Keluarga

7 Tips Saat Membawa Bayi ke Bioskop

7 Tips Saat Membawa Bayi ke Bioskop

Bisa pergi ke bioskop untuk menyaksikan film terbaru, apalagi jika dimainkan oleh aktor / aktris favorit, merupakan sebuah kemewahan tersendiri bagi ibu. Masalahnya, semua hal menyenangkan itu terkadang sulit dilakukan, terlebih jika ibu memiliki bayi yang usianya baru hitungan minggu atau bulan. Tidak sedikit ibu yang kemudian bertanya: “Boleh atau tidak ya membawa bayi ke bioskop?”

Hingga saat ini, perdebatan mengenai boleh atau tidaknya bayi (di bawah usia 1 tahun) dibawa ke bioskop belum mencapai titik terang. Ada ibu menganggap boleh-boleh saja, namun tidak sedikit yang dengan ketat melarang bayi berada di bioskop, mulai dari alasan kesehatan hingga urusan etika orang tua di bayi itu sendiri.

Memang, ketika bayi masih berusia di bawah 2 tahun, sistem imunitas di dalam tubuhnya belum sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi rentan terkena kuman, virus, maupun bakteri ketika berada di lingkungan yang tidak bisa ibu kontrol higienitasnya, termasuk bioskop. Belum lagi, orang-orang mungkin akan gemas dengan bayi ibu sehingga ingin, minimal, menyentuhnya di kala ibu tidak mengetahui apakah orang itu sedang sakit atau berpotensi menularkan virus tertentu.

Sekalipun ibu bisa menjamin kebersihan lingkungan untuk si bayi, banyak ibu yang juga mempertanyakan alasan ibu lain yang membawa bayinya ke bioskop. Pasalnya, bayi seharusnya lebih banyak bergaul dengan lingkungan primernya, seperti orang tua maupun saudara-saudaranya.

Psikolog anak, Ratih Zulhaqqi, termasuk salah satu orang yang melarang orang tua untuk membawa bayinya ke bioskop. Menurutnya, membawa bayi ke bioskop menandakan buruknya kontrol diri orang tua yang tidak mendahulukan kepentingan anak di atas kepentingan pribadinya. Pasalnya, jika ibu ingin hiburan untuk melepas stres selama berada di rumah, ibu bisa menonton film lewat streaming atau memilih hiburan lain.

“Harus dipertanyakan ketika mereka (orang tua) tidak memikirkan aspek terpenting di dalam hidup mereka (anak),” kata Ratih.

Meski banyak mengundang kontroversi, tidak sedikit ibu yang beralasan bahwa mereka butuh untuk melakukan aktualisasi diri, salah satunya dengan pergi ke bioskop. Ibu pantas mendapat hiburan dalam bentuk apapun demi menghindari stres dalam merawat bayi, terlebih jika ibu tidak memiliki asisten dalam mengurus bayi.


Pertimbangan sebelum Membawa Bayi ke Bioskop

Jika memang sudah tidak tertahankan, ibu boleh kok pergi ke bioskop dengan membawa bayi. Biar bagaimanapun, bayi ibu harus selalu diperhatikan, namun ibu juga tidak boleh mengabaikan kebutuhan non-fisik ibu seperti mendapatkan liburan atau sekedar menyalurkan hobi lama seperti menonton ke bioskop.

Sebelum membawa bayi ibu ke bioskop, ada baiknya ibu mempertimbangkan hal-hal berikut ya.


  1. Pastikan bayi dalam kondisi sehat

    Ketika menjadi orang tua, tentu kebutuhan anak adalah nomor satu, termasuk ketika ibu mempertimbangkan untuk membawanya ke bioskop. Pastikan bayi dalam keadaan sehat, tidak memperlihatkan gejala penyakit tertentu, tidak terlihat lemas atau lesu, maupun belum lama sembuh dari penyakit tertentu.

    Atas dasar pertimbangan terhadap banyaknya kuman dan virus serta bakteri yang mungkin bertebaran di bioskop, ibu sebaiknya menunda kegiatan ini ketika bayi tengah dalam kondisi kurang sehat. Tentu ibu tidak ingin membuat kondisi bayi tambah parah, bukan?


  2. Pastikan bayi bisa beradaptasi cepat

    Tidak semua bayi tergolong supel dan mudah diajak ke sana-sini, apalagi ke bioskop. Ada pula bayi yang tergolong memiliki kebutuhan tinggi alias high need baby. Bayi jenis ini biasanya mudah rewel, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, serta sensitif terhadap banyak hal yang ujung-ujungnya membuat ia sulit duduk manis dan tidur dengan tenang.

    Film dengan sinar yang terlalu terang, efek suara yang menggelegar, hingga kondisi studio bioskop yang redup bahkan gelap bisa menghadirkan kegelisahan dalam diri bayi. Sebaiknya, ibu menunda untuk menghibur diri dengan nonton film ke bioskop jika memang memiliki bayi yang mudah rewel jika tidak ingin mengambil risiko untuk pulang lebih awal dari bioskop karena bayi terus menangis ataupun tantrum sepanjang pemutaran film sehingga mengganggu penonton yang lain.


  3. Tidak akan sama

    Ibu perlu mengingat bahwa menonton ke bioskop dengan bayi tidak akan sama rasanya dengan ketika ibu menonton bioskop saat masih lajang atau hanya berdua dengan suami. Ibu akan sesekali ‘diganggu’ oleh bayi yang, misalnya, ingin menyusu, ingin digendong, atau dinyanyikan lagu pengantar tidur di tengah-tengah pemutaran film bioskop.

    Merupakan sifat alamiah bayi untuk selalu ingin diperhatikan oleh orang tuanya, jadi siapkan diri untuk multitasking saat menonton film bioskop ya, Bu. Biar bagaimanapun, kepentingan bayi adalah prioritas orang tua, bukan?


  4. Mengecek review film

    Meskipun bayi belum bisa memahami isi dari film yang diputar di bioskop, tidak ada salahnya bagi ibu untuk melakukan pengecekan terhadap film yang akan ibu tonton. Pilihlah film yang memiliki durasi yang tidak terlalu lama, sekitar 90 menit hingga 120 menit saja. Hal ini untuk mengantisipasi bayi merasa bosan berada di dalam studio bioskop sehingga ibu harus menyudahi waktu menonton lebih awal. Tidak enak kan kalau harus keluar studio di saat film justru lagi seru-serunya?


  5. Siap mental

    Apapun alasan ibu membawa bayi ke bioskop, keputusan itu tetaplah tidak populer. Jangan kaget ketika ibu mendapat pandangan tidak suka, bahkan diusir, oleh orang-orang yang menonton film yang sama ketika melihat ibu membawa bayi di bawah usia 1 tahun ke dalam studio bioskop.

    Bahkan sebelum ibu menyaksikan film, ibu mungkin tidak akan diperbolehkan memasuki studio karena memang ada beberapa bioskop yang tidak memperbolehkan sama sekali bayi ikut menonton film bioskop. Hal semacam ini pun sudah pernah beberapa kali muncul petisi di laman change.org, di mana ada yang meminta bioskop secara tegas menerapkan larangan khusus agar tidak ada satupun bayi yang boleh masuk ke dalam bioskop.

    Adanya penolakan dari banyak pihak membuat tidak sedikit orang tua yang memilih untuk menahan diri dengan tidak membawa bayi ke bioskop karenanya.

    Sebagai jalan tengah, ibu sebaiknya meminta pengertian kepada orang-orang yang duduk di sekitar ibu sebelum film dimulai. Yakinkan ia bahwa bayi yang ibu bawa kemungkinan akan sedikit mengganggu, tapi ibu dan ayah akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menjaga kenyamanan menonton orang lain.

    Jika memang bayi ibu cenderung rewel selama film berlangsung, jangan segan untuk meminta maaf kepada orang tersebut. Jangan lupa juga untuk mengucapkan terima kasih atas perhatiannya setelah pertunjukan film selesai.


Tips Membawa Bayi ke Bioskop

Salah satu pandangan yang memperbolehkan bayi diajak ke bioskop ialah justru karena bayi relatif belum terlalu mobile dibandingkan anak di atas usia 2 tahun. Mereka masih mudah diatur pergerakannya karena belum bisa merangkak atau berjalan serta tidur dalam waktu yang lebih banyak dan panjang dibanding toddlers. Ibu pun bisa menikmati waktu menonton film di bioskop ketika bayi tertidur di pangkuan atau kalau memungkinkan di stroller.

Meskipun demikian, membawa bayi ke bioskop tetap banyak tantangannya, terlebih karena mereka bisa merasa tidak nyaman berada di lingkungan bioskop itu sendiri. Bayi mungkin menjadi lebih rewel dari biasanya sehingga ibu dan ayah bisa dibuat kewalahan. Oleh karena itu, ibu bisa mengikuti tips berikut ini ketika membawa bayi ke bioskop.


  1. Selalu jaga kebersihan

    Bioskop, seperti halnya tempat umum lainnya, bisa jadi sarang virus maupun bakteri yang tidak disadari oleh ibu. Di tempat umum, orang dewasa yang sehat hingga anak yang terlihat aktif pun bisa menjadi carrier penyakit tertentu yang tidak kasat mata sehingga tidak ada salahnya ibu bersikap protektif terhadap bayi selama berada di lingkungan bioskop.

    Jangan biarkan orang yang terlihat sedang sakit atau bahkan baru saja terbatuk maupun bersin mendekati bayi ibu. Mereka mungkin ingin melihat bayi ibu semata untuk mengatakan bahwa bayi ibu lucu, menggemaskan, gemuk, dan sebagainya. Namun, berikan pengertian bahwa kondisi kesehatan bayi masih rentan sehingga butuh perlindungan ekstra.

    Jangan lupa juga untuk membawa cairan pembersih tangan dan tisu basah untuk menyeka tangan maupun kaki bayi untuk mengantisipasi adanya kuman atau kotoran yang menempel selama bayi berinteraksi dengan orang lain.


  2. Pilih film yang ramah anak

    Sebelum memutuskan untuk pergi ke bioskop, ibu harus memikirkan masak-masak mengenai film apa yang akan ibu tonton. Ibu bisa mengunjungi situs resmi bioskop untuk mendapatkan informasi ini.

    Ada baiknya, ibu memilih untuk menonton film yang lebih ‘tenang’, misalnya film drama atau film dokumenter yang banyak dialog namun sedikit mengandung adegan laga maupun efek suara dentuman. Pertimbangan ini dipilih bukan karena isi film akan memiliki dampak terhadap perkembangan mental anak ya, Bu, tetapi lebih kepada kondisi kesehatannya.

    Bayi belum memiliki kecerdasan maupun akal yang sempurna. Ia belum bisa membedakan baik dan buruk sehingga sekalipun ibu menonton film dengan banyak adegan perkelahian, pola pikir bayi cenderung tidak akan terpengaruh oleh hal itu.

    Akan tetapi, di dalam film laga biasanya disisipi banyak efek suara dentuman yang keras dan memekakkan telinga, bahkan untuk orang dewasa. Asosiasi Dokter Anak Amerika (AAP) menyatakan toleransi level suara bagi bayi hanya sampai 45 desibel, sedangkan efek suara di film-film aksi bisa mencapai 90 desibel alias jauh dari ambang batas pendengaran bayi. Dengan kata lain, bayi bisa mengalami gangguan pendengaran hingga risiko ketulian jika mendengar efek suara dari film tertentu di bioskop.


  3. Bawa selimut, mainan, dan makanan ringan

    Jangan lupa membawa hal-hal yang sekiranya bisa membuat bayi tenang selama menemani ibu nonton bioskop, seperti selimut, susu, maupun makanan serta snacks-nya (jika sudah berusia di atas 6 bulan). Selimut dimaksudkan agar bayi tetap merasa hangat berada dalam studio bioskop yang dingin. Jika perlu bawa juga kaus kaki maupun sarung tangan.

    Beberapa bayi juga sangat peka terhadap cahaya yang berkedip dari layar bioskop maupun suara keras, untuk itu ibu bisa juga mempersiapkan earmuff (penutup kuping) dan kacamata khusus bayi.

    Sedangkan makanan ringan dan susu bayi dimaksudkan untuk menjaganya tetap kenyang sehingga tidak rewel sepanjang pertunjukan film. Bawalah makanan yang praktis seperti biskuit agar mudah dibersihkan. Namun jika ibu menonton di jadwal anak makan siang atau sore, pastikan ibu juga membawa alas makan maupun celemek agar tidak mengotori bangku bioskop.

    Sementara itu, mainan yang sebaiknya dibawa ke bioskop adalah yang kecil dan tidak berbunyi seperti boneka atau teether. Pastikan juga ibu membawa cairan disinfektan atau tisu basah untuk mengantisipasi mainan jatuh ke lantai bioskop yang mungkin terlihat bersih, tapi tentu tidak pasti steril.


  4. Bawa popok dan baju ganti

    Selalu bawa pakaian ganti dan popok ekstra demi kenyamanan bayi. Langsung ganti popok bayi sekiranya ibu mengetahui bahwa ia telah selesai buang air besar. Senada, baju bayi yang kotor apalagi basah harus langsung diganti. Kedua hal ini dimaksudkan untuk menjaga higienitas bayi plus menjaganya tetap nyaman sehingga terhindar dari kemungkinan bayi menjadi rewel. 


  5. Pilih waktu yang tepat

    Terkadang, ibu tergiur untuk menyaksikan film di waktu premier atau di awal pekan penayangannya. Tetapi, ketika ibu ingin membawa serta bayi ke bioskop, sebaiknya hindari waktu-waktu tersebut. Pilihlah waktu menonton yang sekiranya tidak terlalu ramai, misalnya di hari kerja (Senin-Jumat), menghindari akhir pekan maupun hari-hari libur Nasional.

    Selain itu, atur juga jadwal menonton yang bersamaan dengan jadwal makan maupun tidur bayi. Ketika anak merasa kenyang dan akhirnya tertidur, ibu bisa menikmati film lebih lama tanpa diganggu oleh tangisan bayi. Jika ibu beruntung, bayi mungkin akan tidur nyaris di sepanjang penayangan film karena suasana studio yang sejuk dan gelap.


  6. Selalu dekap bayi

    Demi keamanan bayi dan kenyamanan orang lain, bayi tidak boleh terlepas dari genggaman atau dekapan ibu. Studio bioskop akan gelap selama penayangan film sehingga berbahaya bila bayi tiba-tiba ‘menghilang’ karena merangkak ke bawah kursi atau berada di tangga studio.

    Penting juga bagi orang tua untuk tidak melirik ke telepon genggam selama penayangan film di bioskop untuk menghindari hilangnya fokus pengawasan pada bayi. Dengan kata lain, meski ibu dan ayah menikmati film yang sedang tayang, jangan lengah terhadap keberadaan anak ya.


  7. Keluar dari studio ketika bayi menangis

    Bayi bisa menangis karena banyak hal, termasuk karena tidak nyaman berada di dalam ruang studio bioskop. Oleh karena itu, orang tua harus selalu siap siaga membawa bayi keluar studio ketika menangis. Sebisa mungkin, hindari masuk ke dalam studio terlalu awal agar bayi juga tidak terlalu lama berada di dalam studio.

    Apapun alasannya, bayi yang menangis di dalam studio membuat penonton lainnya merasa tidak nyaman, apalagi jika film yang sedang ibu dan ayah tonton bukan untuk keluarga. Ketika bayi sudah tenang, ibu atau ayah bisa kembali ke dalam studio bioskop, tapi siapkan mental juga jika bayi kembali rewel dan ibu kembali harus membawanya keluar studio. Agar orang tua tidak terlalu repot keluar-masuk studio bioskop, ada baiknya ibu dan ayah memilih kursi yang berada di dekat gang.

    Terakhir, siapkan juga mental ibu untuk tidak bisa menyaksikan film hingga habis. Pasalnya, bayi mungkin akan terus menangis dan sulit didiamkan sehingga ibu dan ayah harus menyudahi sesi nonton di bioskop sebelum film benar-benar usai.


Usia yang Tepat untuk Membawa Anak ke Bioskop

Dokter anak asal Cape Fear Pediatrics, Wilmington, North Carolina, Amerika Serikat, Dr. David Hill, MD, menegaskan penggunaan media, termasuk menonton film bioskop, tidak ada manfaat sama sekali bagi bayi. Sekalipun bayi terlihat memfokuskan matanya ke layar bioskop, mereka tidak bisa memproses simbol gambar maupun suara yang keluar dari film tersebut.

Menurutnya, bayi baru bisa mengasosiasikan gambar dengan hal-hal konkret ketika ia berusia di atas 18 bulan. Saat itulah, bayi mungkin boleh mulai diperkenalkan dengan gadget, termasuk menonton film di bioskop. Dari segi fisik, bayi yang berusia 18 bulan ke atas juga lebih kuat secara fisik. Ia tidak lagi rentan terpapar virus maupun kuman yang kemungkinan ada di lingkungan bioskop.

“Butuh setidaknya 18 bulan bagi otak bayi untuk berkembang menjadi mampu memproses gambar yang dilihatnya di layar. Sebelum bayi berusia 18 bulan, ada baiknya ia lebih banyak diperkenalkan dengan interaksi lain, misalnya menyentuh wajah maupun mendengar suara orang tuanya,” kata Dr. Hill.

Jika diibaratkan dengan pepatah ‘kamu adalah apa yang kamu makan’, lanjut Dr. Hill, maka menonton bioskop bagi bayi ibarat memberikan junk food bagi otaknya. Ia mungkin akan merasa senang melihat film di bioskop, tidak menangis sepanjang penayangan film, ataupun tidur dengan nyenyak, tapi tidak ada manfaat yang didapat untuk perkembangan otaknya.

“Justru, banyak bukti yang menyatakan bahwa screen time bagi bayi di bawah usia 18 tahun hanya akan membawa efek negatif pada dirinya, seperti keterlambatan bicara (speech delay), keterlambatan membaca, bahkan gangguan tidur,” tandas Dr. Hill.


(Asni / Dok. Freepik)