Keluarga

Cegah Anak Jadi Materialistis, Pelajari Tips Mengajarkan Anak Tentang Uang

Cegah Anak Jadi Materialistis, Pelajari Tips Mengajarkan Anak Tentang Uang

Financial literacy atau pengetahuan tentang uang perlu diajarkan sejak dini. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya mendidik anak tentang uang. 

Padahal butuh proses dan waktu yang cukup panjang, untuk mengajarkan anak tentang uang. Apalagi, masih banyak orang tua di luar sana yang merasa kesulitan mendidik anak terkait uang.

Tak jarang, hal ini malah membuat anak jadi kebingungan. Bahkan dalam beberapa kasus, kesalahan mendidik anak tentang uang seringkali menyebabkan anak jadi materialistis. 

Karena itu, sebelum terlambat bagi  Ibu dan Ayah untuk memulainya dari sekarang. Berikut ini merupakan beberapa tips mengajarkan anak tentang uang yang bisa diterapkan sejak dini. Apa saja? Simak selengkapnya dan jangan sampai ada yang terlewat, ya!

Kapan orang tua bisa mengajarkan anak tentang uang?

Berdasarkan hasil riset dari Cambridge University menunjukkan bahwa, orang tua bisa mengajarkan anak tentang uang sejak mereka berusia 3 tahun. Di usia ini, biasanya anak-anak mulai mempelajari angka, sehingga mereka akan memahami uang dengan cara mengamati perilaku orang-orang terdekat.

Hal tersebut ditandai dengan anak-anak yang mulai memperhatikan transaksi keuangan di sekitarnya. Misalnya, si kecil melihat Ibu membayarkan sejumlah uang saat berbelanja di swalayan. 

Nantinya, melalui proses pengamatan tersebut anak-anak mulai memahami bahwa uang adalah sesuatu yang diperlukan untuk pembelian. Sehingga, diharapkan ia bisa paham kalau uang tidak bisa digunakan sembarangan.

Apa saja manfaat mendidik anak tentang uang?

Mendidik anak tentang uang perlu dimulai sedini mungkin. Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan yang diajarkan sejak dini dapat membantu mereka dalam mengelola keuangan di masa depan. Terlebih, anak-anak bisa dengan mudah menyerap dan meniru dari apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh orang tuanya.

Lebih dari itu, mengajarkan anak tentang uang juga bisa memupuk kebiasaan menabung, berbagi terhadap sesama yang membutuhkan, hingga mengukur prioritas antara kebutuhan dan keinginan. Jadi, anak bisa lebih menghargai makna dari sekecil apapun nilai uang yang dimiliki.

Bagaimana cara mengajarkan anak tentang uang?

American Psychological Association (APA) merekomendasikan beberapa tips mengajarkan anak tentang uang secara efektif, antara lain:

1. Libatkan anak dalam diskusi keuangan 

Hindari beranggapan bahwa anak-anak tidak perlu ikut serta dalam diskusi keuangan keluarga. Sebaliknya, mereka juga perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan sesuai dengan skala prioritasnya. 

Gunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh anak seusianya. Dengan begitu, anak akan tahu bahwa ada hal-hal penting yang membutuhkan uang untuk pemenuhannya.

2. Fokus pada rencana keuangan

Setelah anak mengetahui rencana keuangan keluarga, sebaiknya Ibu dan Ayah tetap konsisten dan fokus pada rencana tersebut. Kalau perlu tulis dan tempel daftar kebutuhan yang belum terpenuhi. 

Tujuannya agar anak tidak lagi merengek atau meminta sesuatu di luar dari rencana keuangan tersebut. Hayo, pernah mengalami hal ini juga nggak, Bu?

3. Hemat bersama, habiskan bersama

Mengajarkan anak tentang uang bisa dilakukan dengan lebih menyenangkan. Cobalah untuk merencanakan tujuan bersama yang akan dicapai. 

Misalnya, Ibu dan Ayah merencanakan liburan ke Bali di saat libur sekolah. Ajak anak-anak untuk berhemat bersama, demi mencapai rencana liburan tersebut. Siapkan toples atau kaleng kosong untuk menyimpan uang, yang sengaja disisihkan tiap minggu agar anak bisa melihatnya.

4. Hati-hati dalam berbicara

Usianya yang masih kecil membuat anak-anak memiliki pola pikir yang sangat sederhana. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berhati-hati dalam berbicara perihal keuangan. 

Hindari mengatakan kalimat yang membuat si kecil merasa khawatir, karena orang tuanya tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Kalau memang sesuatu yang diinginkan si kecil belum bisa dibeli, ajak ia untuk menabung bersama terlebih dulu selama beberapa waktu.

5. Buat pos-pos pengeluaran untuk setiap kebutuhan

Terakhir, tips mengajarkan anak tentang uang dengan mudah adalah melalui bantuan pos-pos pengeluaran. Setiap kali anak menerima uang, ia harus memasukkan porsi yang telah ditentukan sebelumnya ke setiap bagian, yaitu:

  • Pos pembelanjaan: Anak-anak dapat berbelanja dengan bebas dari bagian ini.
  • Pos tabungan: Anak-anak dapat menetapkan tujuan pengeluaran dan menabung untuk memenuhi tujuan itu.
  • Pos berbagi: Dengan menyisihkan sejumlah uang untuk disumbangkan, anak-anak belajar nilai kemanusiaan untuk menolong orang yang membutuhkan.
  • Pos investasi: Bantu anak-anak belajar menabung untuk masa depan. Setelah anak memiliki cukup uang yang disimpan di bagian ini, Ibu dan Ayah dapat membantu anak membuka rekening investasi.

Apa yang perlu dipelajari anak tentang uang?

Anak-anak tidak hanya perlu mengetahui besaran nilai uang, tetapi ia juga harus dibekali dengan wawasan bahwa uang bukan sekadar alat pembayaran. Apabila digunakan dengan bijak, uang bisa memiliki kekuatan. 

Contohnya, uang dapat mewujudkan mimpi seseorang yang rajin menabung. Uang juga bisa dijadikan alat berbagi melalui kegiatan amal atau donasi di sekolah si kecil.

Tentu saja, uang bukan segalanya. Namun, segala sesuatu di dunia ini membutuhkan uang. Untuk itu, pastikan Ibu dan Ayah segera mengajarkan anak tentang uang dengan cara yang lebih baik, ya. 

Dengan begitu, seiring bertambah usia si kecil kemampuannya dalam mengelola keuangan juga semakin matang dan ia pun makin paham bagaimana cara mengelola uang. Yuk, lakukan di rumah!

Editor: Aprilia