Kelahiran

Perhatikan! Ini Penyebab Kematian Ibu Pada Masa Nifas

Perhatikan! Ini Penyebab Kematian Ibu Pada Masa Nifas

Masa nifas adalah proses yang cukup rentan bagi seorang Ibu. Selepas melahirkan baik melalui proses operasi caesar maupun pervaginam, Ibu sangat rentan mengalami berbagai masalah.

Sebut saja seperti pendarahan berat yang terjadi akibat vagina atau rahim robek, hipertensi, infeksi dan lain sebagainya. Faktanya di Indonesia sendiri, menurut Kementerian Kesehatan RI ada sekitar 300 kematian per 100 ribu kelahiran yang terjadi di Indonesia tiap tahunnya.

Jumlah ini memang cukup besar dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Bahkan menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017 setiap hari ada total sekitar 810 kematian Ibu setelah melahirkan yang terjadi di seluruh dunia. 

Angka ini terus melonjak setiap tahunnya, meski hingga saat ini WHO masih terus mengimbau agar tiap negara bisa mengurangi jumlah tersebut.

Ada berbagai macam penyebab kematian Ibu meninggal saat masa nifas yang perlu menjadi perhatian bagi kita. Mengingat selama masa nifas kurang lebih 40-42 hari seringkali dianggap sepele oleh sebagian orang. Yuk ketahui penyebab kematian Ibu pada masa nifas dalam ulasan berikut ini.

Penyebab kematian Ibu pada masa nifas


Menurut WHO kebanyakan penyebab kematian Ibu pada masa nifas diakibatkan oleh komplikasi yang terjadi selama kehamilan atau beberapa saat setelah melahirkan. Sebagian besar, masalah komplikasi ini berkembang selama masa kehamilan meski beberapa mungkin bisa dicegah dan diobati.

Namun, setelah melahirkan masalah komplikasi lain justru malah semakin memburuk. Terutama jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Secara garis besar masalah komplikasi memang 75% menjadi penyebab utama pada kematian Ibu setelah melahirkan. Akan tetapi ada penyebab lain yang mungkin bisa terjadi seperti berikut:

1. Perdarahan hebat pasca melahirkan

Penyebab kematian Ibu pada masa nifas yang kemungkinan besar banyak terjadi adalah mengalami pendarahan hebat pasca melahirkan atau dalam istilah medis dikenal dengan istilah hemoragik. Pendarahan ini paling banyak terjadi pada Ibu yang melahirkan dengan proses operasi caesar.

Tapi tidak menutup kemungkinan juga bisa terjadi pada Ibu yang melahirkan secara normal atau pervaginam ya Bu. Terutama saat vagina robek atau terjadi masalah saat proses pembersihan plasenta di dalam rahim.

2. Infeksi setelah melahirkan

Penyebab kematian Ibu pada masa nifas selanjutnya adalah akibat infeksi karena adanya bakteri yang masuk ke dalam tubuh Ibu hamil. Namun, tubuh tidak bisa melawan bakteri dengan benar akibat sistem imun masih rendah pasca melahirkan.

Jika infeksi ini menyebar ke bagian organ penting seperti jantung, paru-paru dan hati bukan tidak mungkin hal tersebut dapat membuat Ibu meninggal saat masa nifas berlangsung.

3. Tekanan darah tinggi selama kehamilan

Selain pendarahan dan infeksi, penyebab kematian Ibu pada masa nifas lainnya adalah preeklamsi atau eklampsia selama hamil. Namun biasanya kedua hal ini bisa dideteksi sejak masa kehamilan dan bisa dikontrol dengan konsumsi obat-obatan.

Akan tetapi, pada beberapa pasien yang jarang kontrol selama hamil maka tak jarang preeklampsia dan eklampsia ini menjadi hal yang justru dapat menyebabkan kasus Ibu meninggal pada masa nifas semakin meningkat.

4. Adanya komplikasi selama masa kehamilan atau setelah melahirkan

Salah satu komplikasi selama masa kehamilan yang kerap terjadi adalah kondisi rahim yang lemah dan bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Ketika bayi lahir prematur maka selain nyawa bayi yang rentan terancam, nyawa Ibu pun ikut terancam. 

Apalagi jika diikuti dengan komplikasi lain seperti emboli paru pada Ibu, atau gagal jantung yang terjadi setelah melahirkan.

5. Ibu pernah mengalami proses aborsi yang tidak sesuai prosedur medis

Praktek aborsi yang marak terjadi belakangan ini sedikit banyak tidak menggunakan dokter dengan izin praktek yang legal. Sehingga ketika seorang Ibu melakukan aborsi ke dokter yang tidak berkompeten dan tak sesuai prosedur medis maka dapat menyebabkan rahim mengalami infeksi. 

Sehingga ketika hamil kembali dan melahirkan sang Ibu rentan mengalami kematian saat masa nifas.  

6. Ibu mengalami ruptur uteri

Jika melansir Journal BMC Pregnancy Childbirth robeknya dinding rahim atau dalam istilah medis disebut dengan ruptur uteri adalah penyebab utama kematian Ibu pada masa nifas paling banyak terjadi di negara berkembang.

Robeknya dinding rahim biasanya disertai dengan pendarahan hebat, hal ini dapat terjadi sebelum atau selama persalinan. Biasanya kasus ini terjadi ketika Ibu sebelumnya pernah melakukan operasi caesar.

7. Solusio plasenta

Ibu, pernahkah kamu mendengar adanya plasenta yang terpisah dari dinding rahim? Ya, kondisi ini memang bisa saja terjadi pada siapapun ya Bu. Dalam istilah medis kondisi ini juga lebih dikenal dengan solusio plasenta.

Ketika plasenta terpisah dari dinding rahim otomatis dapat mengganggu aliran darah ke janin dalam kandungan. Sehingga menyebabkan pendarahan, sementara kondisi ini terjadi biasanya 50% antara 30 minggu sebelum persalinan persalinan, dan 15% terjadi saat persalinan.

Solusio plasenta menyebabkan Ibu harus melahirkan bayinya sesegera mungkin melalui proses operasi caesar. Selain mengancam nyawa bayi, kondisi ini juga bisa menjadi penyebab kematian Ibu pada masa nifas.

Apa yang bisa kita lakukan?


Kematian Ibu selama masa nifas mungkin tidak bisa kita hindari. Akan tetapi melansir Very Well Family hal tersebut bisa kita cegah dengan cara sebagai berikut:

1. Rutin melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan setidaknya lakukan sebulan sekali atau 4 kali selama masa kehamilan 9 bulan.

2. Pastikan fasilitas kesehatan cukup dekat dan terjangkau dari rumah.

3. Menjaga dan membiasakan diri untuk makan makanan sehat, agar ketika mengalami komplikasi selama masa nifas Ibu bisa cepat sembuh.

4. Usahakan memilih rumah sakit yang memiliki peralatan medis cukup lengkap.

5. Melakukan pemantauan rutin selama masa nifas. Sebab selama masa nifas, Ibu sangat membutuhkan support dan perawatan medis yang memadai. Terutama bagi Ibu dengan kehamilan yang berisiko tinggi dan ketika terdapat komplikasi setelah melahirkan. Jadi ada baiknya, usahakan pilih fasilitas kesehatan yang dekat dengan tempat tinggal kamu ya Bu.

6. Banyak belajar dan mencari tahu mengenai masalah yang mungkin bisa dihadapi Ibu selama masa nifas dan apa saja yang bisa Ibu dan pasangan lakukan.

Banyak orang mengatakan alangkah lebih baik mencegah dari pada mengobati. Jadi setelah mengetahui penyebab kematian Ibu pada masa nifas di atas, ada baiknya dicegah dengan berbagai cara ya Bu. Semua demi kesehatan Ibu dan juga calon buah hati.

Editor: Dwi Ratih