Balita

7 Jenis Gangguan Kognitif pada Anak yang Umum Terjadi

7 Jenis Gangguan Kognitif pada Anak yang Umum Terjadi

Keterampilan kognitif adalah sejumlah kemampuan pada anak-anak atau orang dewasa yang meliputi kemampuan mengingat informasi, memahami komunikasi, dapat menyelesaikan masalah, memiliki ide, penalaran, dll. Anak-anak membutuhkan keterampilan kognitif untuk memahami dan belajar serta menjalani kehidupannya.

Melansir dari laman Brain Balance Centers, gangguan kognitif anak adalah sejumlah aspek ADHD (gangguan pemusatan perhatian) dan ketidakmampuan belajar lainnya yang menimbulkan dampak besar pada cara belajar anak di sekolah nantinya. 

Gangguan perkembangan kognitif anak ini harus menjadi perhatian penuh Ibu sejak dini supaya lebih mudah diatasi. 

Tanda Gangguan Kognitif pada Anak

Sejumlah tanda-tanda gangguan kognitif pada anak dapat menjadi alarm waspada bagi setiap Ibu untuk mengenal dan mencari solusi bila anak terlihat memiliki gangguan kognitif. Mengutip dari laman Brain Balance Centers, berikut ini adalah tanda-tanda gangguan kognitif pada anak yang harus diwaspadai:

1. Sulit untuk Fokus

Anak-anak yang sulit untuk fokus atau memperhatikan bahkan dalam waktu yang cenderung singkat merupakan tanda-tanda gangguan kognitif pada anak. Umumnya, gangguan kognitif pada anak ini akan membuat si kecil sulit untuk berkonsentrasi dan sulit belajar dengan baik nantinya. 

2. Tidak Mampu Duduk Diam dan Tenang

Apakah si kecil tampak tak bisa duduk diam dan tenang? Jangan panik dulu ya, Bu. Anak balita memang punya rentang konsentrasi pendek dan bergerak adalah kebutuhannya. Tapi, ada pula kemungkinan si kecil mengalami gangguan kognitif yang harus segera ditemukan solusinya.

Anak yang tidak bisa duduk diam dan tenang akan sulit mencerna informasi yang akan diberikan pada pengajar nantinya. Ia cenderung hanya ingin bebas bermain sesuai kehendaknya.

3. Sangat Lama Ketika Menyelesaikan Tugas

Bila si kecil tampaknya sangat lama ketika diminta menyelesaikan tugas (apapun jenisnya), maka bisa dikategorikan ia memiliki gangguan kognitif pada anak dan harus segera dibawa ke ahlinya untuk mengetahui terapi apa yang pas untuknya. 

Hal ini dapat terlihat jelas saat si kecil harus menyelesaikan tes tertulis, kemungkinan si kecil akan menyelesaikan tugas tersebut dalam waktu yang lebih lama dibanding dengan anak seusianya.

4. Kemampuan Mengingat Buruk

Gangguan kognitif pada anak dapat juga terlihat dari lemahnya si kecil mengingat banyak hal atau saat diminta mengikuti instruksi tertulis dengan banyak langkah yang harus ia selesaikan. Buruknya kemampuan mengingat ini nantinya akan membuat si kecil kesulitan mengingat pelajaran yang telah diajarkan.

5. Kemampuan Mengikuti Instruksi Ringan yang Lemah

Anak dengan gangguan kognitif biasanya akan sulit mengikuti instruksi ringan serta kemampuan mendengarkan yang lemah. Perlu dilakukan sejumlah tes untuk memastikan bahwa kualitas pendengaran si kecil normal atau ada masalah. Hal ini tak dapat diselesaikan sendiri dan perlu bantuan tenaga ahli profesional untuk hasil yang maksimal.

6. Kesulitan Saat Membaca atau Mengeja

Beberapa gangguan kognitif pada anak dapat diketahui saat si kecil kesulitan membaca atau mengeja sejumlah huruf yang ditampilkan. Selain stimulasi di rumah dengan mengenalkan banyak huruf dan kosa kata pada si kecil, Ibu tetap perlu pergi ke pusat tumbuh kembang anak supaya si kecil mendapatkan penanganan khusus.

7. Bermasalah dengan Konsep Abstrak Dalam Matematika

Anak dengan gangguan kognitif juga akan kesulitan menyelesaikan konsep abstrak yang berkaitan dengan matematika. Ini ada kaitannya dengan kemampuan mengingat yang rendah dan daya imajinasi yang mungkin juga terbatas.

8. Sulit untuk Membuat Rencana atau Prioritas

Gangguan perkembangan kognitif anak dapat menyebabkan anak Ibu kesulitan untuk merencanakan banyak hal atau membuat prioritas di hidupnya. Selanjutnya ia akan perlu penanganan khusus supaya dapat melalui tahapan ini dengan baik.

Dampak Gangguan Kognitif pada Anak

Sejumlah tanda gangguan kognitif pada anak di atas bila tidak diatasi dengan baik akan berdampak besar dan mengkhawatirkan pada kehidupan anak nantinya. Ini bukanlah suatu hal yang harus ditakuti karena gangguan kognitif pada anak masih dapat diperbaiki bila bertemu dengan metode dan ahli yang tepat. 

Masalah utama yang akan si kecil hadapi sebagian besar adalah masalah di sekolah yang berkaitan dengan tidak konsistennya pola belajar si kecil. Bisa jadi suatu hari ia merasa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, bisa jadi hari berikutnya ia akan mengalami banyak kesulitan yang tak terduga dan berujung membuatnya frustasi saat belajar. 

Seringnya beberapa orang tua menegur anak karena tidak dapat mengikuti pelajaran, namun faktanya bisa jadi keterampilan kognitif si kecil sedang terganggu dan ia membutuhkan bantuan tenaga profesional untuk menyelesaikannya.

Anak yang berjuang dengan gangguan kognitif kerap kali mendapat banyak teguran baik dari guru maupun keluarga, ia akan merasa tidak berharga, harga diri yang rendah, hingga memunculkan perilaku buruk pada si kecil. 

Bila tampak si kecil memiliki ciri gangguan kognitif pada anak, ada baiknya Ibu memberinya perhatian lebih karena dukungan keluarga dan orang-orang di sekitarnya akan membuat psikis si kecil lebih baik.

Jenis Gangguan Kognitif yang Umum Terjadi

Ada banyak gangguan kognitif pada anak dan juga orang dewasa dengan beragam variasi. Ini masih dapat diatasi dan ditangani bila bertemu dengan sejumlah ahli yang tepat. 

Melansir dari laman Psychguides (American Addiction Centers Resource), gangguan kognitif sering didefinisikan sebagai gangguan secara signifikan yang merusak fungsi kognitif individu dimana fungsi normal bisa jadi membutuhkan pengobatan untuk memulihkannya. Beberapa gangguan kognitif yang umumnya terjadi adalah:

Demensia

Demensia adalah sebuah kondisi dimana daya ingat dan cara berpikir seseorang mengalami penurunan sehingga berdampak pada gaya hidupnya, kemampuan interaksi sosial, hingga mengganggu aktivitas hariannya. 

Jenis demensia yang kerap kali terjadi atau umum terjadi pada orang dewasa adalah Alzheimer dan demensia vaskular atau gangguan pada pembuluh darah di otak.

Gangguan Perkembangan (Developmental Disorders)

Jenis gangguan kognitif pada anak yang meliputi gangguan perkembangan (developmental disorders) merupakan hal umum yang terjadi pada anak-anak namun tetap perlu penanganan khusus supaya masa depannya tidak terganggu. 

Beberapa gangguan kognitif pada anak yang berkaitan dengan gangguan perkembangan adalah sebagai berikut:

a. ASD (Autism Spectrum Disorder)

Mengutip dari laman Mayo Clinic, ASD atau Autism Spectrum Disorder adalah suatu kondisi yang memiliki kaitan dengan perkembangan otak. Ini berdampak pada cara seseorang melakukan interaksi sosial dan berkomunikasi dengan orang lain. 

Gangguan ini juga mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang. Istilah spektrum yang digunakan pada autisme merujuk pada tingkat keparahan yang mungkin dialami seseorang.

b. ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder)

ADHD merupakan salah satu gangguan kognitif pada anak dengan ciri anak sulit memusatkan perhatian, memiliki perilaku impulsif (tidak dipikirkan terlebih dahulu sehingga kurang peka mana yang bahaya dan tidak), serta perilaku hiperaktif yang berdampak pada kemampuan anak ketika di sekolah nantinya.

c. Gangguan Kecemasan Umum 

Gangguan kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD) merupakan gangguan mental dengan tanda kecemasan dan kekhawatiran berlebih. Gangguan kecemasan ini dapat terjadi pada siapa saja termasuk anak-anak. 

Pada anak-anak gangguan kecemasan ini dapat terjadi ketika ia menghadapi hal yang baru, adanya tekanan yang ia rasakan, ataupun hal yang membuatnya takut. GAD dapat menjadi masalah bila tidak diatasi karena akan membuat si kecil susah berkonsentrasi, kemampuan mengingat yang buruk, gelisah, hingga terus menerus berpikir negatif.

d. Bipolar

Gangguan bipolar merupakan kondisi dimana suasana hati dapat berubah drastis dari merasa sangat sedih lalu seketika merasa bahagia, atau bisa juga seketika merasa pesimis kemudian mendadak optimis, dan masih banyak lagi. 

Lonjakan suasana hati yang tidak menentu dan cenderung tiba-tiba ini dapat disebabkan karena faktor genetik, sosial, lingkungan sekitar, ataupun kondisi fisik.

e. Cerebral Palsy

Melansir dari laman CDC, Cerebral Palsy adalah sekelompok gangguan yang berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan. Cerebral Palsy juga merupakan kondisi umum yang terjadi sejak masa kanak-kanak. 

Gangguan ini juga ada kaitannya dengan lemahnya koordinasi antara otak (Cerebral) dan otot-ototnya (Palsy). Sejumlah pengobatan tertentu sangat dibutuhkan untuk mengatasi gangguan kognitif pada anak ini.

f. Conduct Disorder

Mengutip dari laman WebMD, Conduct Disorder adalah gangguan perilaku dan emosional yang serius dan dapat terjadi pada anak-anak hingga remaja. Anak atau remaja yang memiliki gangguan perilaku cenderung menunjukkan perilaku mengganggu, melakukan kekerasan, dan memiliki masalah saat harus mengikuti aturan-aturan yang ada. 

g. CAPD (Central Auditory Processing Disorder)

CAPD (Central Auditory Processing Disorder) merupakan gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memahami pembicaraan akibat adanya gangguan  pemrosesan pada pendengaran. 

Gejala gangguan ini meliputi susah memahami pembicaraan di suasana yang bising, susah mengikuti instruksi, hingga kesulitan membedakan suara yang serupa.

Gangguan Keterampilan Motorik (Motorik Skill Disorders)

Sementara itu, gangguan kognitif pada anak yang berkaitan dengan gangguan keterampilan motorik adalah gangguan Dispraksia yaitu gangguan koordinasi gerak tubuh akibat terganggunya sistem syaraf yang menghubungkan antara otak dengan otot. 

Faktor anak mengalami dispraksia dapat disebabkan karena bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, konsumsi alkohol saat hamil, atau gangguan kehamilan lainnya. 

Dispraksia ditandai dengan ciri gerak motorik anak yang lambat saat bayi seperti terlambat menegakkan kepala, terlambat berguling, duduk, merangkak, gangguan makan, gangguan tidur, dan masih banyak lagi.

Amnesia

Amnesia adalah kondisi hilang ingatan pada seseorang dengan variasi beragam yaitu kondisi ringan dan kondisi yang berat. Amnesia juga bisa berlangsung sementara atau bahkan permanen (seumur hidup). Amnesia terjadi karena adanya kerusakan pada sistem limbik pada otak akibat beberapa hal seperti stroke, cedera kepala, kejang, tumor otak, kebiasan minum alkohol, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, dan masih banyak lagi.

Permainan Yang Mengasah Kognitif Anak

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah dan membantu mengurangi adanya gangguan kognitif pada anak. Sejumlah permainan yang mengasah kognitif anak pun sudah banyak bermunculan seperti jenis permainan sebagai berikut:

1. Bermain Balok Kayu

Permainan yang mengasah kognitif anak dapat ditemukan pada balok-balok kayu warna-warni. Bermain susun balok bisa mengarahkan si kecil untuk belajar menyebutkan warna hingga menyusun balok-balok tersebut. Bantu si kecil untuk memvariasikan susunan balok-baloknya seperti bentuk menara, bentuk domino (sejajar), dan lain-lain.

2. Bermain Flash Card

Flash Card yang terdiri dari kumpulan kartu angka, huruf, bentuk, benda, sayuran, buah, hingga kehidupan sehari-hari akan membantu mengatasi gangguan kognitif pada anak. Pada permainan ini si kecil akan belajar banyak kosakata baru. Bagi anak dengan ASD kemungkinan permainan ini perlu pengenalan yang berulang-ulang supaya ia mau duduk dan fokus belajar bersama Ayah atau Ibu.

3. Bermain Puzzle

Bermain puzzle dapat membantu mengasah kemampuan kognitif anak karena ia belajar banyak hal seperti warna, menyebutkan jenis puzzle yang ia kerjakan, belajar bertanggung jawab menyelesaikan puzzle-nya, hingga belajar menyelesaikan masalah. Untuk tahap awal, bermain puzzle bisa dilakukan dari yang mudah terlebih dahulu hingga potongan yang lebih rumit.

4. Bermain Menyortir Benda

Menyortir benda dan memisahnya ke dalam mangkuk sesuai bentuk atau warnanya dapat melatih kemampuan kognitif anak. Selain belajar membedakan warna, ia juga akan belajar berhitung dengan menghitung benda pada setiap mangkuk yang Ibu sediakan. Lakukan dengan interaksi dan sejumlah perintah untuk membantu kemampuannya memahami ucapan dan perkataan.

Editor: Dwi Ratih