Keluarga

Inilah 8 Hal yang Istri Butuhkan dari Suami di Dalam Rumah Tangga

Inilah 8 Hal yang Istri Butuhkan dari Suami di Dalam Rumah Tangga

Bagi wanita, pria adalah makhluk misterius. Terkadang, wanita gagal menebak isi hati maupun cara berpikir laki-laki. Setelah menikah pun terkadang suami masih menyimpan sisi misteriusnya, yang masih membuat istri bertanya-tanya mengapa suami melakukan hal tertentu atau tidak melakukan hal tertentu. Sebagai istri, tentu saja “sinyal-sinyal” sudah dikirimkan agar suami merespon keinginan istri. Namun, pria adalah makhluk yang tidak lihai mengartikan kode.

Di sisi lain, jika istri berterus terang, ia takut terlihat seperti terlalu banyak menuntut dan mengatur. Padahal, istri juga ingin suami mengerti kebutuhannya dalam rumah tangga, di luar masalah uang belanja dan menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. 

Karena itu, suami perlu mengerti bahwa ada hal-hal lain yang dibutuhkan oleh istri dari seorang suami. Cara komunikasi suami istri yang berbeda terkadang menjadi hambatan tersampaikannya kebutuhan ini. Kurangnya intensitas bertemu, kesibukan, kurangnya kualitas kebersamaan saat menghabiskan waktu berdua juga bisa membuat suami gagal memahami maksud istri.

Jika tidak segera diatasi, hal ini akan menjadi masalah dalam rumah tangga. Istri sudah tidak mesra lagi seperti dulu? Atau ia selalu memasang wajah muram, mengeluh kelelahan, cepat emosi, dan selalu memiliki cara untuk menolak sesi bermesraan? 

Mungkin ini saatnya ayah mencari penyebab di balik mulai hambarnya hubungan pernikahan, sekaligus melakukan refleksi diri. Mungkin saja ada kebutuhan istri yang belum terpenuhi, terlepas dari semua hal yang telah ayah upayakan untuk membahagiakan anak dan istri. Membuka percakapan tentang hal semacam ini mungkin tidak mudah bagi ayah.

Namun, menunggu saat yang tepat untuk berbicara terkadang membuat permasalahan semakin besar dan mengganggu keharmonisan rumah tangga. So, tidak ada salahnya ayah mengintip beberapa hal yang dibutuhkan istri berikut ini!

  1. Bantuan

    Istri mana yang tidak senang jika suami membantunya saat ia kerepotan? Sayang, masih banyak suami yang terkadang kurang peka jika istrinya membutuhkan bantuan, khususnya saat anak masih berusia bayi dan balita. Budaya dalam masyarakat yang seolah memisahkan peran laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga membuat istri sering merasa kewalahan dengan tugas-tugas pengasuhan dan rumah tangga. 

    Berbeda dengan masyarakat tradisional yang kaum wanitanya memang disiapkan untuk berperan sebagai ibu rumah tangga, istri yang berasal dari generasi millennial tumbuh dalam lingkungan yang memprioritaskan prestasi dan pendidikan, serta sadar bahwa dirinya memiliki kesempatan untuk berkarya.

    Sayangnya, orang tua terkadang tidak memperkenalkan anak perempuan pada tugas-tugas rumah tangga dan memberi pemahaman bahwa kelak ada kecakapan yang perlu dikuasainya saat menjadi istri dan ibu. Akhirnya, banyak wanita yang kaget saat berubah status menjadi istri, terlebih lagi saat menjadi ibu.

    Di sinilah bantuan suami akan sangat berarti bagi istri. Jika ayah termasuk yang tidak keberatan berbagi tugas rumah tangga dengan istri, berarti ayah termasuk orang tua millennial. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Pew Research Center di Amerika Serikat, 46% suami istri yang sama-sama bekerja berbagi tugas rumah tangga secara seimbang, termasuk bersih-bersih, memasak, dan berbelanja.

    Tidak hanya urusan rumah tangga, ayah millennial pun tidak segan berbagi tugas pengasuhan dengan istri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Brigham Young University dan Ball State University, ayah millennial lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak mereka dibandingkan generasi pendahulunya. Hal ini dilatarbelakangi oleh persepsi ayah millennial bahwa keberhasilan mereka sebagai ayah mempengaruhi definisi mereka akan kesuksesan. Karir tidak lagi menjadi satu-satunya tolok ukur.

    Nah, tidak ada ruginya kan memberi bantuan istri? Sssst, semakin sering ayah melakukan hal yang dibutuhkan istri, semakin tergerak pula istri untuk melakukan hal yang ayah butuhkan, lho!

  2. Perhatian 

    Coba ayah ingat-ingat, apa salah satu hal yang paling sering berkurang seiring dengan semakin lamanya usia perkawinan? Betul, perhatian. Saat awal menikah dahulu, memberi perhatian istri merupakan bagian dari romantisme. Jika istri mengeluh tidak enak badan, ayah pun selalu mengingatkan untuk beristirahat, tidak boleh capek-capek.

    Jika istri terlambat makan, ayah selalu memberi nasehat pentingnya makan sehat dan tepat waktu. Namun, perhatian sederhana semacam ini perlahan berkurang seiring dengan hadirnya buah hati, karir yang meningkat, maupun mulai berakhirnya fase “jatuh cinta” yang biasanya terjadi di dua tahun pertama rumah tangga.

    Mungkin, perhatian sederhana bukanlah hal penting dalam hidup ayah. Namun, bagi istri berbeda. Wanita memang dilahirkan dengan kepekaan yang lebih tinggi daripada pria, termasuk kemampuan melihat sesuatu secara mendetail. Hal ini membuat istri lebih mudah memberi perhatian pada ayah karena memang begitulah nature-nya. Meskipun istri melakukannya terkadang tanpa sadar, namun ia pun berharap jika ayah juga memberi perhatian padanya. 

    Saat pulang kerja, biasanya istri yang banyak bertanya tentang apa saja yang ayah lakukan di kantor. Namun, apakah ayah bertanya tentang apa saja yang istri alami hari itu? Jika belum, cobalah bertanya pada istri, tapi di luar masalah anak ya! Ia pasti akan sangat senang karena merasa diperhatikan.

    Tidak usah yang rumit-rumit yah, mengingatkan istri untuk beristirahat saat ia seharian mengurus anak dapat membuatnya merasa bahwa masih ada yang peduli padanya. Mungkin ayah berpikir, mana mungkin saya tidak peduli padanya? Tapi, karena fitrahnya istri memang lebih perasa, ungkapan semacam itu menjadi semacam penegasan akan perhatian dan rasa sayang ayah padanya.

    Sederhana bukan?

  3. Beri apresiasi

    Wanita adalah makhluk verbal, karena itu beri apresiasi secara verbal pula. Mengungkapkan rasa terima kasih ayah atas jerih payah istri mengurus anak dan rumah tangga dalam bentuk barang kesukaannya mungkin dapat membuatnya senang. Namun, bisa jadi istri tidak tahu alasan utama pemberian hadiah tersebut. Maka dari itu, menyatakan apresiasi secara langsung akan membuat istri merasa sangat dihargai dan disayangi.

    Misalnya, beri apresiasi saat rumah selalu kembali rapi setelah aktivitas anak-anak yang selalu membuat rumah berantakan, ucapkan terima kasih atas dedikasinya menyediakan makanan di setiap waktu makan, termasuk apresiasi yang ayah berikan pada istri saat saat anak meraih prestasi. Istri tentu tahu, semua keberhasilan dalam rumah tangga adalah hasil kerjasama yang baik antara suami dan istri.

    Namun, ungkapan apresiasi menjadi semacam suntikan semangat baginya. Apalagi, jika istri adalah ibu rumah tangga yang jarang mendapat penghargaan dari masyarakat atas kerja kerasnya.

    Mungkin ayah merasa canggung untuk mewujudkan apresiasi tersebut dalam bentuk kata-kata karena memang tidak terbiasa. Mengapa tidak menuliskannya melalui pesan singkat atau kartu ucapan?

    Cara semacam ini tetap mampu membuat istri senang, lho. Dalam situs Relationship Tips 4U, disebutkan bahwa istri sebenarnya sadar bahwa suami menghargai segala yang ia lakukan, hanya saja ia lebih senang jika suami lebih sering menunjukkan apresiasinya. Jadi, jangan ragu untuk mengungkapkannya lebih sering ya, yah!

  4. Romantisme

    Ini sebenarnya impian setiap wanita sejak remaja: memiliki pasangan yang romantis. Tentu saja, definisi romantis bagi suami seringkali berbeda dengan istri. Mengobrol berdua sambil menyandarkan kepala di dada suami adalah hal romantis bagi istri, sementara bagi suami romantisme berhubungan dengan aktivitas seksual.

    Sebetulnya, perbedaan ini tidak menjadi masalah dalam rumah tangga selama dikomunikasikan dengan baik. Masalahnya, suami menganggap istri tahu maksud suami dan istri pun berharap suami mengerti kebutuhannya akan perwujudan kasih sayang tadi. Ketika tidak terjadi titik temu, suami pun menganggap istri pasif sementara istri menganggap suami terlalu cuek.

    Hal ini dapat menjadi masalah serius dalam rumah tangga. Dalam situs Everyday Health, dijelaskan bahwa kasih sayang merupakan syarat dari hubungan yang sehat, di mana setiap individu saling memberi dan menerima kasih sayang dengan cara berinteraksi sepanjang waktu. Baik itu berbentuk pelukan, ciuman, atau sekadar menelepon, kasih sayang merupakan pernyataan betapa pentingnya seseorang dalam hidup kita.

    Karena itu, memberi usapan pada bahu saat istri memasak, rutin mengecup keningnya sebelum berangkat kerja, atau sesekali mengirim quotes yang sedikit gombal dapat membuat istri merasa bahwa kehidupan rumah tangganya sempurna, dan cinta suami padanya tidak berkurang.

    Satu tips tambahan, jika ayah tidak ingin mendapatkan penolakan saat ingin mengajak istri bermesraan, tunjukkan romantisme sejak awal hari. Pujian dan bantuan termasuk hal-hal yang bisa memancing sikap mesra dari istri, lho. Perhatian dan kasih sayang ayah sepanjang hari tidak hanya membuat istri tak kuasa menolak permintaan apapun dari ayah, namun juga bisa membuat istri berinisiatif untuk memulai!

  5. Me time

    Me time atau waktu untuk diri sendiri kini menjadi semakin penting kedudukannya bagi kesehatan fisik dan mental istri dalam berumah tangga. Munculnya baby blues syndrome hingga post partum depression atau depresi pasca melahirkan yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi, membuat para ibu menjadikan me time sebagai suatu kebutuhan yang harus diprioritaskan. 

    Generasi terdahulu mungkin menganggap me time sebagai sesuatu yang egois, apalagi jika anak masih kecil-kecil. Di sinilah peran ayah untuk menjelaskan pada orang tua dan kerabat bahwa baik istri maupun suami memiliki hak untuk melakukan hal yang membuatnya senang demi kesehatan jiwanya.

    Tidak ada seseorang yang akan merasa bahagia jika terus menerus memberi dan berkorban, namun tidak mendapatkan imbal balik yang mampu membuatnya merasa berharga. Jika seorang ibu merasa bahagia dan semua kebutuhannya terpenuhi, maka ia pun dapat merawat anak dan suaminya dengan maksimal.

    Sepulang kantor, ayah pasti merasa penat dan ingin bersantai. Begitu juga dengan istri. Sayangnya, pengasuhan anak dan urusan rumah tangga seolah tidak mengenal jam kerja. Inilah yang membuat banyak istri sering uring-uringan, karena mereka tidak bisa memiliki hari libur atau jam pulang kerja sementara tubuh mereka sangat memerlukannya.

    Di sinilah ayah bisa bergantian menjaga anak dan membiarkan istri merawat dirinya ke salon atau sekadar tidur nyenyak tanpa gangguan. Jika kesibukan kerja tidak memungkinkan untuk membantu menjaga anak, melibatkan bantuan orang tua, pengasuh, atau daycare dapat menjadi solusi.

    Pada level yang lebih tinggi, me time bagi istri juga dapat berbentuk kesempatan untuk bekerja, berorganisasi, dan berwirausaha. Apakah me time istri akan mengganggu proses pengasuhan anak dan jalannya rumah tangga, hal tersebut adalah hal yang dapat didiskusikan berdua. Ingat, komunikasi tetap menjadi hal esensial dalam berumah tangga. Pastikan semua keputusan penting diambil atas nama kebaikan bersama.  

  6. Minta pendapatnya

    Meminta pendapat istri terlebih dulu (alih-alih langsung mengambil keputusan sendiri) akan membuat istri merasa dihargai dan memiliki peran penting dalam rumah tangga. Suami memang berperan sebagai pemimpin dalam rumah tangga, namun pengambilan keputusan penting dalam rumah tangga sebaiknya dilakukan setelah mendiskusikannya dengan istri. Hal ini juga berlaku untuk masalah pengeluaran yang sedikit besar, khususnya terkait masalah hobi.

    Jangan sampai ayah membawa pulang benda kegemaran ayah yang harganya “lumayan” dan istri merasa hal tersebut merupakan pemborosan, kemudian timbul perselisihan. Ada baiknya, untuk masalah keuangan sekalipun, masing-masing meminta pendapat pasangan tentang batasan yang wajar dan tidak membahayakan kondisi keuangan rumah tangga.

    Meminta pendapat istri juga dapat dilakukan dalam skala yang lebih kecil, misalnya mengenai pakaian yang akan dikenakan untuk acara penting, memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan, atau sekadar pendapatnya tentang berita terkini yang sedang ramai di media sosial. Sesederhana apapun itu, istri akan sangat senang dimintai pendapatnya. 

  7. Suami yang menjaga kesehatan

    Sama halnya dengan keinginan suami untuk memiliki istri yang sadar untuk merawat penampilan, istri juga ingin jika suaminya sadar untuk menjaga kesehatannya. Jadi, jangan lelah mendengar istri yang terus menerus mengingatkan ayah untuk menghindari makanan yang menyebabkan kolesterol, mengajak ayah untuk rutin berolahraga, atau meyakinkan ayah untuk berhenti merokok. Semua demi kebaikan ayah sendiri, dan tentunya demi kebaikan seluruh anggota keluarga. 

    Dengan kondisi kesehatan yang prima, ayah bisa menjalankan peran sebagai suami, ayah, dan kepala rumah tangga dengan maksimal. Istri pun sesekali ingin lho, diingatkan untuk menjaga kesehatan. Siapa yang tak ingin mendampingi buah hati melewati setiap momen penting dalam hidupnya dalam keadaan sehat walafiat? 

    Jadi, jaga kesehatan ya, Yah!

  8. Kesetiaan

    Wahai ayah, jika bisa dibuat peringkat, mungkin para istri akan meletakkan kesetiaan di urutan teratas dari hal-hal yang paling mereka butuhkan. Manusia tidak ada yang sempurna, karena itulah salah satu tujuan pernikahan adalah untuk saling melengkapi kekurangan pasangan dengan kelebihan diri sendiri.

    Jika ada yang ayah tidak sukai dari istri, bukankah masih ada komunikasi? Selama kekurangan tersebut tidak membahayakan rumah tangga dan masih bisa bersama-sama diperbaiki, jangan sampai menodai kesucian rumah tangga dengan perselingkuhan, apalagi meminta untuk menikah lagi.

    Sungguh, tidak ada yang lebih menyakitkan daripada suami yang berselingkuh. Karena itu, rawatlah cinta dengan sepenuh hati. Tidak dapat dipungkiri bahwa rumah tangga layaknya roda yang berputar, kesulitan dan kesenangan datang silih berganti. Ujian pernikahan bisa menjadi ajang pendewasaan setiap pasangan dan semakin menguatkan ikatan batin keduanya di akhir badai. 

(Menur)