Keluarga

6 Cara Agar Tidak Mudah Marah Saat Anak Berulah

6 Cara Agar Tidak Mudah Marah Saat Anak Berulah

Anak berulah, ingin rasanya mencari cara agar tidak mudah marah. Tapi emosi ini terasa memenuhi hati juga pikiran dan membuat Ibu ingin ngomel panjang lebar.

Hanya saja emosi meledak-ledak juga tidak baik bila terus-menerus dipelihara. Apalagi kalau sasarannya adalah anak. Bisa menimbulkan ketakutan dan trauma berlebih pada anak.

Belum lagi ketika memandangi anak tidur, ada perasaan bersalah yang kadang menghantui. Bikin Ibu berjanji nggak akan marah lagi esok hari, sayangnya hal ini malah diulangi.

Lalu, gimana sih cara agar tidak mudah marah dan emosi meledak-ledak ketika menghadapi si kecil yang sedang berulah?

Marah pada anak


Marah adalah emosi yang wajar dialami manusia. Apalagi dengan banyak hal yang harus dipikirkan, atau ditangani tiba-tiba ditambah dengan kejutan-kejutan tak disangka dari anak.

Mulai dari bertengkar dengan saudara, berebut mainan, rewel, menumpahkan sesuatu, atau hal-hal lain yang dilakukan anak-anak yang membuat kepala Ibu seperti ingin pecah. Namun sebelum menumpahkan emosi meledak-ledak ini, Psychology Today memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana kita saat marah pada anak. 

Coba bayangkan ketika seseorang sedang marah pada Ibu, dengan ukuran tubuh 3 kali lebih besar dari tubuh Ibu, dan kemarahan yang seperti petir menggelegar berlipat-lipat menakutkannya. Bayangkan juga bila seseorang itu adalah orang yang selalu Ibu cari, dunia ternyaman Ibu, dan tempat yang paling Ibu cari. 

Terasa sangat menyakitkan, bukan? Inilah yang ternyata dirasakan oleh si kecil, ketika menghadapi Ibu yang sedang marah. Maka, semarah apapun Ibu, mari mencoba berbagai cara agar tidak mudah marah pada anak yang sedang berulah. Sebab sejatinya, emosi meledak-ledak itu bisa kita kendalikan, lho!

Cara agar tidak mudah marah pada anak

1. Kurangi bicara


Kurangi menjelaskan panjang lebar, mengulangi perkataan atau bertanya terus menjadi cara agar tidak mudah marah pada anak. Karena ketika marah sudah terlepas, mulut terasa sangat mudah merangkai begitu banyak kata untuk dilontarkan.

Fokus pada penjelasan sederhana namun tegas, kemudian validasi perasaan si kecil dan terapkan batasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Sampaikan juga dengan singkat bahwa, yang sedang anak lakukan ini membuat Ibu marah dan anak sebaiknya tidak melakukan hal tersebut.

2. Fokus kendalikan emosi diri


Ibu tidak bisa mengontrol tantrum dan marahnya anak, tapi Ibu bisa mengendalikan reaksi diri. Ingat, si kecil mungkin belum sepenuhnya memahami emosi dan masih belajar mengekspresikan keinginannya.

Empowering Parents menyarankan Ibu untuk bicara pada diri sendiri dulu sebelum meledak, sebagai cara agar tidak mudah marah saat anak berulah. Pikirkan dulu reaksi seperti apa yang aman dikeluarkan untuk mengatasi masalah saat itu. Berhenti sejenak, lalu pikirkan satu persatu:

  • Hal ini terjadi karena apa ya?
  • Apa dampaknya jika aku marah pada anak?
  • Ada solusi kilat nggak ya tanpa harus marah?

‘Ngobrol’ dengan diri seperti ini merupakan cara agar tidak mudah marah, meski masalah tersebut cenderung sepele. Sekadar susu yang tumpah atau piring makanan yang jatuh.

3. Jangan langsung memberikan hukuman untuk anak


Saat si kecil melakukan kesalahan, rasanya ingin buru-buru memperbaiki, memberikan hukuman dan kasih petunjuk ini-itu. Namun, hal ini susah diterima saat Ibu menyampaikan dengan suara tinggi dan ekspresi garang.

Nggak ada salahnya tunda memberikan hukuman atau nasehat sederhana sebagai cara agar tidak mudah marah. Tunda hingga beberapa jam setelahnya atau keesokan harinya, setelah Ibu dan si kecil merasa lebih tenang.

Supaya bisa ngobrol dengan lebih nyaman. Hal ini bikin nasehat yang hendak Ibu sampaikan jadi lebih mudah diterima anak.

4. Hela nafas dan hitung sampai 10


Cara agar tidak mudah marah berikutnya adalah dengan menghela nafas. Hela nafas adalah tombol pause untuk Ibu. Menghela nafas akan memberi jeda untuk tubuh yang sedang marah ini, menenangkan diri dan mereda perlahan.

Hitung mulai dari satu sampai 10 untuk membantu otak berpikir secara logis, tentang apa yang sebenarnya membuat kita marah dan bagaimana cara untuk mengatasi ini tanpa marah.

5. Minum air putih


Berdasarkan penelitian di tahun 2014 yang berjudul Effect of Changes in Water Intake on Mood of High and Low Drinkers ditemukan bahwa, kelompok LOW yang minum air lebih sedikit bila diberi air lebih banyak menghasilkan  perubahan pada mood ke arah yang lebih baik.

Minum air dan mood sangat berkorelasi. Karena otak yang kekurangan cairan, lebih sedikit memiliki kadar oksigen, sehingga memperburuk mood dan fungsi otak lainnya.

Sedangkan jika suplai oksigen ke otak lancar dengan cukup minum air putih, mood seseorang bisa lebih tenang dan bisa berpikir lebih fokus. Kemungkinan untuk marah dapat ditekan. Nggak heran kalau minum air putih jadi cara agar tidak mudah marah, ya Bu.

6. Time out untuk diri sendiri


Adakalanya, saat sudah mencoba tenang tapi marah masih menguasai diri ya, Bu. Kalau sudah begini, Ibu boleh lho menjauhkan diri sejenak dari anak. Istilahnya, Ibu sedang memberi time out untuk diri sendiri.

Lakukan cara agar tidak mudah marah ini jika Ibu sudah benar-benar ingin meledak, dan merasa tidak bisa mengendalikan marah. Menjauh dari sumber kemarahan akan membantu emosi mereda.

Karena meredanya emosi tidak instan, maka perlu waktu sampai Ibu bisa mencerna apa yang terjadi dan tahu harus bagaimana dengan anak. Saat akan menjauh, Ibu bisa katakan ini:

“Saat ini Ibu sangat marah. Ibu butuh waktu 10 menit untuk tenang, jadi Ibu akan ke dapur dulu. Kakak jadi anak baik sampai Ibu nanti kembali lagi, ya.”

Mempraktekkan cara agar tidak mudah marah, mungkin tidak semudah membaca teorinya. Tapi Ibu pasti bisa melakukannya, dan memberi contoh yang baik pada anak dalam mengatasi marah.

Respon dan reaksi Ibu saat marah akan menjadi contoh bagi anak untuk melakukan hal serupa saat mereka marah. Beberapa kali kelepasan wajar saja kok, Bu. Ingatlah untuk minta maaf pada anak saat sudah tenang agar anak juga belajar bagaimana memaafkan diri yang marah dan minta maaf pada orang yang mungkin tersakiti.

Editor: Aprilia