Keluarga

Berhak Atas Kendali Tubuhnya, Anak Tidak Mau Dicium Bukan Tanda Sombong!

Berhak Atas Kendali Tubuhnya, Anak Tidak Mau Dicium Bukan Tanda Sombong!

Kehadiran si kecil di tengah keluarga tercinta, tentu dapat menambah kebahagiaan seluruh anggota keluarga, terutama kalau lagi berkumpul dengan keluarga besar. Anak-anak sering sekali menjadi sasaran empuk om dan tantenya untuk dipeluk atau dicium.

Wajar sekali karena peluk dan cium memang salah satu tanda menunjukkan kasih sayang. Tapi terkadang Ibu juga kerap menemui suatu momen, dimana anak tidak mau dicium atau dipeluk.

Sehingga banyak komentar kurang menyenangkan yang datang dari anggota keluarga lainnya. Sebenarnya, meski memiliki hubungan saudara, bukan berarti si kecil punya tanggung jawab menyenangkan semua orang ya. 

Anak-anak juga berhak punya waktu sendiri dalam merespon suatu hal dan wajar sekali bila anak tidak mau dicium ataupun dipeluk.

Anak tidak mau dicium, bukan tanda anak sombong


Wah, sebagai orang dewasa yang bijak, hindari memberi label anak tidak mau dicium berarti anak yang sombong dan jual mahal ya. Anak-anak meski terbilang masih kecil, ternyata punya hak penuh juga atas tubuhnya dan apa yang akan ia lakukan untuk merespons orang di sekitarnya.

Sebagai orang tua, Ayah dan Ibu juga sebaiknya tidak memaksa anak untuk bercengkrama pada anggota keluarga lain, bila hal tersebut membuatnya tidak nyaman. Ibu bisa menjelaskan pada anak tentang siapa sih orang tersebut dalam keluarga, dan membiarkan anak berinteraksi sesuai dengan kenyamanannya.

Tipe anak juga berbeda-beda, ada yang mudah berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya, namun ada juga yang perlu waktu beradaptasi. Hingga ia yakin dirinya akan merasa nyaman berada di situasi tersebut. Ayah dan Ibu juga perlu ingat bahwa anak punya hak seperti berikut:

  • Anak tidak mau dicium sembarangan oleh orang lain
  • Anak tidak mau dipeluk meski dengan saudara
  • Tidak untuk dirangkul siapa saja
  • Bukan asal sentuh, terutama pada anggota tubuhnya
  • Tidak untuk dilukai atau diatur-atur (dengan catatan anak mempunyai sikap yang baik dan juga sopan)

Beberapa anak ada yang merasa asing dengan kehadiran saudaranya, karena mungkin memang jarang bertemu. Sebagai orang yang lebih dewasa harus memaklumi hal tersebut, dan menghindari melabeli anak sombong hanya karena anak tidak mau dicium maupun dipeluk.

Melansir dari laman What To Expect, anak tidak mau dicium atau menolak pelukan kerabat dekat adalah hal yang normal, apalagi bila tampaknya si kecil memiliki kepribadian yang mandiri. Tak hanya itu saja, ketika anak tidak mau dicium, maka ia sedang menunjukkan kendali seluruh atas tubuhnya, “Ini tubuhku, aku tidak mau asal dipeluk dan cium.”

Kapan harus berkonsultasi ke dokter tumbuh kembang? Ibu dapat melakukan sesi konsultasi dengan dokter bila diketahui anak tidak mau dipeluk berikutnya, atau ketika ia menolak sentuhan fisik dalam bentuk apapun meskipun dengan orang tuanya sendiri.

Pada beberapa anak yang memiliki kondisi istimewa seperti spektrum autisme, yang cenderung menolak sentuhan dan memiliki gaya interaksi yang lebih unik. Meski tak semua bisa dirinci sama, maka ada baiknya Ibu tidak melakukan diagnosa tanpa tenaga ahli ya.

Dukung anak-anak memiliki hak penuh atas tubuhnya!


Melansir dari laman Belly Belly, anak tidak mau dicium bukan sebuah hal yang membahayakan, terutama bila ia melakukannya saat bertemu orang asing yang jarang ia temui. Alih-alih kecewa atau marah pada si kecil, justru Ibu harus mendukungnya karena anak-anak sedang belajar hal-hal berikut ini:

1. Mengajarkan tentang persetujuan

Banyak di antara orang dewasa yang langsung peluk cium anak-anak tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada anak itu sendiri. Karena menganggap anak-anak tidak mempunyai kendali apa-apa atas tubuhnya. 

Pemikiran ini salah! Anak-anak justru harus diajarkan tentang siapa saja yang boleh memegang tubuhnya, termasuk kepada kerabat terdekatnya sekalipun. Hal ini dilakukan karena manfaatnya sangat banyak sekali.

Salah satunya dapat menghindarkan si kecil pada kejahatan seksual, yang tengah marak menyerang anak-anak di bawah umur. Jadi ketika anak tidak mau dicium, Ayah dan Ibu seharusnya bangga karena si kecil sudah mulai bertanggung jawab penuh atas tubuhnya.

2. Membuat keputusan tidak ingin dipeluk

Anak tidak mau dipeluk meski dengan tantenya sendiri? Belum tentu anak membatasi pergaulannya lho. Orang dewasa di sekitarnya harus mulai paham bahwa, anak yang tidak mau dipeluk sedang mencoba membuat keputusan besar tentang apa yang terjadi dalam hidupnya.

Jangan heran sampai melabeli anak dengan berbagai macam anggapan negatif, sebenarnya ia hanya sedang tidak ingin dipeluk atau dicium, kebohongan itu keputusan yang ia buat, maka orang dewasa harus mulai menghargainya.

3. Kendali atas tubuhnya harus dimiliki setiap anak


Ketika anak tidak mau dicium, ini menandakan si kecil sudah mulai mempunyai kendali atas tubuhnya. Meski ia masih kecil dan tampak tidak berdaya ketika bertemu orang dewasa, namun rupanya kendali penuh tetap ada pada anak-anak, si pemilik tubuh tersebut.

Ketika orang dewasa mulai menghargai keputusan anak, yang berarti membiarkan anak untuk menghormati tubuhnya, maka kita telah mengajarkannya bahwa setiap orang harus memiliki kendali atas tubuhnya sendiri.

4. Kontak fisik yang dipaksakan akan terlihat aneh bagi anak-anak

Pernahkah melihat orang dewasa merasa sedih ketika anak tidak mau dicium atau dipeluk? Lalu ketika anak dibujuk dan mulai melakukannya dengan terpaksa, ia melihat orang dewasa tersebut tersenyum bahagia.

Nyatanya, hal tersebut tampak sangat aneh bagi anak-anak, seolah-olah orang dewasa di sekitarnya mengajarkan bahwa semua bisa mudah dilakukan hanya dengan rayuan atau bangunan. Apakah ini yang kita inginkan? Anak tumbuh dengan keterpaksaan?

5. Anak-anak tidak merasa hal tersebut membuatnya bahagia

Melansir dari laman Child Mind, terkadang hal-hal yang terkesan sepele dan menyenangkan bagi orang dewasa justru tidak sama dengan pemikiran anak-anak. Ada anak yang suka dengan sentuhan fisik, namun ada juga anak-anak yang punya bahasa cinta lainnya misalnya dengan pujian atau menghabiskan waktu bersama.

Bagaimana orang dewasa harus menyikapinya?


Rasanya memang menyedihkan ketika anak tidak mau dicium oleh saudaranya, tapi Ibu harus mengerti juga bahwa anak-anak punya alasan tersendiri. Orang dewasa di sekitarnya harus bisa menyikapnya juga, agar suasana menjadi tetap seru. Ini yang bisa dilakukan:

  • Alih-alih memaksa anak yang tidak mau dipeluk, lebih baik mengajaknya berinteraksi atau bermain bersama
  • Tunggu si kecil merasa nyaman, tapi tetap tidak boleh memaksa
  • Mulailah berpikir untuk menghargai tubuh anak, terutama keputusan yang ia buat
  • Hindari memberi label macam-macam pada anak, misalnya anak sombong atau tidak sopan
  • Lakukan hal lain yang membuat anak juga bahagia
  • Tidak mempermasalahkan hal remeh, kasih sayang bisa dilakukan kapanpun
  • Bentuk kasih sayang ada banyak, pilih yang lebih disukai anak-anak.

Pada dasarnya, anak tidak mau dicium mempunyai alasan yang jelas. Yuk mulai sekarang hormati keputusan anak-anak, apapun itu!

Editor: Aprilia