Keluarga

Tahukah Ibu Apa Itu World Breastfeeding Week?

Tahukah Ibu Apa Itu World Breastfeeding Week?

Organisasi dunia United Nations Emergency Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) menjadi penggagas diadakannya World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Dunia.

World Breastfeeding Week diselenggarakan secara rutin tentu bukan tanpa sebab. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran para Ibu akan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan maupun 2 tahun.

Bahkan menurut data Survei Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS) di tahun 2021, setidaknya ada 52,5 persen atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi di bawah usia enam bulan yang diberi ASI eksklusif di Indonesia. Selain itu, angka Inisiasi Menyusu Dini (IMD) juga menurun dari 58,2 persen pada 2019 menjadi 48,6 persen pada 2021.

Oleh karena itu, World Breastfeeding Week tahun 2022 mengangkat tema "Step up for Breastfeeding; Educate and Support". Artinya, peringatan kali ini berpusat pada upaya untuk melindungi, mempromosikan dan mendukung proses menyusui di berbagai lapisan masyarakat dunia.

Berikut informasi selengkapnya yang perlu Ibu ketahui.


World Breastfeeding Week adalah …

World Breastfeeding Week kali pertama digagas oleh UNICEF dan WHO pada tahun 1990. Ini adalah perayaan tahunan yang diadakan secara rutin mulai tanggal 1 hingga 7 Agustus di lebih dari 120 negara, termasuk Indonesia. World Breastfeeding Week diharapkan bisa mendorong pemberian ASI dan meningkatkan kesehatan bayi di seluruh dunia dengan cara melindungi, mempromosikan, dan mendukung program menyusui untuk seluruh masyarakat.


Memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk kelangsungan hidup anak dan melindungi anak-anak dari risiko malnutrisi, serta banyak penyakit umum dan mengancam jiwa seperti diare dan pneumonia. Perlu diketahui, anak-anak yang diberi ASI tampil lebih baik dalam tes kecerdasan, cenderung tidak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, dan kurang rentan terhadap diabetes di kemudian hari. 

Di samping itu, memberikan ASI secara eksklusif juga bisa menyelamatkan lebih dari 820.000 anak setiap tahun dan mencegah tambahan 20.000 kasus kanker payudara pada wanita setiap tahunnya. Menariknya lagi, wanita yang aktif menyusui bisa terhindar dari risiko obesitas, penyakit kanker ovarium, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Jadi, selain bermanfaat untuk si kecil, pemberian ASI eksklusif juga meningkatkan kesehatan tubuh Ibu.


Waktu terbaik pemberian ASI

Badan Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan setiap Ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif mulai satu jam setelah kelahiran sampai si kecil berusia 6 bulan. Kemudian, Ibu bisa memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun atau lebih serta menambahkan Makanan Pelengkap ASI (MPASI) yang bergizi untuk mendukung kesehatan tubuh dan tumbuh kembang si kecil.


Cara meningkatkan kesadaran pentingnya mengASIhi

WHO dan UNICEF menyerukan upaya yang lebih besar dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah di tingkat nasional dan daerah, pembuat kebijakan di berbagai sektor, entitas media dan masyarakat untuk mendukung Ibu melanjutkan praktik menyusui yang optimal dan mempromosikan serta melindungi aktivitas menyusui itu sendiri.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Menyediakan konseling laktasi  untuk semua ibu dan pengasuh anak di bawah usia dua tahun secara tatap muka dan melalui platform digital.
  2. Revitalisasi dan peningkatan implementasi Sepuluh Langkah Sukses Menyusui di semua tingkat sistem kesehatan yang menyediakan layanan bersalin dan bayi baru lahir.
  3. Penguatan implementasi dan pemantauan praktik pemasaran produk-produk pengganti ASI.


Mendukung setiap Ibu untuk memberikan ASI eksklusif

Kampanye kegiatan World Breastfeeding Week juga menjadi sebuah momen untuk setiap Ibu saling memberi dukungan dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini juga berlaku bagi para Ayah di seluruh dunia. Melalui penyelenggaraan Pekan Menyusui Dunia diharapkan setiap Ayah bisa memberi dukungan maksimal agar Ibu memberikan ASI eksklusif sejak si kecil lahir.

Bentuk dukungan terhadap Ibu menyusui bisa bermacam-macam. Salah satunya menyediakan ruang laktasi yang nyaman, aman, dan higienis di ruang-ruang publik, termasuk di dalam gedung perkantoran. Dengan demikian, setelah masa cuti melahirkan habis, Ibu tetap bisa menyimpan stok ASI untuk si kecil di rumah dengan cara pumping ASI selama jam istirahat kantor.


Lakukan ini jika produksi ASI seret

American Journal of Public Health menyebutkan bahwa sekitar 17 persen wanita di Amerika Serikat berhenti menyusui karena produksi ASI yang kurang maksimal. Tentu saja, ini bukan keputusan yang bijaksana mengingat ada banyak manfaat mengASIhi bagi si kecil dan Ibu. Oleh karena itu, jika Ibu mengalami produksi ASI seret coba lakukan hal-hal berikut ini.

  1. Segera berikan ASI saat bayi lahir melalui proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
  2. Menyusui atau pompa ASI sebanyak 8-12 kali per hari.
  3. Berikan kedua sisi payudara setiap kali menyusui. 
  4. Perhatikan posisi pelekatan selama menyusui.
  5. Konsumsi makanan bergizi dan ASI booster bila diperlukan.
  6. Penuhi kebutuhan air minum secara optimal.
  7. Hindari obat-obatan, rokok, dan alkohol.


World Breastfeeding Week tentu menjadi momen penting bagi setiap orang tua di dunia, bukan? Menyusui adalah kunci untuk strategi pembangunan berkelanjutan terutama di tengah situasi pasca-pandemi, karena bisa meningkatkan gizi, memastikan ketahanan pangan, dan mengurangi risiko gizi buruk di suatu negara. Oleh karena itu, mari bersama sukseskan ASI eksklusif minimal sampai si kecil berusia 6 bulan.


Editor: Atalya