Kesehatan

Aman! Obat Tradisional Susah Buang Air Besar untuk Balita

Aman! Obat Tradisional Susah Buang Air Besar untuk Balita

Melihat si kecil kesakitan saat pup pasti bikin sediih ya, Bu. Sembelit atau susah BAB memang kerap dialami anak-anak. Selain feses yang keras dan sulit dikeluarkan, sembelit juga ditandai dengan frekuensi BAB yang kurang dari 3 kali seminggu. Namun, jangan buru-buru cari obat pencahar jika si kecil alami hal serupa. Sebab ada alternatif obat tradisional susah buang air besar untuk balita yang lebih aman.

Ya, obat pencahar tidak hanya kurang cocok untuk perut si kecil, tapi juga berisiko menimbulkan efek samping tertentu. Sebelum cari tahu lebih lanjut tentang obat tradisional susah buang air besar untuk balita, cari tahu dulu yuk apa saja sih gejala konstipasi atau susah BAB pada anak.

Penyebab dan Gejala Susah Buang Air Besar pada Balita

Konstipasi pada anak bisa dipicu oleh banyak faktor, tapi umumnya bukan kondisi yang sangat serius. Dilansir dari WebMD, susah buang air besar pada balita umumnya disebabkan oleh:

  • Makanan yang Dikonsumsi

    Tekstur dan jenis makanan yang masuk ke perut si kecil seringnya jadi “tersangka utama” susah BAB pada balita lho, Bu. Biasanya pemicunya adalah terlalu banyak makan makanan olahan, produk susu, permen, atau makanan lain yang mengandung terlalu banyak serat.

    Oh ya, kurang cairan juga akan membuat anak mengalami kesulitan saat pup karena usus harus bekerja lebih keras untuk membuang feses. Masa transisi makanan (misalnya dari ASI eksklusif ke susu formula atau makanan padat) juga sering memicu susah buang air besar pada anak.

  • Kebiasaan Menahan BAB

    Apakah si kecil suka menahan BAB, Bu? Kebanyakan anak menahan BAB karena merasa sedang asyik dengan mainannya atau malu sedang berada di tempat umum. Padahal menunda atau menahan BAB akan membuat feses bertumpuk dan akhirnya menjadi sulit dikeluarkan, lho.

  • Trauma

    Pengalaman rasa sakit saat BAB bisa memicu trauma yang menyebabkan anak makin enggan untuk pup. Ya, siklus berulang seperti inilah yang akhirnya bikin konstipasi makin parah. Feses yang terus menumpuk ini akan menimbulkan rasa sakit saat dikeluarkan.

  • Kurang Aktivitas

    Ternyata kurang aktivitas fisik juga bisa memicu BAB pada balita lho, Bu. Gerak fisik yang aktif memang akan membantu memperlancar sistem pencernaan tubuh, sehingga feses lebih gampang dikeluarkan dan BAB pun makin lancar. Jadi, usahakan untuk mengajak anak-anak olahraga rutin ya, Bu.

  • Penggunaan Obat Tertentu

    Beberapa jenis obat atau suplemen juga bisa memicu susah buang air besar pada balita, misalnya suplemen penambah zat besi. Oleh karena itu, konsultasikan dulu dengan dokter mengenai efek samping dll. sebelum memberikan obat atau vitamin tertentu pada anak ya, Bu.

Adapun anak yang mengalami konstipasi biasanya akan mengalami gejala-gejala seperti:

  • Sakit perut;

  • Perut kembung;

  • Kesakitan saat BAB akibat feses yang sulit dikeluarkan;

  • Feses mengeras dan cenderung kering;

  • Feses berdarah;

  • Impaksi feses (ditandai dengan jejak tinja atau cairan pada pakaian anak);

  • Mengejan berlebihan saat BAB (sering kali disertai keringat dingin);

  • Mual dan muntah;

  • Hilangnya nafsu makan; dan

  • Rasa nyeri, perih, atau sensasi terbakar di rektum usai BAB.

Dampak Negatif Susah Buang Air Besar


Meskipun jarang menimbulkan komplikasi, pada kasus tertentu sembelit bisa berdampak negatif pada kesehatan anak, terutama jika kondisi ini berlangsung dalam waktu lama. Susah BAB pada balita sangat mungkin memicu reaksi komplikasi berupa:

  • Wasir atau Ambeien. Ambeien merupakan pembengkakan di dinding rektum akibat proses mengejan yang terlalu keras saat BAB.

  • Fisura Ani. Berupa robekan kecil di anus akibat proses mengejan dan mengeluarkan feses yang keras.

  • Impaksi Feses. Berupa penumpukan tinja di bagian usus atau rektum akibat sembelit yang terjadi dalam waktu lama.

  • Prolaps Rektum. Kondisi ini terjadi ketika posisi rektum bergeser dan menonjol keluar dari anus. Penyebabnya adalah kebiasaan mengejan terlalu keras.

7 Obat Tradisional Susah Buang Air Besar untuk Balita

Meskipun bukan termasuk masalah kesehatan yang serius, susah BAB ternyata bisa menimbulkan dampak negatif pada anak. Selain memicu ambeien dan menurunkan kualitas hidup anak, menurut sebuah penelitian yang terbit di Wiley Online Library, konstipasi pada balita bisa berdampak pada kesehatan mental anak, lho.

Tidak mau hal yang sama terjadi pada si kecil kesayangan Ibu, kan? Ini dia beberapa obat tradisional susah buang air besar untuk balita yang aman dan efektif.

  1. Air Putih


    Air putih memang selalu jadi obat dari segala penyakit, termasuk konstipasi pada anak. Ya, saat sembelit, feses akan bergerak lebih lambat di usus. Ini memicu lebih banyak penyerapan cairan di feses oleh usus, sehingga tekstur feses makin kering dan padat. Air putih merupakan obat pencahar alami yang dapat membantu melunakkan feses, sehingga bisa dikeluarkan dengan mudah.

  2. Garam Inggris


    Tak hanya lezat sebagai penyedap makanan, garam Inggris atau epsom ternyata juga bisa dijadikan obat tradisional susah buang air besar untuk balita, lho. Sebuah studi yang diterbitkan di Therapeutic Advances in Gastroenterology mengungkap bahwa epsom mengandung senyawa magnesium yang bagus untuk memperlancar buang air besar.

    Garam Inggris bekerja efektif dengan cara merangsang pelepasan hormon di saluran pencernaan serta menarik lebih banyak cairan di usus. Nah, cairan inilah yang akan membantu usus lebih relaks dengan meregang dan melunakkan feses sehingga lebih gampang dikeluarkan.

  3. Pepaya dan Apel


    Buah merupakan sumber serat yang sangat bagus untuk membantu melancarkan buang air besar pada balita. Namun, ada buah-buahan tertentu yang diketahui mengandung kadar serat lebih tinggi di antara buah-buah lainnya, misalnya pepaya, apel, pisang, serta pir.

    Serat akan bekerja mengikat cairan dalam usus, sehingga feses lebih mudah dikeluarkan. Oh ya, kandungan kalium dalam buah pisang juga dipercaya efektif untuk melunakkan feses lho, Bu.

    Jika tak menemukan pepaya, apel, atau pisang, Ibu juga bisa menggantinya dengan buah kaya air lain seperti semangka, melon, atau jeruk untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh anak, sehingga feses lebih gampang dikeluarkan.

  4. Kacang-Kacangan


    Jika balita mulai menunjukkan tanda-tanda konstipasi, coba berikan kacang-kacangan, Bu. Kacang-kacangan seperti almond, kacang hijau, buncis, dan kacang polong diketahui mempunyai kandungan serat yang tinggi dan bagus untuk mendukung kesehatan pencernaan.

    Ibu bisa mengolah kacang-kacangan dalam bentuk bubur kacang hijau, sup buncis, atau tumis kacang polong sesuai selera si kecil. Serat dalam kacang-kacangan akan membantu melancarkan BAB dan melunakkan feses dalam usus.

  5. Yogurt dan Kimchi


    Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat mendukung kesehatan pencernaan dan usus. Jika anak mengalami kesulitan saat pup, coba berikan makanan yang mengandung probiotik tinggi seperti yogurt atau kimchi ya, Bu.

    Probiotik yang terdapat dalam yogurt maupun kimchi bermanfaat untuk membantu mengatasi susah buang air besar pada balita. Berikan yogurt secara rutin agar si kecil terhindar dari sembelit dan masalah pencernaan lainnya.

  6. Buah Prune


    Melancarkan buang air besar pada balita juga bisa dilakukan dengan memberikan buah prune secara rutin. Makanan ini diketahui mengandung senyawa sorbitol yang bisa memberikan efek laksatif (pencahar alami) sehingga pup menjadi lebih lancar. Sebagai alternatif, Ibu bisa menggunakan buah prune kering yang banyak dijual di marketplace.

  7. Mi Shirataki


    Mi shirataki tidak cuma digemari karena rendah kalori, tapi juga mengandung serat glucomannan dan lebih banyak air yang dapat merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Konsumsi mi shirataki nggak hanya akan melancarkan buang air besar, tapi juga mendukung berat badan tetap ideal.

Ada beberapa jenis makanan yang mesti dihindari anak agar tidak mengalami konstipasi, misalnya daging merah, makanan kalengan, fast food, makanan olahan, snack kemasan yang tinggi MSG, serta produk susu yang mengandung laktosa.

Ya, sebagian anak memang mempunyai intoleransi laktosa, yakni kondisi berupa ketidakmampuan tubuh mencerna laktosa sehingga menimbulkan berbagai reaksi, salah satunya sembelit.

Tips Mencegah Susah BAB pada Balita


Susah buang air besar akan menimbulkan efek tidak nyaman pada balita. Oleh karena itu, Ibu perlu segera melakukan langkah penanganan yang tepat agar si kecil tidak terus-menerus kesakitan. Selain memberikan makanan pencahar alami seperti di atas, jangan lupa imbangi dengan kebiasaan-kebiasaan baik berikut:

  • Perbanyak Air Putih

    Biasakan anak untuk banyak minum air putih. Selain menghindari risiko konstipasi, ari putih juga punya banyak manfaat untuk tubuh, seperti menghindari dehidrasi, mendukung konsentrasi, dan membantu organ tubuh berfungsi lebih optimal.

  • Olahraga Rutin

    Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa olahraga dapat membantu mengurangi dan mencegah gejala sembelit, terutama pada anak-anak. Ya, gerak fisik memang akan membantu mengoptimalkan fungsi tubuh, termasuk organ pencernaan.

    Jadi, ajak si kecil untuk berolahraga rutin yuk Bu minimal 30 menit setiap hari. Jenis olahraga yang bisa dicoba adalah bersepeda, jogging, jalan santai, atau berenang. Selain menyehatkan, aktivitas ini juga akan membuat anak senang sekaligus meningkatkan emotional bonding antara orang tua dan buah hati, lho.

  • Sesuaikan Kebutuhan Serat Anak

    Balita yang mendapatkan asupan serat berlebih justru meningkatkan risiko sembelit. Jadi, pastikan Ibu menyertakan serat dalam setiap piring makan si kecil dalam jumlah kecil. Serat bisa didapat dari buah-buahan, sayuran, agar-agar, dan rumput laut. Coba variasikan menu agar anak tidak mudah bosan, ya.

  • Hindari Kebiasaan Menunda BAB

    Konstipasi seringnya disebabkan oleh kebiasaan menunda BAB. Jadi, biasakan si kecil untuk buang air besar secara teratur, ya. Berikan pengertian bahwa kebiasaan menahan pup akan membuatnya kesakitan nanti.

  • Kurangi Kafein

    Kafein merupakan senyawa alami yang bisa ditemukan dalam teh, kopi, atau cokelat. Kafein ini bisa menimbulkan efek diuretik (sering pipis), sehingga memicu risiko dehidrasi dan sembelit pada balita atau anak-anak.

Bila Ibu sudah menerapkan cara-cara di atas, tapi si kecil masih tetap mengalami susah buang air besar atau bahkan menunjukkan gejala-gejala tak wajar tertentu, segera periksakan ke dokter agar ia mendapatkan penanganan atau obat yang sesuai ya. Semoga bermanfaat, Bu!

Penulis: Kristal Pancarwengi
Editor: Dwi Ratih