Keluarga

Wajib Tahu! Fakta-Fakta Penting Tentang Core Memory Anak

Wajib Tahu! Fakta-Fakta Penting Tentang Core Memory Anak

Core memory anak, merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut ingatan-ingatan penting dan berkesan di masa lalu yang turut membentuk kepribadian seorang individu. Istilah ini semakin dikenal masyarakat dunia seiring dengan popularitas film Inside Out (2015).

Dalam film tersebut digambarkan bahwa, core memory adalah ingatan yang ketika terbentuk menciptakan suatu kepribadian. Apabila seseorang kembali melakukan yang berhubungan dengan kepribadian tersebut, maka ingatan inti atau core memory kembali diaktifkan. 

Hal ini berbeda dari ingatan biasa, karena core memory anak disimpan dalam wadah khusus.   Namun, bagaimana core memory anak dilihat dari sudut pandang saintifik? Apakah sama persis seperti yang dapat dilihat dalam film besutan Disney Pixar tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya. Yuk, simak!

Core memory dalam kacamata sains

Menurut studi, penggunaan istilah core memory adalah sesuatu yang tidak sepenuhnya benar. Hal ini dikarenakan, masing-masing manusia memiliki jumlah memori yang tidak terbatas dan tidak dapat dipilih. 

Terlebih memori atau ingatan tentang sesuatu yang terjadi di masa anak-anak terbilang cukup lemah. Dikutip dari Webmd, ingatan awal anak-anak kecil cenderung berubah dari waktu ke waktu dan digantikan dengan ingatan paling awal yang “lebih baru” sampai sekitar usia 10 tahun. 

Nah, saat hal ini terjadi, ingatan yang terjadi pada tahun-tahun prasekolah cenderung hilang. Pada umumnya, ingatan pada anak-anak mulai melekat ketika mereka telah melampaui usia 10 tahun.

Lebih lanjut, Nicole Dudukovic, Ketua Program Studi Ilmu Saraf di University of Oregon, dalam wawancaranya dengan HuffPost mengatakan bahwa, riset menunjukkan ingatan sebenarnya tidak banyak berkontribusi pada kepribadian manusia. Fakta ini dapat dibuktikan pada orang yang menderita amnesia, mereka tidak mengalami perubahan kepribadian meski kehilangan sebagian atau seluruh ingatannya.

Memahami proses terciptanya suatu memori

Perlu diketahui, dalam proses penciptaannya memori manusia melibatkan kemampuan untuk menyimpan dan memulihkan informasi. Sayangnya, ini bukanlah proses yang selalu berjalan sempurna. 

Informasi yang tidak terproses dengan benar dalam memori sejak awal, biasanya akan membuat manusia lupa atau salah dalam mengingat sesuatu. Mengutip laman Very Well Mind, pembentukan memori mengacu pada sejumlah proses psikologis, yaitu memeroleh, menyimpan, mempertahankan, dan kemudian mengambil informasi. 

Ada tiga proses utama yang terlibat di dalamnya, antara lain pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan. Untuk membuat memori baru, informasi harus diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan, yang terjadi melalui proses yang dikenal sebagai pengkodean. 

Pengkodean ini terjadi di antara neuron-neuron otak. Setelah informasi berhasil dikodekan, hal tersebut harus disimpan dalam memori untuk digunakan kelak. 

Kondisi inilah yang memungkinkan manusia memiliki memori dalam jumlah tidak terbatas dan tidak dapat dipilih. Dengan begitu, keberadaan core memory adalah sesuatu yang tidak sepenuhnya tepat.

Tidak ada durasi penyimpanan memori secara pasti

Core memory anak diyakini dapat tersimpan secara rapi hingga ia tumbuh dewasa nanti. Sayangnya, hal ini tidak dapat dibuktikan secara saintifik. 

Belum ada riset ilmiah yang berhasil menghitung, atau sekadar memprediksi durasi penyimpanan suatu memori manusia secara pasti. Beberapa memori tersimpan selama belasan hingga puluhan tahun, namun ada pula memori yang hanya bertahan dalam hitungan detik saja.

Lantas, bagaimana memori bisa terhubung dengan perasaan manusia? Pertanyaan ini kerap kali muncul dalam pembahasan core memory anak. Dikutip dari Psychology Today, banyak memori dari masa lalu memiliki kesan psikis yang kuat bagi seseorang. 

Termasuk di antaranya perasaan bahagia, takut, kecewa, atau bahkan marah yang dirasakan saat hal itu terjadi. Memori yang melibatkan pengalaman emosional, biasanya lebih mudah diingat dan bahkan menjadi bagian penting dalam memori seseorang. 

Hal inilah yang kemudian menjadikan seorang individu dapat dengan mudah memanggil kembali memori tersebut di kemudian hari.

Memori berpengaruh pada kesehatan mental

Suatu memori sangat mungkin begitu kuat, sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Terlebih bagi orang-orang yang memiliki kondisi mental tertentu, kekuatan memori tersebut bisa saja menjadi beban. 

Kondisi ini dipicu karena memori memiliki catatan tentang hal-hal apa saja yang membuat seseorang menjadi marah, kesal, gelisah, hingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Untuk itu, memori bisa sangat memengaruhi kesehatan mental manusia. 

Memori memiliki peran penting dalam pemikiran dan perilaku patologis manusia. Memori memperluas jangkauan pengalaman traumatis bagi seseorang. 

Tindakan kekerasan, pelecehan, dan kecelakaan yang mengancam jiwa lebih mudah teringat. Dalam banyak kasus, hal ini bahkan bisa mengganggu kehidupan pemilik memori tersebut.

Namun demikian, memori juga bisa menyimpan hal-hal yang menyenangkan atau menciptakan kebahagiaan bagi seorang individu. Semakin banyak memori bahagia yang tersimpan, maka semakin baik pula pengaruhnya bagi kesehatan mental. 

Oleh karena itu, setiap orang tua sebaiknya membantu anak memiliki lebih banyak memori indah demi kesehatan mentalnya.

Aktivitas yang dapat ciptakan memori indah

Nah, meski secara ilmiah core memory anak tidak sepenuhnya benar, Ibu dan Ayah tetap bisa mengisi hari-hari si kecil dengan sesuatu yang menyenangkan. Tujuannya tentu agar lebih banyak memori indah yang tercipta. Beberapa ide aktivitas ini bisa dicoba, lho!

  1. Bepergian ke tempat-tempat baru
  2. Membuat istana pasir di pantai
  3. Menggendong anak di pundak
  4. Memancing ikan saat banjir
  5. Belajar bersepeda/sepatu roda.

Itulah tadi penjelasan lengkap serta fakta-fakta penting tentang core memory anak. Bagaimana menurut pendapat Ibu dan Ayah?

Editor: Aprilia