Mendekati waktu melahirkan itu, rasanya campur aduk antara bahagia karena akan segera berjumpa dengan buah hati, dan khawatir akan proses melahirkan yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana. Makanya, penting, nih, Bu, untuk mengetahui seperti apa tanda-tanda janin masuk panggul.
Kapan, sih, sebetulnya janin mulai masuk ke panggul? Hal ini berbeda pada tiap kehamilan, berbeda pada tiap ibu, juga tidak ada waktu yang pasti. Ada, yang terjadi hanya beberapa jam saja sebelum melahirkan, ada juga yang sudah terjadi mulai dari beberapa minggu sebelumnya.
Bagi ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya, proses ini akan lebih mudah dan singkat. Sedangkan bagi ibu yang baru akan melahirkan untuk pertama kali, biasanya membutuhkan waktu yang lebih panjang, kemungkinan disebabkan oleh tubuh (panggul) memerlukan waktu untuk menyesuaikan.
Jika Ibu merasa janin sudah masuk ke panggul, segera dicek ke dokter, ya, Bu, supaya dokter bisa memperkirakan waktu kelahiran janin.
Tanda-tanda janin masuk panggul juga berbeda pada setiap ibu, di antaranya:
Bagian Bawah Perut Menurun
Perut akan terlihat menurun dan lebih besar (lonjong), kira-kira bentuknya seperti hidung jika dilihat dari samping. Saat ini, ketika Ibu duduk, terasa seperti sedang memangku bayi. Ibu yang senang berfoto semasa mengandung, akan lebih mudah melihat perubahan bentuk perut Ibu dari bulan ke bulan.
Selain itu, Ibu juga akan bernapas lebih mudah dan ringan, ya, karena bayi sudah mulai turun. Sebelumnya, di trimester ketiga ini, posisi bayi ada di bawah rusuk Ibu. Meningkatnya volume darah dan meluasnya uterus hingga ke dekat rusuk, juga menyebabkan Ibu sulit bernapas selama masa kehamilan. Bahkan, banyak juga ibu yang bisa ‘merasakan’ kepala bayinya berada di antara kedua tulang panggul, semakin bayi turun, akan semakin terasa tidak nyaman, apalagi jika Ibu melakukan banyak kegiatan.
Kontraksi Palsu
Braxton hicks atau kontraksi palsu, akan semakin sering terasa. Sepertinya, kontraksi palsu adalah istilah ‘jaman sekarang’, nih, Bu, karena orangtua kita dulu banyak yang tidak mengenal istilah ini. Kontraksi palsu ini ibarat ‘pemanasan’ sebelum datangnya kontraksi sungguhan. Kontraksi palsu biasanya akan segera hilang ketika Ibu berganti posisi atau berjalan.
Sedikit informasi mengenai braxton hicks, banyak calon ibu yang menggambarkan kontraksi palsu ini terasa seperti kram pada saat menstruasi. Disebut kontraksi palsu, karena tidak menyebabkan pembukaan serviks. Jika dibandingkan dengan kontraksi sungguhan, pastinya kontraksi palsu tidak terlalu menimbulkan sakit, jarak waktu di antaranya tidak teratur, dan rasa sakitnya tidak semakin meningkat. Ketika braxton hicks ini berlangsung, rasa nyerinya juga bisa terasa hingga ke sekitar vagina.
Ada pun yang memicu terjadinya braxton hicks, yaitu ibu atau bayi yang sangat aktif, sentuhan pada perut Ibu, kandung kemih yang penuh, melakukan kegiatan seks dan dehidrasi. Untuk mengurangi kontraksi palsu, ubah posisi Ibu, misalnya, ketika Ibu berbaring, cobalah bangun, mandi air hangat sejenak, perbanyak minum air putih, minum susu atau teh herbal (tetap ikuti anjuran dokter agar lebih aman).
Mukus Bertambah.
Mukus atau lendir, akan semakin banyak keluar. Ibu akan merasakan bagian vagina terasa basah. Teksturnya seperti putih telur mentah. Adanya mukus ini adalah hal normal, dan berfungsi untuk menghalau bakteri masuk ke dalam rahim.
Terjadi Perdarahan
Kombinasi antara posisi kepala janin yang mulai masuk ke rongga panggul dan kontraksi sebelum persalinan, menjadikan dinding rahim perlahan menipis, dan hal ini bisa menyebabkan ‘sumbat’ yang awalnya berfungsi untuk menyumbat mukus (lendir), akhirnya terbuka. Lendir ini, ada yang wujudnya berserabut, ada pula yang kental dan lengket. Nah, pembuluh darah (pada dinding rahim) akan ikut pecah, seiring rahim Ibu menipis, makanya, pada saat ini, biasanya akan keluar sedikit darah bercampur lendir dari rahim Ibu. Setelah darah ini muncul, biasanya Ibu akan melahirkan dalam waktu dekat.
Nyeri punggung
Namanya juga sedang hamil, membawa bayi di dalam perut, kan, lama-lama terasa berat juga, maka, nggak, heran kalau Ibu jadi sering sakit punggung, terutama di bagian bawah. Nah, mendekati kelahiran si janin, nyeri ini bakal bertambah, nih, Bu, selain karena ia semakin besar, bagian-bagian organ reproduksi Ibu juga semakin meregang.
Nyeri punggung selama kehamilan disebut juga dengan istilah pelvic girdle pain, yang rasa nyerinya melingkupi bagian tengah punggung ke bawah, pinggul hingga ke sekitar tulang kemaluan. Karena kita mesti berhati-hati dengan obat-obatan, maka sebaiknya gunakan cara alami untuk meredakan nyeri punggung tersebut.
Beberapa tipsnya adalah dengan bergerak atau berolahraga. Berolahraga baik untuk mengurangi tegangan pada otot. Contoh olahraga yang disarankan adalah berenang dan senam. Senam juga, nggak, boleh sembarangan, ya, Bu. Supaya aman, Ibu bisa ikut kelas senam hamil dengan instruktur yang bersertifikat. Lakukan olah pernapasan. Bertambahnya berat badan dan janin yang semakin besar, bisa membuat organ pernapasan kita tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya, nah, olah pernapasan ini bisa membantu otot-otot kembali rileks.
Meningkatnya Nafsu Makan
Semakin mendekati waktu melahirkan, jadi semakin sering ingin makan, nih, Bu. Penyebabnya adalah, sebelumnya, posisi bayi yang terasa seperti ‘memenuhi’ rongga perut Ibu, nah, ketika bayi mulai turun, maka rasa ‘penuh’ tersebut berkurang, sehingga membuat Ibu bisa makan dengan lebih nyaman. Selain itu, keluhan lain seperti perut kembung, dan gangguan organ pencernaan juga semakin berkurang.
Pada dasarnya, lapar terus semasa hamil, juga disebabkan oleh kebutuhan janin akan nutrisi. Memuaskan rasa lapar boleh-boleh saja, tapi selalu jaga asupan Ibu. Ingat, nih, Bu, anggapan ‘makan untuk dua orang’, adalah salah.
Beberapa tips untuk menjaga asupan selama mengandung
Cegah dehidrasi
Seringkali Ibu merasa mesti makan, padahal sebenarnya, tubuh Ibu sedang membutuhkan air. Ibu hamil butuh air lebih banyak daripada biasanya, terutama jika cuaca sedang panas. Hindari minum soda dan soft drink, yang hanya akan meningkatkan kalori dan gula pada tubuh.
Mengutamakan nutrisi
Hal ini jauh lebih penting daripada sekadar makan dan kenyang. Pilih makanan sehat seperti karbohidrat tinggi serat (whole grain dan buah-buahan), protein dan lemak sehat (kacang-kacangan dan susu). Pastinya pilihlah makan yang masih segar dan masak hingga benar-benar matang.
Stok makanan sehat
Senang makan camilan? Lebih baik mengemil buah-buahan atau sayuran. Supaya lebih praktis, potong-potong beragam buah dan simpan dalam satu wadah di kulkas. Ibu juga bisa membuat jus segar atau semangkuk sayuran rebus. Alasan lain menyiapkan camilan sehat sekaligus adalah agar Ibu, nggak, merasa repot dan akhirnya lebih memilih biskuit karena praktis.
Mengatur pola makan
Walaupun sedang membutuhkan asupan ekstra, tapi, nggak, boleh berlebihan juga, ya, Bu. Ibu mesti pintar mengatur pola makan saat hamil, misalnya memperbanyak makan tapi dengan porsi yang dibuat kecil-kecil. Bila Ibu khawatir akan kelebihan kalori, silakan berkonsultasi dengan dokter mengenai kebutuhan kalori Ibu.
Menghadiahi diri
Bukan berarti sama sekali tidak boleh, sesekali Ibu tetap bisa, kok, menikmati camilan yang sesungguhnya. Tapi, tetap mesti bijak dalam memilih. Misalnya, silakan nikmati sepotong cokelat, tapi sekadar untuk ‘mengobati’ keinginan. Dark chocolate pastinya adalah pilihan yang lebih baik dibanding cokelat susu atau cokelat karamel.
Ingin Buang Air Kecil
Sering kebelet buang air kecil? Hal tersebut wajar, kok, terjadi pada ibu hamil, bahkan mulai terjadi di awal kehamilan. Kebalikan dari rongga pernapasan dan perut yang terasa semakin lapang, kepala bayi yang terus menekan ke bawah, bakal membuat Ibu semakin sering perlu buang air kecil.
Selain karena tekanan dari turunnya bayi, dan ukuran bayi terus membesar, kenapa, sih, kita sering merasa ingin pipis terus selama hamil? Penyebabnya adalah hormon hCG. Hormon kehamilan ini meningkatkan peredaran darah ke area rahim, yang sebetulnya bisa meningkatkan gairah seks semasa hamil, namun, hormon ini turut meningkatkan peredaran darah ke ginjal. Karena ginjal bekerja semakin baik, maka air seni keluar dengan lancar dan sering. Untuk mengatasi sering buang air kecil ini, cobalah untuk menyelesaikan berkemih dengan baik. Kurangi konsumsi makanan dan minuman (terutama) yang mengandung kafein, karena kafein merupakan diuretik, yaitu memicu buang air kecil. Juga kurangi minum sebelum tidur. Tapi, bukan
Berarti Ibu harus membatasi minum, ya, karena Ibu dan janin amat membutuhkan cairan, dan dehidrasi bisa menyebabkan infeksi saluran urin.
Posisi untuk Membantu Janin Turun ke Panggul
Nah, bagaimana kalau sudah mendekati waktunya melahirkan, tapi belum ada tanda-tanda janin masuk panggul? Jangan panik dulu, ya, Bu, belum tentu diharuskan melahirkan dengan operasi caesar, kok. Untuk membuat bayi turun ke posisi semestinya, Ibu bisa melakukan beberapa tips sederhana berikut.
Child pose
Ini adalah salah satu gerakan yoga, nama lainnya adalah child resting pose atau balasana. Untuk mengetahui seperti apa posisi ini, Ibu bisa melihatnya di internet. Posisi child pose juga dikenal dengan postur untuk meredakan stres dan beragam nyeri pada bagian tubuh, seperti punggung, dan leher. Gerakan ini bisa dibilang yang paling mudah dilakukan dan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti matras yoga juga gampang ditemukan, harganya terjangkau pula. Gerakan lainnya adalah melakukan squat atau jalan-jalan, yang bermanfaat untuk membuka jalur panggul dan meregangkan otot-otot panggul.
Pelvic tilt
Atau ironing board technique. Betul, teknik ini memakai papan setrikaan untuk melakukannya, ya, walaupun masih ada alat lain sebagai penggantinya, misalnya gymnastic ball. Intinya, pada teknik ini adalah menaikkan bokong (pinggul) dan merendahkan kepala. Sama seperti child pose, teknik ini bisa Ibu cari informasinya di internet.
Chiropractic
Lebih tepatnya adalah Webster Technique, adalah teknik untuk meluruskan panggul agar kepala bayi bisa turun dengan mudah. Namun sayangnya, di Indonesia, belum banyak praktisinya dan biayanya juga mahal.
EVC
Atau external cephalic version. Umumnya, ini adalah teknik terakhir yang digunakan kepala bayi turun ke tempat seharusnya, agar Ibu bisa melahirkan secara normal. Teknik ini dilakukan dengan menekan perut Ibu untuk mengubah posisi kepala bayi. Meskipun kesannya mengkhawatirkan, tapi cara ini aman, dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi. EVC tidak bisa dilakukan pada ibu yang mengandung janin kembar, memiliki hanya sedikit cairan ketuban atau yang mengalami plasenta previa.
Nah, Bu, karena waktu untuk bertemu si Buah Hati tinggal sedikit lagi, sudahkah Ibu mengemas barang-barang untuk dibawa ke rumah sakit nanti?
Siapkan satu tas besar atau koper, agar semua barang bisa dijadikan satu.
Medical record. Sebaiknya membawa catatan medis selama mengandung, ya, Bu, seandainya dibutuhkan untuk mengambil tindakan tertentu, maka informasi yang dibutuhkan sudah siap.
Data pribadi, misalnya KTP, kartu asuransi, dst.
Toiletries atau perlengkapan mandi, siapkan dalam satu wadah. Termasuk jika Ibu ingin memakai riasan.
Pakaian. Pilih yang mudah untuk dipakai, misalnya daster atau kimono. Jangan lupa siapkan pakaian dalam.
Pembalut. Siapkan dalam jumlah yang cukup.
Kebutuhan lainnya, seperti bantal kecil, ponsel beserta charger, dst.
Umumnya, pemeriksaan terakhir sebelum persalinan adalah pada minggu ke empat puluh. Dokter akan kembali menerangkan kemungkinan yang terjadi ketika proses melahirkan nanti. Dokter juga akan memeriksa kesehatan Ibu dan janin.
(Stephanie)