Kelahiran

Panduan Lengkap! Persiapan Puasa Untuk Ibu Menyusui

Panduan Lengkap! Persiapan Puasa Untuk Ibu Menyusui

Menyambut kehadiran bulan Ramadhan, ada sejumlah persiapan puasa untuk Ibu menyusui yang perlu diperhatikan. Hal ini penting, sebab ketika Ibu menyusui puasa, maka asupan ASI untuk si kecil pun otomatis akan berpengaruh. 

Lantas, bolehkah Ibu menyusui puasa? Dikutip dari Baby Centre, pada dasarnya tidak ada larangan bagi Ibu menyusui puasa Ramadhan. Sebab, saat berpuasa tubuh Ibu tetap bisa memproduksi ASI. 

Akan tetapi, jika bayi masih berusia di bawah 6 bulan atau belum memperoleh Makanan Pendamping ASI (MPASI), maka Ibu perlu berkonsultasi terlebih dulu dengan para ahli.

Hal ini dikarenakan, selama Ibu menyusui puasa Ramadhan, asupan kalori dalam tubuhnya pun berkurang. Namun, volume ASI yang dihasilkan tubuh mungkin tidak mengalami perubahan.

Akan tetapi, kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ASI mungkin dapat berubah. Untuk menyiasati kondisi tersebut, proses produksi ASI dapat mengambil cadangan kalori dalam tubuh Ibu. 

Oleh karena itu, ada sejumlah persiapan puasa untuk Ibu menyusui yang dapat membantu tubuh tetap memproduksi ASI secara optimal. Yuk, simak panduan selengkapnya.

Penuhi kebutuhan cairan tubuh selama berpuasa

Tahukah Ibu? Sebanyak 90% kandungan ASI adalah berupa air. Tentu saja, sebagai persiapan puasa untuk Ibu menyusui, adalah dengan memastikan cairan tubuh terpenuhi dengan sempurna. 

Dilansir dari Very Well Family, Ibu menyusui perlu minum 16 gelas air per hari, atau setidaknya 8 gelas setiap sebelum dan setelah menyusui. Pengaruh Ibu menyusui puasa terhadap bayi, akan terasa jika tubuh kekurangan cairan. 

Selain menyebabkan Ibu menyusui dehidrasi, kekurangan cairan juga bisa membuat bayi sulit merasa kenyang meski sudah menyusu. Kondisi ini, biasanya akan membuat bayi lebih rewel karena rasa lapar dan dahaganya belum tuntas.

Busui wajib perhatikan asupan nutrisi 

Persiapan puasa untuk Ibu menyusui selanjutnya, yaitu dengan memerhatikan asupan nutrisi makanan yang dikonsumsi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan, Ibu menyusui membutuhkan tambahan nutrisi sebanyak 330 hingga 400 kilokalori (kkal) per hari. 

Namun demikian, jumlah tersebut dapat berubah sesuai dengan anjuran dokter atau pakar gizi. Pasalnya, kebutuhan asupan kalori tambahan pada Ibu menyusui juga dapat dipengaruhi oleh usia, body mass index (BMI), dan tingkat aktivitas yang dilakukan. 

Untuk itu, jawaban dari bolehkah Ibu menyusui puasa juga membutuhkan anjuran dari dokter atau para ahli di bidangnya. Sehingga nantinya nggak akan mengganggu kesehatan Ibu dan produksi ASI.

Utamakan konsumsi bahan makanan pelancar ASI

Melihat besarnya pengaruh Ibu menyusui puasa terhadap bayi, tak heran jika persiapan puasa untuk Ibu menyusui perlu direncanakan dengan matang. Termasuk mengutamakan konsumsi bahan-bahan makanan yang dapat melancarkan produksi ASI. 

Tujuannya agar, selama berpuasa ASI yang dihasilkan tetap dalam kuantitas dan kualitas yang optimal. Beberapa bahan makanan yang diyakini dapat memperlancar ASI, antara lain sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, telur ayam, dan ikan. 

Ibu juga bisa mengonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin, serat, serta berbagai mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi ASI. Dengan begitu, ketika sudah persiapan puasa untuk Ibu menyusui yang matang, Ibu nggak perlu khawatir si kecil akan kekurangan nutrisi.

Istirahat yang cukup

Percaya atau tidak produksi ASI bisa seret kalau Ibu terlalu lelah atau kurang istirahat, lho! Mengutip dari laman UT Southwestern Medical Center, saat kurang tidur, terutama di minggu-minggu awal setelah melahirkan, hormon kortisol dalam tubuh akan meningkat secara dramatis. 

Kondisi inilah yang akhirnya membuat Ibu menyusui puasa, mengalami penurunan jumlah produksi ASI. Hal yang serupa juga bisa terjadi saat Ibu menyusui puasa Ramadhan.

Sebagai alternatif persiapan puasa untuk Ibu menyusui, cobalah untuk beristirahat semaksimal yang Ibu bisa. Misalnya, dengan ikut tidur ketika bayi sedang tidur. 

Ibu juga bisa meminta bantuan dari Ayah untuk menjaga si kecil selama Ibu beristirahat. Dengan memenuhi waktu istirahat, maka produksi ASI di dalam tubuh Ibu pun bisa berlangsung optimal.

Jangan melakukan aktivitas fisik terlalu berat


Kata orang, pekerjaan rumah tangga memang tidak akan ada habisnya. Mulai dari menyapu, mengepel, cuci baju, setrika, memasak, cuci piring, dan lain-lain. 

Meski terlihat sepele, pekerjaan tersebut bisa dianggap sebagai aktivitas fisik yang berat ketika dilakukan secara terus menerus. Terlebih bagi Ibu menyusui yang memutuskan untuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Akibatnya, Ibu lebih mudah merasa kelelahan dan lemas setelah melakukan aktivitas pekerjaan rumah tangga. Nah, sebagai bagian dari persiapan puasa untuk Ibu menyusui, disarankan agar Ibu mencicil pekerjaan rumah tangga tersebut. 

Misalnya, jika Ibu menyapu dan mengepel di pagi hari, maka Ibu bisa memasak dan mencuci piring di sore hari. Tujuannya agar tubuh dapat bisa beristirahat dan produksi ASI pun tetap lancar.

Nah, dengan panduan di atas, kelihatannya persiapan puasa untuk Ibu menyusui tidak sulit, kan, Bu? Dengan memerhatikan hal-hal tersebut maka diharapkan Ibu tetap bisa menunaikan ibadah, serta tidak melalaikan kebutuhan asupan nutrisi untuk si kecil. Semoga puasa Ibu berjalan lancar, ya!

Editor: Aprilia