Keluarga

Tunda Dulu! 8 Tanda Belum Siap Punya Anak Yang Jarang Disadari

Tunda Dulu! 8 Tanda Belum Siap Punya Anak Yang Jarang Disadari

Menikah dan memiliki anak bukan sebuah kompetisi. Baiknya keputusan untuk memiliki anak dilandasi atas kesiapan kedua belah pihak, dan kematangan dalam menjadi orang tua.

Bila kamu sebenarnya belum siap untuk punya anak, tapi terburu-buru memiliki anak, yang ada hanyalah baik kamu, pasangan, maupun anak, sama-sama mendapat dampaknya. Sehingga, keputusan untuk memiliki anak sebaiknya jangan disepelekan.

Jadi jika kamu memiliki satu atau lebih tanda belum siap punya anak ini, ada baiknya pikirkan kembali apa yang perlu disiapkan, diperbaiki, dan dilatih. Agar ketika buah hati hadir nanti, semua anggota keluarga siap secara fisik dan mental.

Apa saja tanda belum siap punya anak yang mungkin kamu alami dan tidak disadari? Simak ulasan berikut ini, yuk!

Tanda belum siap punya anak

1. Belum selesai dengan inner child


Setiap perilaku orang dewasa saat ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi di masa lalunya. Tidak semua orang dewasa memiliki masa lalu yang indah, dicintai sepenuh hati atau diberi otoritas untuk memutuskan pilihannya dengan bijak.

Tak jarang masa kecil orang dewasa ini berhiaskan rasa takut, sedih, merasa tidak aman, perubahan drastis dalam keluarga, ditolak bahkan tidak dicintai. Inilah yang kemudian melahirkan inner child yang memengaruhi sikap orang dewasa.

Jika kamu memiliki inner child dengan trauma kurang menyenangkan, kamu bisa saja menjadi pribadi yang sulit percaya pada orang lain, bahkan memiliki cara penyampaian emosi dan kebutuhan yang tidak tepat.

Menurut PsychCentral orang-orang dengan masalah inner child yang belum teratasi memiliki kecenderungan kurang mempercayai orang lain, menyampaikan emosi dengan cara salah, sering berpikir dirinya tidak cukup baik, serta bisa saja memiliki ekspektasi berlebihan dan respon terhadap ekspektasi itu juga berlebihan.

Jika inner child ini masih belum diselesaikan, bukan tidak mungkin pola yang kamu terima di masa lalu akan berulang di masa depan dengan anak-anakmu. Anaklah yang pada akhirnya menjadi korban siklus negative parenting yang berulang. 

Artinya, jika kamu mengalami hal demikian, bisa dikatakan kamu pun belum siap punya anak secara psikis. Jadi, sudahkah kamu berdamai dengan inner childmu?

2. Tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik


Memiliki pendapatan berjumlah besar belum tentu memiliki perencanaan keuangan yang baik. Berapapun besaran pendapatan, bila diatur dengan perencanaan keuangan yang baik, ekonomi keluarga akan aman.

Jumlah anggota keluarga yang bertambah dengan kehadiran anak, tentu akan menambah jumlah pengeluaran keluarga. Selain itu ada pula kebutuhan akan pendidikan dan tabungan anak yang tidak bisa disepelekan.

Belum memiliki perencanaan keuangan yang baik, adalah salah satu tanda belum siap punya anak. Maka aturlah keuangan keluarga terlebih dahulu, dan pastikan kebutuhan berada di atas keinginan.

Tak ada salahnya juga berkonsultasi dengan ahlinya bila dibutuhkan, ya Bu. Namun yang pasti, memiliki anak memang diperlukan perencanaan keuangan yang matang.

3. Enggan belajar menjadi orang tua


Pekerjaan menjadi orang tua adalah pekerjaan yang dilakukan seumur hidup. Tidak ada cuti kerja dan baru akan selesai mungkin sekitar 20-30 tahun mendatang.

Tentu tidak ada yang mengalahkan pengalaman sebagai guru terbaik. Tapi tidak ada salahnya membekali diri sedini mungkin, sebelum menjadi orang tua dengan beragam ilmu parenting dan pengasuhan anak.

Bila ini masih enggan kamu lakukan, nggak heran kalau kamu masih menunjukkan tanda belum siap punya anak.

4. Masih mementingkan diri sendiri dan tidak menghargai pasangan


Kamu masih suka hangout sama teman daripada menghabiskan waktu berdua dengan pasangan? Atau mungkin kamu lebih nyaman main game dan scroll media sosial, padahal ada pasanganmu di sebelahmu?

Ini juga termasuk tanda belum siap punya anak, lho! Pada dasarnya, ketika menikah hidup telah berubah menjadi “kita”.

Menambah jumlah anggota keluarga membuat rasa toleransi terhadap sesama anggota keluarga lain harusnya bertambah. Bila kamu masih belum bisa melakukan hal itu, maka bisa saja beban pengasuhan anak akan lebih berat pada pasanganmu.

Anak juga akan belajar dari orang tuanya. Apakah kamu sungguh ingin anakmu belajar bahwa ego diri adalah yang utama, dan keluarga bukan prioritas utama? Tentu tidak, bukan?

5. Berpikir bahwa anak adalah investasi


Nggak jarang orang tua kerap beranggapan bahwa anak adalah investasi di masa depan. Bahwa mereka akan mengembalikan semua yang orang tuanya beri sebagai ganti.

Padahal, memberikan segala yang terbaik yang bisa diupayakan orang tua adalah kewajiban orang tua. Bukan sebuah pekerjaan yang harus dibayar kembali oleh anak di masa depan.

Jika kamu masih berpikir anak adalah investasi di masa depan, dalam segi keuangan, kamu masih menunjukkan tanda belum siap punya anak.

6. Ingin punya anak karena tuntutan sosial


Melansir dari Very Well Family, tuntutan sosial untuk punya anak sebaiknya tidak memengaruhi keputusan akan punya anak atau tidak. Kamu nggak berhutang apa-apa pada mereka hanya karena kamu belum punya anak, bukan?

Keputusan itu ada di tangan kamu dan pasangan, dan sama sekali bukan untuk menyenangkan orang lain. Jika kamu memutuskan untuk punya anak hanya karena tuntutan sosial, sama artinya kamu menunjukkan tanda belum siap punya anak.

Kamu hanya berusaha menyenangkan orang lain tanpa memikirkan kesiapan dirimu dan pasanganmu. Nah, yang ada justru kamu mengorbankan dirimu, pasanganmu dan anakmu kelak.

7. Belum menyiapkan fisik


Fisik juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Masalah nutrisi menjadi poin yang harus diperhatikan sebelum menjalani kehamilan.

Bila ada masalah di tubuh calon Ibu, akan ada kemungkinan penyaluran nutrisi ke janin juga terhambat. Ini hanya akan membuat pertumbuhan bayi tidak optimal, dan memengaruhi bayi di tahun-tahun awal kehidupannya.

Misalnya, Ibu dengan gigi berlubang atau impaksi berpotensi memiliki bayi dengan berat badan kurang, atau memiliki masalah penyerapan nutrisi. Ibu dengan hipertensi berisiko mengalami pre eklampsia kehamilan dan bayi lahir prematur.

Ibu dengan defisiensi kalsium akan menjalani kehamilan dan masa menyusui yang berat. Fisiknya pun juga tergerus, mudah lelah dan mengalami nyeri.

8. Belum menjadi tim yang solid dengan pasangan


Tanda belum siap punya anak berikutnya adalah, kamu belum menjadi tim yang solid dengan pasangan. Laman Marriage menyebutkan bahwa, punya anak adalah hal yang mengubah hidup seseorang dengan komitmen seumur hidup.

Mengurus anak perlu dilakukan berdua, deiring dengan melakukan pekerjaan lainnya. Tidak bisa jika hanya dikerjakan oleh satu pihak saja.

Bila hubungan dengan pasangan tidak dikuatkan, memiliki anak hanya akan memperparah hubungan. Pembagian tanggung jawab, penyelesaian masalah rumah tangga, serta respon terhadap konflik perlu dimatangkan terlebih dahulu sebelum memutuskan punya anak.

Itulah tanda belum siap punya anak yang sebaiknya dimatangkan dulu. Pertimbangkan dengan benar keputusan memiliki anak ini, apakah sudah bisa dilakukan saat ini atau masih butuh waktu lagi.

Jangan sampai kebahagiaan diri, pasangan dan hidup anak jadi taruhan karena ketidaksiapan kita untuk menjadi orang tua.

Editor: Aprilia