Keluarga

Fisik Anak Paris Hilton Tuai Komentar Negatif, Ini Yang Dilakukan Sang Ibu!

Fisik Anak Paris Hilton Tuai Komentar Negatif, Ini Yang Dilakukan Sang Ibu!

Semua hal tak luput dari perhatian di dunia maya, termasuk juga yang baru-baru ini dialami oleh bintang Hollywood, Paris Hilton. Setelah unggahannya di media sosial pada akhir bulan Oktober 2023 yang menunjukkan foto dirinya dan anaknya, Paris Hilton panen komentar negatif netizen, nih.

Anak Paris Hilton dijadikan sasaran empuk komentar negatif hanya karena kepalanya tampak lebih besar dari bayi-bayi seusianya. Sebagai Ibu, tentu saja ia nggak tinggal diam dan langsung mengklarifikasi atas kondisi anaknya tersebut.

Lantas, hal apa saja sih yang sudah dilakukan untuk membela anak Paris Hilton ala seleb Hollywood tersebut?

Anak Paris Hilton, tumbuh sehat seperti anak lainnya

Photo source: @parishilton

Sebagai Ibu, kita tentu merasa tidak terima ketika anak kita dihina atau disakiti. Tidak memandang apakah kita Ibu rumah tangga, Ibu bekerja, seorang buruh ataukah seorang public figure.

Sama halnya dengan anak Paris Hilton, ya Bu. Ketika anak Paris Hilton mendapatkan komentar negatif netizen tentang kepalanya yang besar ,dan kemungkinan anaknya mengalami penyakit serius, Paris Hilton sampai angkat bicara, lho!

Paris mengecam mereka-mereka yang memberikan komentar negatif tentang anak Paris Hilton, dan menjelaskan bahwa anaknya sangat sehat. Tak tanggung-tanggung, ia pun sampai menjelaskan soal kondisi kepala anaknya yang besar adalah karena ukuran otaknya juga besar.

Paris Hilton bahkan jelas mengatakan bahwa, ada banyak orang sakit di dunia ini. Maksud dari kalimat ini adalah menuju pada orang-orang yang tidak punya hati, dan tidak mau berpikir dulu sebelum berkata-kata.

Bahkan, seperti dijelaskan PeopleParis Hllton menuliskan dalam postingan Instagram storynya kalau hatinya sungguh terluka dengan komentar-komentar negatif itu. Gimana enggak, Paris mengungkapkan kalau dia sendiri berjuang menciptakan lingkungan yang penuh cinta kasih, respek dan penerimaan terhadap sesama.

Tentu dia mengharapkan hal yang sama dilakukan orang lain padanya. Ibumin yakin, Ibu yang sedang membaca ini pun merasakan rasa sakit yang dirasakan Paris Hilton, ketika anak dijadikan bahan komentar negatif.

Paris Hilton menyesalkan apa yang orang lain lakukan

Photo source: people.com

Dengan adanya komentar negatif pada anak Paris Hilton, Paris sendiri mengakui bahwa sulit untuk memahami mengapa di dunia ini ada banyak orang yang menyerang orang lain yang lebih lemah dengan komentar jahat.

Tapi yang jelas, dirinya berharap kalau manusia di dunia bisa memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan empati. Paris juga menegaskan kalau Phoenix Barron Hilton Reum, adalah dunianya. Dia ingin menjadi Ibu yang baik untuk anaknya selama yang dia bisa ingat.

Nah, karena sudah menyangkut kenangan bersama anak, sudah tentu tidak ada Ibu yang ingin punya kenangan buruk dengan anaknya, ya. Paris Hilton sendiri bersikap fair dengan mengakui bahwa sebagai sorotan di dunia hiburan, dirinya akan mengalami hal-hal seperti ini.

Sayangnya kalau sudah urusan tentang anak, Paris Hilton nggak terima kalau ada yang berkomentar negatif. Sehingga, wajar adanya jika ketika anak Paris Hilton mulai dibully netizen, sebagai Ibu ia bersikap untuk membela.

Komentar jahat, sebuah budaya yang dilestarikan di mana saja


Keadaan seperti ini bukan hal baru, bukan? Bahkan di lingkungan masyarakat kita di Indonesia pun komentar negatif tak hanya muncul di dunia maya. Tetangga kanan-kiri, keluarga terdekat, bahkan pasangan kita pun bisa melontarkan komentar negatif tentang anak kita.

“Anaknya kok nggak bisa gemuk, sih!”

“Kurang bergizi kali ASI-nya, anaknya kecil.”

“Ini anak cengeng banget, sih! Urus yang bener dong!”

“Anaknya kok pesek, sih! Pas mandi nggak pernah ditarik-tarik kali hidungnya.”

Duh, rasanya memang sakit hati banget ya Bu. Apalagi kalau benar-benar mendengar ini dan menyadari kalau komentar pedas tersebut ditujukan untuk anak kita.

Tanpa kita sadari, ini sudah jadi budaya yang dilakukan di negara mana saja, di dunia nyata maupun maya, dan ditujukan untuk orang lain hanya untuk berbasa-basi. Harusnya basa-basi seperti ini sudah tidak lagi dilakukan.

Fakta tentang netizen berjari pedas


Sebuah penelitian dalam Frontiers in Psychology di tahun 2020 mengidentifikasi orang-orang yang berkomentar negatif pada atlet Polandia, yang mengikuti Olimpiade Musim Dingin 2018. Mereka diminta untuk mengisi kuisioner yang disebut “Dark Triad” dengan beberapa skala tertentu.

Hasilnya subskala Psikopati memiliki nilai paling tinggi pada mereka yang memberikan komen negatif. Psikopati sendiri adalah psikopat. Melansir dari National Library of Medicine, psikopat adalah gangguan neuropsikiatrik yang ditandai dengan kurangnya respon secara emosional, tidak berempati, dan buruknya kontrol terhadap perilaku. Biasanya ditandai dengan perilaku penyimpangan di masyarakat dan kriminalitas.

Menariknya, pada komentar negatif kepada atlet Polandia, 41% dari keseluruhan pelakunya adalah wanita. Bila sekilas dilihat, apa yang dialami anak Paris Hilton pun juga dilakukan oleh wanita.

Menurut Psychology Today perilaku di dunia maya adalah cerminan perilaku di dunia nyata. Artinya, orang-orang ini memiliki sikap yang sama ketika mereka bermasyarakat.

Sungguh disayangkan, ya Bu, mengingat semestinya wanita bisa mendukung sesama wanita. Bukannya saling menjatuhkan dan tidak berempati terhadap sesama.

Tips menghadapi komentar negatif tentang anak kita


1. It’s okay to be upset

Iya, nggak papa, kok. Wajar bagi seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan merasa sedih dengan komentar negatif tentang anak kita. Ambil waktu sejenak untuk menerima dan memvalidasi perasaan kita sendiri.

2. Pahami kalau komentar orang lain tidak bisa kita kontrol

Orang lain berkomentar atau bersikap, bukan kita yang mengontrol. Kita tidak punya kuasa untuk melakukan itu.

Tapi, kita punya kendali untuk diri kita sendiri. Kita yang bisa mengontrol apakah kita akan terjun dalam kesedihan berlarut-larut, ataukah sibuk memperbaiki diri dan menguatkan karakter positif pada anak kita.

3. Jawab seperlunya

Menjawab seperlunya dan secukupnya pada komentar negatif yang dilontarkan orang lain. Hindari perdebatan karena orang yang berkomentar negatif tidak merasa dirinya salah.

Bila tidak ingin lagi berurusan dengan orang tersebut, block akunnya atau hindari orangnya saat bertemu.

4. Buktikan dengan prestasi

Jawablah komentar negatif dengan bukti bahwa yang mereka ucapkan salah dan hanya angin lalu. Mungkin butuh waktu, butuh proses juga, tapi bukan berarti tidak bisa, bukan?

5. Laporkan bila perlu

Bila ranah komentar negatifnya sudah keterlaluan, nggak ada salahnya untuk melaporkan akun yang bersangkutan. Kalau situasinya di dunia nyata, bisa dengan berkata tegas pada pelaku untuk tidak banyak mencampuri urusan orang lain.

Biasanya, ketegasan dari korban akan membuat pelaku berhenti. Karena pelaku cenderung menganggap korban adalah orang yang lemah. Bagitu pula yang terjadi pada kasus anak Paris Hilton, di mana Paris sendiri nggak segan akan melaporkan orang-orang yang berniat untuk membully anaknya, sekalipun dalam dunia maya.

Editor: Aprilia