Bangsawan Kerajaan Inggris yang merupakan isteri dari Pangeran William, Kate Middleton, pun ikut mengamini bahwa menjadi ibu menyusui sangat melelahkan, tidak peduli seberapa banyak pun bantuan yang didapatkan oleh ibu menyusui tersebut.

Penyebabnya, tugas ibu bukan hanya menyodorkan payudara kepada anak, tetapi juga menjalankan peran sebagai isteri maupun makhluk sosial. Sedangkan menyusui langsung bisa jadi pekerjaan yang membosankan mengingat ibu hanya duduk atau berbaring sambil membiarkan bayi ibu menghisap ASI dari payudara.

Di awal masa menyusui, terutama saat anak dalam fase growth spurt, ibu mungkin merasa sangat lelah. Namun, seiring dengan bertambahnya usia anak dan pengalaman ibu dalam menyusui bayi, ibu akan menguasai teknik multitasking alias mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, termasuk ketika menyusui bayi.


5 Manfaat menjadi Ibu Menyusui

Ibu mungkin sudah sering mendengar bahwa ASI diibaratkan seperti cairan emas kehidupan. Pasalnya, dalam ASI terkandung nutrisi berupa antibodi yang membuat anak lebih jarang terkena penyakit serius maupun enzim kesehatan yang belum bisa direplikasi oleh ilmuwan manapun.

Dengan mengonsumsi ASI, bayi pun akan lebih tahan terhadap alergi (terutama alergi susu sapi), diare, bahkan penyakit-penyakit serius seperti meningitis dan diabetes tipe 1 karena ibu juga mentransfer jutaan sel darah putih yang mampu melindungi bayi dari serangan penyakit tersebut. Selain itu, bayi yang mengonsumsi ASI saja juga akan terhindar dari obesitas. Dengan kata lain, tidak ada istilah kegendutan bagi bayi dengan ASI eksklusif meskipun si anak terlihat gemuk.

Mitos bahkan mengatakan bahwa bayi ASI akan tumbuh lebih pintar dibanding bayi yang diberi asupan susu formula. Tetapi ini masih perlu penelitian ilmiah ya, Bu.

Yang jelas, pemberian ASI akan menguatkan bonding ibu dengan bayi. Sementara itu, menjadi ibu menyusui juga memberikan manfaat kepada ibu, di antaranya:


  1. Menurunkan resiko terkena kanker

    Studi mengatakan ibu yang menyusui langsung bayinya lebih jarang terkena kanker payudara dan rahim di masa mendatang.


  2. Membantu menurunkan berat badan

    Dokter kandungan dari University of Rochester School of Medicine and Dentistry, New York, Amerika Serikat, Ruth A. Lawrence, M.D., sangat menyarankan seluruh ibu di dunia untuk menjadi ibu menyusui jika ingin menurunkan berat badan dengan cepat setelah melahirkan. Pasalnya, dalam satu kali sesi menyusui, ibu bisa membakar lemak sebanyak 300 hingga 500 kalori.

    Jumlah itu sudah setara dengan rekomendasi para pakar kesehatan yang mengatakan manusia butuh rata-rata 500 kalori per hari untuk menurunkan berat badan. Nah, bayangkan jika ibu menyusui tiap dua jam yang artinya bisa sampai 12 kali dalam satu hari, berapa kalori yang terbakar di dalam tubuh ibu?


  3. Lebih cepat memulihkan tubuh

    Ketika ibu menyusui, hormon oksitosin yang dilepas oleh tubuh membuat ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan, lebih tepatnya dengan cara membantu rahim kontraksi sehingga cepat mengeluarkan darah nifas dan akhirnya kembali ke ukuran sebelum melahirkan. Efek sampingnya, ibu mungkin akan mengalami keram di awal masa menyusui sekaligus nifas ketika tengah menyusui langsung si buah hati.


  4. Menunda menstruasi

    Ibu menyusui biasanya mengalami menstruasi pertama setelah melahirkan yang lebih lama dibanding ibu yang menggunakan dampingan susu formula dalam masa menyusuinya. Hal ini dikarenakan adanya prolaktin yang diproduksi oleh tubuh dan menekan hormon kesuburan yang merangsang keluarnya darah menstruasi. Semakin sering bayi menyusu langsung, semakin banyak prolaktin yang diproduksi, makin sedikit hormon kesuburan.

    Tidak jarang juga hal ini menimbulkan anggapan bahwa menyusui langsung merupakan alat KB alami. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar ya, Bu. Jika Ibu tidak berencana memiliki anak dalam jarak dekat pasca melahirkan, ada baiknya Ibu atau Ayah tetap menggunakan alat kontrasepsi yang aman atau berkonsultasi dengan dokter kandungan.


  5. Bonding

    Tentu saja, menyusui langsung akan membuat keterkaitan (bonding) ibu dengan anak semakin erat. Selama proses menyusui langsung, ibu akan berada di dekat bayi, melihat matanya, bahkan berkomunikasi dengan si kecil.


10 Hal Produktif yang Bisa Dilakukan Ibu Menyusui

Menjadi ibu menyusui membuat ibu memiliki banyak waktu untuk bersantai dengan si kecil. Ibu menyusui tidak perlu repot menyeduh air panas atau mencuci dan mensteril botol.  Meskipun banyak memiliki manfaat, menyusui langsung juga bisa membuat ibu penat. Tidak jarang ibu menyusui ikut tertidur ketika tengah menyusui bayi.

Ini sangat manusiawi mengingat ibu menyusui melalukan aktivitas ini terus-menerus setidaknya 8 kali sehari, setiap hari, hingga dua tahun mendatang (sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia). Wajar pula jika ibu menyusui mulai berpikir untuk melakukan hal-hal lain ketika menyusui alias multitasking.

Nah, untuk menjaga ibu menyusui tetap produktif, ibu bisa melakukan 10 hal ini ketika tengah menyusui.


  1. Bernyanyi atau bicara dengan bayi

    Tidak ada momen yang lebih mempererat jalinan batin antara ibu dan bayi, kecuali pada saat ibu tengah menyusui. Di saat inilah, ibu bisa mengajaknya 'berbincang' atau menyanyikannya lagu anak-anak.

    Bayi Ibu telah berbulan-bulan berada di dalam rahim dan mendengar suara ibu. Baginya, suara ibu adalah yang paling indah, jadi jangan khawatir bernyanyi di hadapannya meski suara ibu tidak merdu. Atau ibu juga bisa berbicara mengenai apa aja sambil menatap matanya atau membacakannya buku.

    Bahkan ketika bayi masih tergolong newborn, ia belajar mengenai bahasa ibu alias bahasa dasar yang akan digunakannya kelak ketika diajak bernyanyi atau mengobrol. Bayi perlu mendengar bahasa ibu sebagai stimulan perangsang kemampuannya berbicara. Bayi pun akan merasa disayang ketika ibu mau meluangkan waktu untuk mengobrol dan bernyanyi untuknya, meski ia cuma bisa merespon dengan tersenyum.


  2. Makan

    Ketika bayi 'makan' ASI, ibu juga bisa melakukan hal yang sama. Apalagi, ibu menyusui dikenal suka makan dalam jumlah banyak atau sering karena memang kebutuhan kalori mereka cukup banyak.

    Secara umum, ibu menyusui boleh makan apa saja. Namun, ibu harus memperhatikan reaksi bayi seusai makan makanan yang sedikit sensitif mengakibatkan alergi pada bayi, seperti makanan laut, telur, maupun kacang-kacangan. Jika timbul reaksi alergi pada bayi, sebaiknya ibu tidak mengonsumsinya lagi hingga setidaknya anak berusia 6 bulan ya.

    Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengajurkan ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan sebagai berikut:

    • Makanan penambah energi, bisa didapat dari nasi, sereal, roti gandum, pasta, dan kentang

    • Segala jenis sayuran dan buah-buahan, terutama buah segar, porsi kecil tapi sering sangat membantu mencegah ibu makan cemilan yang mengandung kalori tinggi.

    • Protein. Didapat dari daging sapi, ayam, telur dan ikan. Lebih baik lagi jika memperbanyak ikan yang mengandung omega-3.

    • Jangan lupa perbanyak konsumsi cairan, terutama air mineral. Jus segar dan sup merupakan pilihan yang baik. 

    Perlu diingat pula bahwa semua produk susu, termasuk susu untuk ibu menyusui, tidak wajib untuk dikonsumsi. Terlebih, pada banyak kasus terjadi bayi yang alergi susu sapi, termasuk dari susu sapi yang dikonsumsi oleh ibunya sehingga zat-zat yang terkandung dalam susu sapi mengalir ke bayi melalui ASI.

    Hal lain yang harus dihindari konsumsinya ialah alkohol. Sedangkan produk-produk yang mengandung kafein (kopi, teh, cokelat) harus dibatasi. AIMI menyebut teh diet justru tidak boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui karena kadar kafeinnya sangat tinggi.


  3. Minum air

    Selalu sediakan sebotol air minum ketika ibu tengah menyusui. Pasalnya, ibu menyusui sangat rentan kehausan karena terus menerus mengeluarkan cairan dari dalam tubuhnya (berbentuk ASI) sehingga ibu juga harus rutin minum untuk menjaga tubuhnya sendiri tetap terhidrasi dengan baik.


  4. Mendekatkan diri dengan keluarga

    Selain bisa mengobrol dengan bayi, ibu menyusui bisa berinteraksi dengan seisi rumah ketika tengah menyusui si bayi. Di momen inilah ikatan antara ibu dengan ayah atau siapapun yang tinggal satu atap dengan ibu memasuki fase krusial karena ibu otomatis tidak bisa melakukan pekerjaan rumah ketika menyusui sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam keluarga.

    Selain mempererat interaksi sosial, ibu juga bisa lebih percaya diri menyusui di rumah. Plus, si bayi bisa mendengar suara orang-orang di rumah sehingga dapat belajar meyerap suara lebih banyak lagi untuk bekal komunikasinya di masa mendatang.


  5. Menghubungi teman lama

    Menghabiskan sebagian besar waktu bayi tidak jarang membuat ibu menyusui merasa terisolasi dari kehidupan sosialnya. Jangankan nongkrong berama teman-teman, bisa makan dan mandi dengan tenang pun sudah terasa seperti kemewahan yang luar biasa. Sebagai gantinya, Ibu bisa menelepon atau mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp untuk sekedar sharing mengenai hal apapun.

    Meskipun demikian, menggunakan telepon genggam di dekat bayi harus dibatasi waktunya ya, Bu.


  6. Menggunakan media sosial

    Selain bisa update dengan kehidupan pertemanan, menggunakan telepon genggam sekali-sekali ketika menyusui bisa disalurkan dengan membuka media sosial. Ibu bisa menggunggah swafoto dengan si kecil atau bergabung dengan komunitas ibu-ibu menyusui lainnya untuk sharing atau meminta nasehat berdasarkan pengalaman ibu-ibu lainnya.

    Ibu juga bisa mencari ilmu lewat penelusuran di berbagai situs mengenai menyusui atau pola asuh (parenting) secara keseluruhan. Jika ibu menyusui sudah terbiasa mengetik dengan satu tangan, tidak ada salahnya ibu berbagi pengalaman mengasuh anak atau membagikan resep masakan. Siapa tahu ibu lama-lama bisa menjadi influencer atau selebgram.


  7. Membaca

    Hal lain yang semakin sulit dilakukan oleh ibu menyusui ketika memiliki bayi ialah menyalurkan hobi, termasuk membaca. Namun, ibu menyusui yang sudah terbiasa multitasking bisa memanfaatkan momen menyusui sambil membaca buku atau minimal mendengarkan buku audio. Memutar audio book pun bisa merangsang perkembangan kemampuan berbahasa anak di kemudian hari.


  8. Mendengarkan musik

    Selain dengan memperdengarkan buku audio dan ibu yang sering mengajak anak berkomunikasi, cara lain untuk menambah perbendaharaan kata anak ialah dengan memutar musik di dekatnya. Dan waktu terbaik tentu saja ialah ketika anak melakukan bonding dengan ibu pada waktu menyusui.

    Perdengarkanlah musik yang tenang dan merdu. Bayi tidak harus mendengar alunan musik klasik, cukup musik yang tidak memekakkan telinga seperti lagu anak-anak atau bisa juga ibu memutar lagu-lagu rohani.


  9. Beberes rumah

    Ketika ibu sudah makin menikmati peran sebagai ibu menyusui, biasanya ibu akan makin ahli melakukan multitasking, salah satunya melakukan tugas-tugas rumah tangga. Ya, menyusui bagi kadang tidak harus dilakukan dengan duduk atau berbaring saja, tetapi juga bisa sambil menggendong bayi dengan menggunakan sling atau gendongan khusus bayi.

    Cara ini juga bisa dikembangkan menjadi menyusui sambil melakukan olahraga ringan seperti angkat barbel atau peregangan pinggang. Bahkan ibu bisa melakukan meditasi sambil menyusui anak menggunakan gendongan khusus bayi seperti ini lho.


  10. Memompa ASIP

    Ketika bayi menghisap payudara kanan, ada baiknya ibu juga menempelkan moncong pompa ASI di payudara sebelah kanan. Multitasking seperti ini sangat membantu, terutama bagi calon ibu bekerja yang harus menyetok ASI perah.

    Melakukan pumping sambil menyusui juga memungkinkan ibu memanen lebih banyak ASI karena hisapan mulut bayi mengaktifkan hormon oksitosin yang memperlancar aliran ASI di dalam payudara. Selain itu, ibu juga bisa merasakan sensasi let down reflex (LDR) di mana aliran ASI mengalir sangat deras sehingga kadang kala juga membuat bayi kewalahan dalam menyusu.


5 Hal yang Dilakukan Bayi ketika Menyusu Langsung

Ketika baru dilahirkan, bayi memang baru memiliki kemampuan untuk menangis, pipis, dan buang air besar. Tetapi, jangan kira bahwa bayi ibu tidak memiliki sifat bawaan lahir yang kadang membuat ibu geleng kepala.

Misalnya, ada bayi yang hanya ingin menyusui dari payudara kanan saja karena ia merasa tidak nyaman dengan menyusu dari payudara kiri, apapun alasannya. Ada juga bayi yang sangat doyan menyusu sehingga terus menghisap payudara ibu sampai akhirnya gumoh atau muntah karena kekenyangan.

Bahkan, sama halnya dengan ibu, bayi juga bisa melakukan beberapa hal sekaligus ketika tengah dalam dekapan ibu menyusui. Tidak percaya? Coba cek 5 hal ini:


  1. Menarik-narik Rambut

    Beberapa ibu mungkin akan kaget dengan kebiasaan bayi baru lahir menarik-narik rambutnya ketika tengah disusui. Namun, jangan khawatir karena hal ini normal sebagai salah satu cara mereka mencari kenyamanan saat menempel di dada ibu. Tetapi, Ibu boleh kok mengalihkannya kepada hal lain jika kebiasaan menarik rambutnya ini mengakibatkan kerontokan atau bahkan kebotakan di kepala bayi ibu.


  2. Memainkan puting

    'Lidah bayi itu tajam!'

    Begitu anggapan orang tua ketika ada ibu baru yang mengeluhkan lecet di putingnya. Padahal, ada penjelasan yang lebih masuk akal mengenai ini, bukan karena lidah bayi tajam, melainkan bayi memang suka memainkan puting payudara ibu ketika ia menyusui.

    Meski demikian, ibu bisa memeriksakan bayi ke dokter jika kelecetan itu dibarengi dengan kenaikan berat badan bayi yang tidak sesuai kurva pertumbuhannya. Karena bisa jadi, bayi mengalami masalah salam menyusui seperti tongue tie.


  3. Menggigit

    Ketika bayi sudah tumbuh gigi, ibu menyusui harus siap merasakan 'keganasannya' karena hampir pasti si bayi akan menggigit payudara ibu ketika tengah menyusui langsung. Meresponnya dengan mengeluarkan keluhan 'aduh' mungkin manusiawi, tapi ibu harus mengontrol supaya nada yang keluar tidak terlalu tinggi karena bisa mengakibatkan anak kaget dan trauma sehingga tidak ingin menyusu kembali di payudara ibu.


  4. Buang air besar

    Tidak terbayangkan bagi orang dewasa untuk makan sambil buang air besar, tapi percaya atau tidak bayi-bayi memang mampu melakukannya. Awalnya, mereka mungkin akan berhenti menghisap payudara kemudian mengejan atau bahkan tidak memperlihatkan mimik mengejan sama sekali. Sebetulnya, ini merupakan tanda penting bahwa bayi ibu sudah kenyang.

    Di fase newborn, bayi yang mengonsumsi ASI memang akan lebih banyak buang air besar, termasuk ketika sedang menyusu. Pasalnya, ASI memiliki kandungan yang mudah diserap oleh tubuh sehingga proses pembuangan zat-zat yang tak diperlukan juga cepat, apalagi volume perut bayi masih sangat kecil sehingga mereka tidak bisa menyimpan makanan banyak-banyak dalam jangka waktu lama di dalam perut.


  5. Akrobat

    Mungkin banyak yang membayangkan bahwa menyusui merupakan proses yang menenangkan dan memberikan rasa rileks bagi ibu dan bayinya. Anggapan itu memang benar, setidaknya sampai bayi setidaknya berusia 10 bulan dan sudah mulai bisa menjadikan badan ibu sebagai sarana akrobat.

    Jangan heran ketika anak ibu sering berganti-ganti payudara dalam satu sesi menyusu. Ia juga cenderung tidak bisa diam dan memperagakan cara menyusu dengan berbagai pose, misalnya dengan kepala miring, terbalik, bahkan berputar-putar.


Masa-masa ini mungkin tidak mudah bagi ibu menyusui, bahkan cenderung menyakitkan. Tetapi cobalah untuk menikmati setiap momen menyusui yang ibu lalui karena this too shall pass.


(Asni / Dok. Freepik)