Kehamilan

Jangan Asal Hujat, Ini 12 Alasan Ibu Memilih Operasi Caesar

Jangan Asal Hujat, Ini 12 Alasan Ibu Memilih Operasi Caesar

Ibu melahirkan dengan operasi caesar maupun persalinan normal masih menjadi bahan adu mulut yang sebenarnya harus mulai dihentikan. Ketika perempuan menjalani kehamilan dan semakin mendekati momen persalinan, masih banyak lho yang menolak melakukan operasi caesar karena takut dicap oleh masyarakat sebagai Ibu yang tidak utuh.

Penilaian masyarakat tentang Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar hanya berdasar pada anggapan bahwa operasi caesar tidak sesakit seperti melahirkan normal. Seringkali penilaian masyarakat ini seolah-olah menjadi tolok ukur bagaimana seseorang harusnya menjadi Ibu. Tak bisa dipungkiri, banyak perempuan merasa “bersalah” hanya karena menjalani hidup tidak sesuai seperti penilaian masyarakat. Padahal, di mana sih letak kesalahannya?

Bila ditelusuri lebih jauh, bagaimana mungkin Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar dinilai tidak utuh, sedangkan ia mengalami perjuangan yang sama dengan Ibu yang melahirkan normal. Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar juga mempertaruhkan nyawa. Potensi perdarahan juga bisa terjadi sama seperti melahirkan normal. Kemungkinan Ibu tidak sadarkan diri pun juga ada, sama dengan saat melahirkan normal.

Baik persalinan dengan operasi caesar maupun persalinan normal sama-sama merasakan sakit dan perawatan pasca melahirkan pun sama beratnya. Bukan berarti Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar adalah Ibu yang malas mengejan. Ada kondisi medis yang menjadi pertimbangan dokter kandungan untuk melakukan operasi caesar. Ini berarti, operasi caesar pasti memiliki dasar yang jelas dan bukanlah hal yang bisa dengan mudah diputuskan begitu saja.

Berikut adalah kondisi-kondisi tertentu yang melatarbelakangi dipilihnya operasi caesar sebagai jalan persalinan:

  1. Ketuban Pecah Dini dan Pembukaan Tidak bertambah

    Kondisi ini biasanya terjadi dalam situasi darurat, sehingga operasi caesar dipilih sebagai langkah untuk mengamankan Ibu dan bayi. Ada situasi di mana kehamilan sudah cukup bulan tetapi posisi bayi belum memasuki jalan lahir. Ditambah lagi, ketuban yang pecah akan membuat air yang membantu bayi bertahan di dalam rahim keluar. Hal ini akan menyebabkan bayi kesulitan bertahan jika ia tetap di dalam rahim. Maka penting bagi tenaga medis untuk memutuskan operasi caesar sebagai langkah menyelamatkan bayi.

    Misalkan pun ketuban belum pecah, tetapi kondisi Ibu sudah berjuang menunggu bayi untuk lahir selama lebih dari 20 jam, maka tindakan operasi caesar akan dipilih untuk mengamankan kadar oksigen bayi dan kondisi fisik Ibu yang juga pasti sudah semakin menurun.

  2. Riwayat Perdarahan

    Beberapa perempuan cenderung mengalami perdarahan hebat saat melahirkan normal. Operasi caesar dipilih sebagai jalan meminimalisir perdarahan yang akan terjadi, meski bukan tidak mungkin perdarahan melebihi batas normal masih akan terjadi. Selain itu, adanya riwayat keguguran juga bisa mengarahkan Ibu pada persalinan dengan operasi caesar karena kondisi medis tertentu. Bukan tidak bisa melahirkan normal, ya. Tapi memang kondisi kehamilan Ibu akan dipengaruhi pula oleh riwayat keguguran sebelumnya. Maka penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang hal ini. Ada juga riwayat perdarahan selama kehamilan berupa flek. Seringkali perdarahan cukup banyak, sehingga menimbulkan kekhawatiran. Dokter akan menyarankan untuk bedrest, dan biasanya akan meninjau lagi persalinannya, karena jika dipaksakan melahirkan pervaginam, kemungkinan perdarahan akan semakin parah.

  3. Riwayat Operasi Caesar Sebelumnya

    Menurut laman Healthline, American Pregnancy Association sebenarnya menunjukkan data sebesar 90% perempuan bisa melahirkan melalui vagina meski telah melakukan operasi caesar di kehamilan sebelumnya. Tetapi, langkah yang disebut dengan Vaginal Birth After Caesarean ini perlu dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter. Untuk meminimalisasi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, operasi caesar lagi masih disarankan di kehamilan berikutnya.

  4. Posisi Janin Abnormal

    Posisi abnormal bayi saat waktunya lahir, atau lebih dikenal dengan bayi sungsang, menjadi alasan untuk melakukan operasi caesar. Saat persalinan, posisi kepala bayi di bawah mengarah ke jalan lahir. Tetapi jika pantat, kaki, bahu atau tangan bayi yang justru berada di jalan lahir, dan kondisi sudah lebih dari 20 jam, maka operasi caesar perlu dilakukan.

  5. Kondisi Darurat Janin

    Kondisi darurat janin dialami karena berkurangnya kadar oksigen dalam rahim. Biasanya berupa detak jantung janin tidak normal (bisa lebih cepat atau justru lebih lambat). Ada pula kondisi di mana janin diketahui mengalami kondisi tidak bisa bertahan pada persalinan normal, sehingga langkah operasi caesar perlu ditempuh.

  6. Bayi Lebih dari Satu

    Kehamilan kembar 2, 3 atau seterusnya akan disarankan untuk melahirkan dengan operasi caesar. Faktor yang melatarbelakangi juga cukup beragam, seperti demi mengamankan kadar oksigen, posisi salah satu atau semua bayi tidak mendekati jalan lahir, serta menjaga Ibu dari kelelahan dan stress hebat karena proses persalinan yang lebih lama.

  7. Masalah Plasenta dan Tali Pusar

    Letak plasenta seharusnya berada di atas, jauh dari jalan lahir. Namun apabila sebagian atau seluruh plasenta menutupi jalan lahir, tentu Ibu tidak bisa melahirkan secara normal. Keadaan ini disebut dengan placenta previa. Plasenta bisa juga keluar lebih dulu. Artinya ia terlepas bahkan sebelum persalinan terjadi. Keadaan ini disebut Abruptio Placenta. Hal ini tentu akan menyebabkan janin kekurangan oksigen untuk bertahan hidup. Selain itu, ada pula kondisi tali pusar yang keluar lewat jalan lahir lebih dulu sebelum janin lahir. Kondisi ini disebut dengan Umbilical Cord Prolapse, atau tali pusar keluar ke jalan lahir.

    Kondisi kelainan plasenta lainnya adalah plasenta akreta, di mana plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim yang menyebabkan terjadinya perdarahan baik saat kehamilan maupun persalinan. Lebih lanjut, saat persalinan, plasenta yang tumbuh terlalu dalam tadi bisa mengakibatkan plasenta tidak keluar setelah 30 menit paska melahirkan, atau disebut dengan retensi placenta. Sehingga akan terjadi perdarahan hebat. Untuk itu, bila kondisi plasenta akreta sudah diketahui saat hamil, operasi caesar akan dipilih dokter untuk mencegah perdarahan lebih hebat saat retensi placenta.

  8. Kondisi Tubuh Ibu dan Bayi

    Keberhasilan melahirkan melalui vagina juga ditentukan oleh ukuran panggul Ibu yang cukup untuk badan bayi serta ukuran bayi sesuai untuk masuk ke jalan lahir. Seringkali ditemukan kondisi di mana panggul Ibu terlalu sempit sehingga menyulitkan bayi untuk memasuki jalan lahir. Selain itu bisa juga karena berat badan bayi yang terlalu besar sehingga tidak memungkinkan untuk masuk jalan lahir. Kedua kondisi ini akan mengarah pada persalinan dengan operasi caesar.

  9. Masalah Kesehatan Ibu

    Karena kehamilan dan persalinan melibatkan Ibu dan bayi, maka kondisi kesehatan keduanya perlu diperhatikan saat persalinan. Ada beberapa kondisi medis Ibu yang membuat operasi caesar menjadi pilihan penting untuk dilakukan, yaitu:

    • Ibu mengidap Diabetes Melitus: Kadar gula yang tinggi pada darah akan mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Sehingga saat persalinan pervaginam kemungkinan kerusakannya lebih besar.

    • Ibu mengidap darah tinggi: tekanan yang tinggi pada dinding pembuluh darah saat persalinan normal dapat membuat jantung Ibu stress. Ini akan memicu terjadinya serangan jantung. Tekanan darah tinggi juga mengakibatkan pre-eklampsia pada bayi.

    • Ibu terinfeksi virus Herpes atau HIV: kedua jenis virus ini akan membahayakan bayi jika dilahirkan melalui vagina. Bayi akan tertular dan penangannya akan lebih sulit.

    • Ibu memiliki masalah penglihatan: Ibu yang memiliki mata minus, plus atau silindris seringkali dikaitkan dengan persalinan Caesar. Tetapi sebetulnya yang menjadi fokus adalah tingkat ketebalan retina. Jika Ibu dengan masalah penglihatan memiliki retina yang tebal, maka Ibu masih bisa melahirkan normal, tetapi jika retina tipis, maka operasi caesar akan dipilih. Hal ini untuk mencegah terjadinya robekan retina saat mengejan.

  10. Bayi Cacat Lahir

    Kesehatan bayi di dalam kandungan juga penting, bukan. Bayi memiliki kemungkinan untuk lahir dalam keadaan cacat. Baik karena masalah selama kehamilan atau masalah saat menuju persalinan. Bayi dengan Hidrosefalus, misalnya. Ini disebabkan karena adanya cairan yang masuk ke otak bayi dalam jumlah besar dan biasanya terjadi saat persalinan. Hal ini akan mengubah bentuk kepala serta fungsi otak dan tubuh bayi secara keseluruhan. Operasi caesar dilakukan untuk mengurangi kemungkinan ini saat ada masalah pada persalinan normal.

  11. Kelahiran Prematur

    Bayi yang harus dilahirkan sebelum saatnya atau disebut juga dengan kelahiran prematur perlu dilakukan tindakan operasi caesar. Hal ini untuk membantu bayi segera mendapatkan perawatan optimal. Persalinan normal akan memakan waktu lebih lama sehingga kemungkinan bayi akan kekurangan oksigen jika dipaksakan lahir normal.

  12. Trauma Berat Persalinan Sebelumnya

    Trauma bersalin sangat mungkin terjadi. Persalinan melalui vagina pada kehamilan sebelumnya bisa mengakibatkan trauma berat pada sebagian Ibu. Hal ini membuat Ibu jadi takut hendak berhubungan seksual, takut hamil lagi, dan takut bersalin lagi. Biasanya, Ibu dengan trauma pasca persalinan sebelumnya seperti ini memilih untuk melakukan operasi caesar pada persalinan berikutnya.

Dari banyaknya alasan yang melatarbelakangi keputusan operasi caesar untuk melahirkan, dapat diketahui bahwa operasi caesar bukanlah hal yang buruk atau akan menjadikan seorang Ibu buruk. Apapun jenis persalinannya, indikasi medis haruslah menjadi bahan pertimbangan utama untuk menyelamatkan Ibu dan bayi. 

Penulis: Dwi Ratih