Keluarga

5 Bentuk Apology Language Dan Contohnya Dalam Pernikahan

5 Bentuk Apology Language Dan Contohnya Dalam Pernikahan

Tak hanya love language, ada juga istilah tentang apology language. Nah, biasanya apology language digunakan untuk menunjukkan rasa bersalah, dan bermaksud memohon maaf.

Seperti halnya love language, apology language juga memiliki beberapa bentuk. Bentuk-bentuk permohonan maaf ini, bisa digunakan dalam berbagai macam hubungan, terutama dalam hubungan pernikahan.

Apology language dikembangkan oleh Gary Chapman, PhD, bersama Jennifer Thomas pada 2008, dalam buku berjudul The Five Languages of Apology. Love language sendiri juga merupakan besutan dari Chapman, di mana Chapman membagi beberapa jenis bahasa cinta, berdasarkan cara penyampaian dan penerimaan pasangan terhadap hal ini.

Apology language yang ia bahas pun serupa. Apology language adalah bahasan mengenai penyampaian, dan penerimaan pasangan terhadap bahasa maaf.

Apa saja jenis apology language yang Chapman kemukakan? Bagaimana contohnya dalam hubungan pernikahan?

Apology language dalam pernikahan

1. Mengungkapkan penyesalan


Bahasa maaf yang pertama adalah dengan cara mengungkapkan penyesalan. Jenis yang satu ini, biasanya memang paling umum diucapkan sebagai langkah pertama ketika seseorang meminta maaf.

Hanya saja karena paling umum diucapkan, apology language yang satu ini sering disalahgunakan. Jika seharusnya diucapkan dengan penuh ketulusan, ungkapan penyesalan ini seringnya hanya sebatas di mulut saja.

Banyak orang yang tidak tulus dan tidak bertanggung jawab asal mengucapkan “Aku minta maaf” hanya agar masalah berhenti di situ. Bila ingin menggunakan apology language ini, sebaiknya gunakan dengan bijak dan ungkapkan dengan tulus, ya Bu.

Contoh penggunaan ungkapan penyesalan ini dalam pernikahan adalah:

  • “Aku minta maaf ya sayang, bikin kamu khawatir karena telat ngabarin kamu”
  • “Sayang maaf banget hari ini kita batal dinner di luar karena aku ada meeting mendadak”
  • “Aku minta maaf udah nyakitin kamu ya sayang”
  • “Maaf aku lupa ulang tahun pernikahan kita”.

2. Menerima tanggung jawab


Bentuk bahasa maaf berikutnya adalah, menerima dengan pengakuan. Pengakuan ini dilandaskan pada rasa tanggung jawab orang yang sedang minta maaf.

Melansir dari Choosing Therapybahasa maaf ini mengharuskan orang yang minta maaf mengidentifikasi secara detail apa kesalahannya. Mereka akan menunjukkan, bahwa mereka benar-benar minta maaf telah berbuat kesalahan.

Contoh penggunaan bahasa maaf tipe ini adalah:

  • “Maaf ya sayang, itu sepenuhnya salahku yang nggak bisa ngertiin kamu”
  • “Harusnya aku kabarin kamu dulu kalau bakal telat jemput. Maaf ya sayang aku salah"
  • “Sayang maaf banget kamu jadi kelamaan nunggu. Ini salahku telat berangkat tadi malah jadi kena macet juga”
  • “Aku minta maaf ya sayang, harusnya aku ngerti pas kamu kemarin coba minta waktu buat ngobrol”.

3. Menyesali perbuatan salah


Melansir dari Mind Body Green, apology language Chapman dan Thomas yang ketiga ini, dijelaskan sebagai permintaan maaf yang diikuti dengan janji perubahan dan tidak akan mengulangi kesalahan.

Bagi seseorang yang mengharapkan permintaan maaf seperti ini, kata maaf saja tidak cukup. Mereka akan membutuhkan bukti nyata perubahan yang lebih baik.

Contoh penggunaan bahasa maaf ini adalah:

  • “Aku minta maaf selama ini nggak pernah bantu kamu di rumah. Mulai sekarang, tugas rumah jadi tanggung jawabku juga, ya. Aku yang bersih-bersih rumah, kamu yang urus anak-anak, ya”
  • “Maafin aku ya sayang. Aku akan atur waktuku di kantor supaya bisa pulang tepat waktu dan nggak lembur terus”
  • “Sayang aku minta maaf ya bikin kamu kesel. Aku nggak mau ngulangin ini lagi. Jangan cuekin aku ya sayang”

4. Memberi ganti rugi


Apology language yang satu ini lebih menunjukkan ganti rugi, berupa penggantian untuk kerusakan atau sesuatu yang hilang. Berbeda dari apology language yang ketiga (berbasis pada perubahan sikap dan pembuktian perilaku), memberi ganti rugi merupakan wujud permintaan maaf yang lebih nyata di depan mata.

Contohnya adalah:

  • “Kamu pasti kecewa karena aku nggak senagaja rusakin kuas make up kamu. Aku minta maaf ya. Gimana kalau kita pergi ke mall sekarang buat beli set kuas make up baru? Aku yang bayar”
  • “Maafin aku ya sayang tadi aku pecahin piring waktu bersih-bersih. Malem ini kita belanja piring baru yuk”
  • “Sayang maaf banget aku nggak bisa jemput kamu pulang kerja nanti. Jam malem aja nanti kamu siap-siap kita nonton midnight movie, yuk”

5. Memohon maaf


Bentuk apology language yang terakhir adalah, memohon maaf dari orang yang disakiti. Dalam ungkapan ini, ada kekuatan untuk minta maaf dari orang yang bersalah tapi juga memberi beban emosi pada orang yang disakiti.

Untuk orang yang memiliki paham “memaafkan adalah sebuah keharusan jika yang bersalah sudah minta maaf”, apology language ini akan sedikit memberatkan. Apalagi kalau orang yang bersalah langsung minta maaf begitu saja setelah melakukan kesalahan.

Jadi seperti agak didesak untuk segera memaafkan. Padahal yang disakiti juga perlu waktu untuk mengkondisikan perasaannya.

Contoh permohonan maaf ini adalah:

  • “Plis maafin aku ya sayang, plis”
  • “Aku mohon maaf sebesar-besarnya sama kamu karena keluargaku udah nyakitin kamu kayak gini”
  • “Aku tahu aku salah, tapi aku harap kamu bisa maafin aku karena aku masih suami kamu”
  • “Aku harap kamu bisa maafin kesalahan aku ini meskipun butuh waktu lama buat kamu”

Beragam bentuk apology language ini, hendaknya diungkapkan sesuai kondisi dan keadaan yang tepat. Jangan sampai permohonan maaf yang disampaikan tidak tulus, dan hanya akan semakin menyakiti pihak yang disakiti.

Jadi, bentuk apology language apa yang paling sering kamu gunakan untuk minta maaf pada pasanganmu?

Editor: Aprilia