Kelahiran

Mengenal Metode VBAC: Melahirkan Pervaginam Setelah Caesar

Mengenal Metode VBAC: Melahirkan Pervaginam Setelah Caesar

Bu, pernah mendengar kata-kata ‘once a c-section, always a c-section’ atau ‘sekali melakukan operasi caesar, selamanya akan terus operasi’? Istilah ini ternyata bisa saja tidak berlaku lagi bagi wanita yang ingin melahirkan. Sebab, mereka yg sudah pernah melakukan c-section atau operasi caesar kini tetap bisa melahirkan secara normal atau pervaginam, lho.

Namanya Vaginal Birth After Caesarean (VBAC), ini merupakan metode yang sedang ramai dibicarakan oleh para wanita yang hendak melahirkan. VBAC merupakan sebuah cara melahirkan pervaginam atau normal setelah pernah melakukan operasi caesar pada anak sebelumnya.

Namun ternyata nggak semua wanita bisa melakukan metode ini, ya Bu. Apalagi VBAC hanya bisa dilakukan oleh para dokter yang sudah berpengalaman. Nah, biar nggak salah langkah ada baiknya kenali dulu dengan matang beberapa syarat dan risikonya seperti berikut ini, agar rencana melahirkan menggunakan metode VBAC dapat berjalan lancar.

Jadi, apa itu VBAC?


Photo source: freepik.com

VBAC atau Tolac (Trial of Labor After Caesarean) merupakan proses persalinan normal yang secara umum dilakukan setelah sebelumnya pernah melahirkan dengan metode c-section atau caesar.  Menurut American Collage of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) VBAC merupakan metode yang sangat aman dilakukan oleh wanita yang hendak melahirkan, dimana keberhasilannya bisa mencapai 60-80% dengan risiko ruptur (robek rahim) kurang dari 1%.

Hal ini tentunya didukung dengan kondisi sang Ibu yang memenuhi persyaratan dari dokter. Beberapa Ibu mungkin saja bisa memiliki kesempatan untuk melahirkan normal dengan lancar setelah pernah caesar. Namun tidak semua bisa melakukannya, sebab meskipun VBAC adalah proses melahirkan yang cukup aman akan tetapi metode ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang wanita.

Sebelum memutuskan untuk melahirkan secara VBAC, Ibu hamil harus melalui proses skrining yang panjang dan detail. Tentunya Ibu juga harus mencari informasi yang banyak mengenai dokter atau provider yang berani melakukan metode ini ya.

Apa saja yang harus dipersiapkan?


Photo source: freepik.com

Menurut dokter Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC, melalui kanal youtube Nisapedia, sebelum melakukan VBAC para Ibu sebaiknya harus memahami bahwa persalinan normal mengandung unsur 3 P, yakni power, passage dan passanger. Ibu harus meyakinkan diri untuk bisa mengejan dengan baik saat kontraksi intens dan memiliki cukup tenaga.

Ukuran bayi pun tidak boleh terlalu besar dari anak sebelumnya, yakni berkisar antara 2,5 kg hingga 3,5 kg. Selain itu ada baiknya jika sudah 36 minggu pastikan kepala bayi sudah masuk panggul. Terakhir, pastikan pula Ibu memiliki lebar panggul yang cukup serta tidak memiliki abnormalitas bentuk panggul termasuk tidak memiliki riwayat trauma.

Siapa saja yang boleh melakukan VBAC?


Photo source: freepik.com

Menurut dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Brawijaya Saharjo dan Rumah Sakit Hermina Bekasi ini, sebenarnya setiap wanita memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan VBAC asalkan memenuhi syarat berikut ini ya, Bu:

  • Pernah berpengalaman melakukan persalinan VBAC dengan lancar.
  • Usia ibu hamil tidak lebih dari 35 tahun. Sebab usia ini merupakan batasan dengan risiko melahirkan dengan komplikasi yang harus diperhitungkan.
  • Jarak kehamilan hingga lahir minimal 18-24 bulan.
  • Insisi atau sayatan operasi sebelumnya berbentuk horizontal.
  • Belum pernah melakukan operasi berat pada rahim, seperti miomektomi untuk mengangkat tumor rahim jinak (fibroid).
  • Tidak memiliki kondisi medis yang membuat persalinan melalui vagina menjadi berisiko, misalnya plasenta previa atau fibroid.

Agar rencana VBAC berjalan lancar, sebaiknya komunikasikan rencana ini dengan dokter yang menangani dan pastikan fasilitas kesehatannya memadai. Sebab, jika ruptur uteri dan pendarahan terjadi dokter hanya mempunyai sisa waktu 30 menit untuk melakukan operasi darurat.

Kondisi yang tidak memungkinkan untuk VBAC?


Photo source: freepik.com

Tidak semua Ibu bisa melahirkan dengan metode VBAC. Berikut beberapa kondisi yang kurang memungkinkan jika Ibu melakukan persalinan VBAC:

  • Pernah melakukan persalinan caesar dengan sayatan operasi dengan bentuk vertikal. Sebab, sayatan ini sangat berisiko tinggi untuk mengalami ruptur uterus saat mengejan nanti.
  • Pernah melakukan operasi berat pada rahim sebelumnya, seperti pengangkatan tumor rahim jinak.
  • Hamil di usia yang sudah terlalu tua atau diatas 40 tahun.
  • Hamil dengan berat badan berlebih atau over weight.
  • Berat bayi yang lahir lebih dari 4 kg.
  • Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu atau kurang dari 18 minggu.
  • Sedang hamil bayi kembar tiga atau lebih.
  • Selain itu beberapa dokter mungkin tidak berani mengambil risiko jika Ibu pernah menjalani operasi caesar sebanyak 2 kali.

Apa yang harus dilakukan agar bisa sukses VBAC?

  • Pastikan dokter yang menangani paham bahwa Ibu mengunginkan persalinan VBAC. Biasanya dokter akan melakukan skrining di awal untuk mengetahui apakah ibu masuk dalam kategori kandidat VBAC.
  • Lakukan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan secara rutin dan teratur setiap bulan. Tujuannya untuk mengetahui berat badan dan posisi bayi agar masuk dalam kategori syarat VBAC.
  • Ibu perlu mengelola pola makan dengan baik, agar berat badan Ibu tetap seimbang dan berat badan bayi tidak terlalu besar. Selain itu, pola makan yang baik merupakan sebuah investasi jangka panjang bagi Ibu agar tetap sehat dan memiliki kekuatan saat melahirkan nanti.
  • Jika Ibu mengalami over weight, maka Ibu perlu menurunkan berat badannya terlebih dahulu. Sebab setiap 1% penurunan berat badan yang dilakukan Ibu, maka akan memperbesar kemungkinan sebanyak 12% untuk bisa melakukan VBAC.
  • Biasakan untuk berlatih teknik pernapasan saat melahirkan sejak masa kehamilan, misalnya melalui latihan prenatal yoga. Penting untuk berolahraga rutin setiap hari agar badan tetap bugar.
  • Pelajari juga beragam posisi persalinan agar memudahkan proses melahirkan nantinya.
  • Pastikan mendapatkan informasi yang lengkap. Tanyakan pada dokter yang menangani sedetail mungkin agar Ibu semakin yakin melakukan metode ini.
  • Jika sudah yakin, saatnya untuk pasrah dan berserah diri kepada Tuhan.

Apa saja keuntungan VBAC? 


Photo souce: freepik.com

Meski tetap berisiko ternyata VBAC memiliki beragam keuntungan seperti berikut ini:

  • Proses pemulihan lebih cepat. Otomatis waktu yang Ibu habiskan untuk rawat inap di rumah sakit pun tidak akan terlalu lama. Ibu bisa segera kembali melakukan aktivitas harian bahkan nisa berjalan dengan normal segera setelah melahirkan.
  • VBAC dapat membantu menekan risiko terjadinya perdarahan, infeksi, pembekuan darah, atau cedera organ yang mungkin terjadi selama persalinan.
  • VBAC dapat menururnkan risiko buruk di kehamilan berikutnya. Apalagi jika melakukan operasi caesar berulang akan meningkatkan risiko potensi masalah kesehatan di kehamilan selanjutnya.
  • VBAC adalah prosedur yang tepat jika Ibu berencana memiliki banyak anak.

Akan tetapi, hal-hal di atas tidak akan ada artinya jika Ibu tidak memiliki usaha serta niat dan tekad yang bulat untuk memperlajari segala hal tentang VBAC. Agar lebih paham mengenai VBAC Ibu juga bisa mengikuti kelas persalinan yang turut membahas mengenai VBAC.

Penulis: Aprilia Ramdhani
Editor: Dwi Ratih