Kelahiran

Penyebab Perut Masih Seperti Hamil Meski Berat Sudah Turun?

Penyebab Perut Masih Seperti Hamil Meski Berat Sudah Turun?

Beberapa bulan setelah melahirkan mungkin Ibu bertanya-tanya, apakah penyebab perut masih seperti hamil?

Setelah perut membesar selama 9 bulan, banyak Ibu yang mengidam-idamkan tubuhnya akan kembali seperti sedia kala setelah melahirkan, apalagi  yang sudah menjaga asupan makanan dan pertambahan berat badan tidak besar saat hamil.

Namun, tidak semua harapan ini terpenuhi bagi sebagian Ibu. Setelah melahirkan, tubuh wanita tidak serta merta langsung kembali ke saat sebelum hamil.

Penyebab perut masih seperti hamil

penyebab-perut-masih-seperti-hamil-meski-berat-sudah-turun-1

Mungkin Ibu mulai bertanya-tanya, kenapa perut masih besar seperti hamil di hari Ibu melahirkan si kecil. Tidak hanya itu, kadangkala, meski sudah beberapa bulan berlalu, perut Ibu masih seperti hamil. Apakah penyebab perut masih seperti hamil ini?

Meski begitu, ada beberapa Ibu yang baru melahirkan dan tidak lama kemudian perutnya langsung kencang dan rata. Bagi sebagian besar perempuan, perlu berbulan-bulan menyingkirkan “kantong kehamilan” tersebut.

Dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengembalikan keelastisan kulit seperti semula. Waktu yang dibutuhkan untuk perut sampai kembali ke ukuran seperti sebelum hamil akan berbeda-beda tiap Ibu, tergantung dari:

  • Ukuran tubuh sebelum hamil;
  • Berat badan yang bertambah selama kehamilan;
  • Seberapa sering berolahraga;
  • Faktor keturunan; dan
  • Kehamilan pertama atau berikutnya.

Apa saja penyebab perut masih seperti hamil meski sudah melahirkan?

1. Rahim yang belum menyusut

penyebab-perut-masih-seperti-hamil-meski-berat-sudah-turun-2

Penyebab perut masih seperti hamil yang pertama bisa jadi adalah rahim yang belum menyusut sempurna.

Pada saat seseorang memasuki masa persalinan, ukuran rahim dapat membesar hingga 15 kali lebih berat dan memiliki kapasitas 500 kali lebih besar dibandingkan saat sebelum hamil. 

Beberapa menit setelah bayi lahir, kontraksi akan membuat rahim mengecil. Kepalan dan serat-serat di dalamnya akan saling silang untuk mengetatkan dengan cara yang sama saat persalinan. 

Seperti yang dilansir dari Babycenter, kontraksi yang terjadi akan menyebabkan plasenta melepaskan diri dari dinding rahim. Setelah plasenta dikeluarkan, klem rahim akan turun untuk menutup pembuluh darah yang terbuka di tempat plasenta menempel. 

Itulah mengapa Ibu masih merasakan kram setelah melahirkan meskipun sudah melahirkan. Ini disebut afterpain akibat dari rahim yang masih berkontraksi menyusutkan diri.

Beberapa hari pertama setelah persalinan, Ibu dapat merasakan ada sesuatu di bagian atas rahim atau beberapa jari di bawah pusar. Dalam seminggu berat rahim berubah menjadi 0,5 kg, yaitu setengah dari berat rahim saat persalinan.

Setelah dua minggu, berat rahim semakin turun menjadi 0,3 kg dan letaknya sudah masuk ke dalam panggul. Saat sudah memasuki minggu ke-4 hingga ke-6, berat rahim akan mendekati beratnya sebelum kehamilan, yakni sekitar 0,07 kg. Proses ini dikenal dengan involusi rahim.

Meskipun rahim sudah berukuran normal, Ibu mungkin masih terlihat agak hamil selama beberapa minggu atau lebih karena penyebab perut masih seperti hamil adalah diakibatkan otot perut mengalami penguluran selama hamil. Sehingga, Ibu membutuhkan waktu lebih serta berolahraga teratur melatih otot inti agar bisa mendapatkan bentuk perut seperti semula.

2. Diastasis recti

penyebab-perut-masih-seperti-hamil-meski-berat-sudah-turun-3

Jika kondisi perut tidak kunjung mengecil, bisa jadi penyebab perut masih seperti hamil adalah diastasis recti.   

Selama kehamilan, tubuh Ibu melakukan banyak hal untuk menunjang kehidupan janin yang sedang tumbuh seperti memberikan ruangan ekstra ke samping dan ke bawah agar janin lebih dapat bergerak.

Diastasis recti dikenal juga pemisahan otot perut yang menjadi penyebab perut masih seperti hamil. Terpisahnya otot perut ini juga membuat celah menonjol di perut.

Diastasis recti umumnya terjadi di sekitar pusar (umbilikus), tetapi bisa juga terjadi di antara dada tengah (proses xiphoid) dan tulang kemaluan. Ini adalah penyebab perut masih seperti hamil hasil dari perubahan hormonal dan peningkatan ketegangan akibat membesarnya rahim.

Potensi terjadi diastasis recti lebih besar pada Ibu hamil yang tidak berolahraga ketimbang Ibu hamil yang berolahraga.

penyebab-perut-masih-seperti-hamil-meski-berat-sudah-turun-4

Tidak hanya mengganggu penampilan dan mengurangi rasa percaya diri, Diastasis recti sebagai penyebab perut masih seperti hamil dapat menyebabkan masalah lain pada Ibu. Masalah tersebut berupa nyeri punggung, postur tubuh yang terganggu, disfungsi dasar panggul, hernia, hingga kesulitan melalui vagina. 

Nyeri punggung bawah adalah keluhan utama dari diastasis recti.

Diastasis recti dapat didiagnosa oleh dokter atau ahli terapi fisik terlatih. Namun, Ibu juga dapat mendeteksi sendiri sebagai langkah awal. Bagaimana caranya?

Ibu dapat berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan telapak kaki rata di lantai. Tekuk kepala ke atas dari lantai seperti hendak melakukan sit up. Saat itu, otot perut bergerak dan Ibu dapat merasakan ada lekukan di tengah perut Ibu. 

Ukurlah lebar lekukan tersebut menggunakan jari. Jika lebarnya hanya 1-2 jari, berarti masih normal. Namun, jika lebarnya 3 jari atau lebih berarti bisa jadi Ibu mengalami diastasis recti.

Kunci penyembuhan diastasis recti adalah membangun kembali otot inti tubuh dari dalam ke luar. Otot yang Ibu perkuat bernama Transversal Abdominis (TVA) yang merupakan otot perut terdalam agar dapat memberikan dukungan untuk otot-otot yang telah meregang. Beberapa gerakan yang dapat Ibu lakukan adalah Pelvic tilts, dan Toe taps lying on Back

Jangan khawatir jika perut Ibu masih seperti hamil meski sudah melahirkan. Kenali penyebab perut masih hamil dan tangani dengan tepat.

Editor: Dwi Ratih