Keluarga

Tak Hanya Takbiran, Ini Tradisi Lebaran Unik Lain di Indonesia

Tak Hanya Takbiran, Ini Tradisi Lebaran Unik Lain di Indonesia

Tradisi lebaran di Indonesia ada banyak macamnya. Nggak jarang istilahnya masih awam diketahui oleh masyarakat.

Bahkan, kegiatan yang dilakukan pun cukup unik dan menarik untuk ikut memeriahkan. Terutama jika kamu sudah berada di daerah dengan tradisi lebaran yang unik tersebut.

Misalnya saja seperti tradisi Ba'dha ketupat dan memasang lampu penerangan yang berwarna-warni di malam takbiran. Lalu, apa saja ya, tradisi lebaran di Indonesia lainnya? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut, yuk!

Aneka ragam tradisi lebaran unik di Indonesia

1. Tradisi lebaran Betawi


Melansir dari Dinas Kebudayaan Jakarta, tradisi lebaran Betawi, biasanya berlangsung hingga 3 minggu setelah hari raya Idul Fitri. Mengingat masih ada keutamaan bulan Syawal, di mana umat muslim dianjurkan berpuasa sunnah.

Hingga tradisi lebaran ala Betawi ini dikemas, dalam perayaan sejenis festival dengan menampilkan kesenian khas Betawi seperti Ondel-Ondel, Keroncong Jakarta, Wayang Kulit dan kesenian lainnya. Karena berkonsep festival, maka hadir juga makanan dan minuman Betawi yang memeriahkan acara.

Sedangkan tradisi lebaran sendiri yang dilakukan secara luas oleh masyarakat Betawi, di antaranya:

  • Perayaan lebaran: saling berkunjung ke sanak saudara selama 7 hari setelah lebaran
  • Ketupat Betawi: makan ketupat bersama di hari keenam setelah lebaran
  • Bledukan: permainan yang dimainkan di malam lebaran berupa bambu panjang yang diisi karbit dan diletuskan seperti meriam
  • Membuat dodol: tradisi gotong royong membuat dodol bersama tetangga atau keluarga
  • Tukar rantang: tradisi bertukar makanan yang dikemas di rantang dari rumah ke rumah
  • Kebo Andilan: warga saling mengumpulkan uang bersama untuk membeli kerbau dan menggembalakannya selama bulan puasa secara bergiliran. Nantinya menjelang lebaran, kerbau dipotong dan dagingnya dibagi bersama
  •  Takbir keliling: bertakbir bersama-sama sambil mengelilingi kampung.

2. Tradisi lebaran Sunda


Beralih ke tanah Pasundan, tradisi lebaran Sunda sebenarnya tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Masyarakat Sunda juga melaksanakan takbiran di malam Idul Fitri.

Hanya saja ditambah tabuhan bedug yang dilakukan sepanjang melakukan takbiran. Istilahnya adalah Ngadulag.

Selain Ngadulag, masyarakat Sunda juga melakukan Nganteuran, yaitu berkunjung ke rumah saudara atau tetangga dengan membawa makanan. Tujuannya, untuk menyambung silaturahmi, bermaaf-maafan dan berbagi makanan.

Sungkeman juga menjadi tradisi lebaran yang dilakukan masyarakat Sunda. Anggota keluarga yang muda, memohon maaf pada yang lebih tua dengan mencium tangan di pangkuan. Tradisi ini biasanya selalu dihiasi dengan suasana haru dan air mata.

Ada pula tradisi Nyekar, yaitu berziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal di hari raya. Konon, ini bertujuan untuk mengantarkan kembali keluarga setelah mendapat ‘libur’ pulang ke rumah selama Ramadhan.

3. Tradisi lebaran di Jawa

Photo source: JB Budaya

Beralih ke tradisi lebaran di Jawa, sungkeman juga masih dilakukan untuk memohon maaf kepada sanak keluarga. Selain itu, ada juga tradisi lebaran ketupat yang dirayakan pada hari ketujuh bulan Syawal.

Tradisi ini disebut Ba’dha Kupat di Jawa Tengah atau Tellasan Topa’ di Madura. Tradisinya serupa, hanya saja hadir dengan istilah yang berbeda di beberapa daerah di Jawa.

Tradisi ini berasal dari ajaran Sunan Kalijaga yang melanjutkan puasa pada tanggal 2-7 Syawal lalu kembali berlebaran Ketupat. Ada juga tradisi takbir keliling, dan arak obor keliling kampung untuk memeriahkan malam lebaran. Tradisi Grebeg Syawal di Yogyakarta dan Padusan di Semarang juga ikut memeriahkan lebaran.

4. Tradisi lebaran di Gorontalo

Photo source: Good News From indonesia

Kota Serambi Madinah juga punya tradisi unik setiap malam lebaran. Melansir dari Kementerian Agama RI Kantor Wilayah Gorontalo, ada tradisi Tumbilotohe, yaitu tradisi malam pasang lampu.

Pada malam ini, kota Gorontalo menjadi terang benderang karena semua warganya memasang lampu yang beraneka ragam. Dahulu lampu-lampu ini berasal dari penerangan yang disebut wango-wango.

Kemudian beralih menjadi lentera dari sumbu yang dicelup minyak kelapa dan beralaskan kulit kerang atau pepaya yang dibelah dua. Seiring berjalannya waktu, lentera ini digantikan dengan lampu minyak kemudian lampu listrik.

Tradisi ini juga biasanya dilombakan, loh!  Tanah lapang terbuka juga dimanfaatkan untuk membuat susunan lentera bertemakan hari raya.

5. Tradisi lebaran di Sumatera


Tanah Sumatera memiliki keragaman tradisi lebaran yang unik dan menarik, di antaranya:

  • Badulang: tradisi makan bersama usai shalat Idul Fitri di halaman masjid
  • Batobo: tradisi masyarakat Riau mengarak kerabat yang pulang dari merantau menuju tempat berbuka puasa bersama di hari-hari terakhir Ramadhan
  • Ronjok Sayak: tradisi masyarakat Suku Serawai di Bengkulu dengan membakar batok kelapa yang disusun tinggi
  • Manambang: populer di Padang ketika anak-anak berkelompok mendatangi rumah-rumah warga untuk mendapatkan uang hari raya
  • Makmeugang: tradisi kuliner di Aceh dengan makan daging bersama jelang Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha
  • Mangalomang: diturunkan oleh masyarakat Mandailing Natal. Merupakan tradisi lebaran memasak beras ketan dan santan di dalam bambu, lalu dimasak di atas bara api
  • Kabau Sirah: tradisi menyembelih kerbau Suku Minangkabau untuk dimasak dan dimakan bersama. Di masyarakat Padang Pariaman dikenal dengan istilah bantai Adat
  • Mamogang: tradisi memotong kerbau yang dilakukan pemilik kerbau kemudian dijual ke masyarakat dengan harga murah. Biasa dilakukan masyarakat Tanjung Balai, Soram dan Barus.

Tradisi lebaran yang beraneka ragam di setiap daerah ini memiliki beberapa kesamaan, seperti makan bersama, lebaran ketupat dan tradisi uang lebaran.

Melansir dari NU Online, tradisi memberi uang lebaran sendiri bermakna sebuah penghargaan bagi penerimanya, utamanya anak-anak setelah berhasil menyelesaikan puasa Ramadhan.

Pada dasarnya tradisi lebaran ini bertujuan memeriahkan hari raya, yang disambut sukacita. Sehingga, masyarakat layak untuk merayakan hari kemenangan setelah berperang melawan hawa nafsu. Nah, tradisi lebaran apa yang paling juga ada di daerahmu?

Editor: Aprilia