Balita

Anak Suka Kunyah Es Batu? Hati-Hati Ancaman Pagophagia!

Anak Suka Kunyah Es Batu? Hati-Hati Ancaman Pagophagia!

Stop! Mulai sekarang jangan menganggap sepele kebiasaan anak suka kunyah es batu ya, Bu. Sebab, dikutip dari Medical News Today, kebiasaan kunyah es batu yang secara medis disebut dengan Pagophagia ini bisa menyebabkan komplikasi, lho!

Pagophagia memang umumnya terjadi pada anak-anak dan wanita hamil. Pagophagia muncul bergantung pada seberapa sering seseorang mengunyah es batu.

Kebiasaan ini mungkin juga menunjukkan adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Wah, ternyata dampak kunyah es batu cukup besar ya, Bu.

Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai apa saja dampak kunyah es batu yang wajib Ibu tahu, serta apa yang harus Ibu lakukan agar si kecil bisa berhenti melakukan kebiasaan tersebut.

Dampak kunyah es batu bagi kesehatan gigi

Kunyah es batu bisa menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan sekaligus menyegarkan, terlebih jika dilakukan saat siang hari. Namun demikian, kunyah es batu bisa menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan.  

Dikutip dari Healthline, masalah kesehatan yang muncul akibat suka kunyah es batu antara lain;

1. Gigi mudah rusak dan patah

Kebiasaan kunyah es batu mengakibatkan gigi mudah rusak dan patah. Saat mengunyah, enamel gigi bisa mengalami kerusakan. 

Padahal enamel merupakan bagian gigi yang paling kuat di lapisan terluar setiap gigi. Enamel berperan untuk melindungi lapisan dalam, dari pembusukan dan kerusakan. Artinya, saat enamel rusak maka tidak ada lagi lapisan pelindung gigi, sehingga jadi mudah rusak dan patah.

2. Gigi menjadi sangat sensitif

Dampak kunyah es batu selanjutnya masih berkaitan dengan risiko terkikisnya enamel gigi. Kondisi tersebut menyebabkan, gigi menjadi sangat sensitif terhadap suhu panas dan dingin. Tidak hanya pada makanan atau minuman, tetapi suhu ruang pun bisa berpengaruh pada sensitivitas gigi.

3. Infeksi dan masalah gusi

Jarang disadari bahwa pecahan es batu yang digigit terkadang cukup tajam, sehingga bisa saja menusuk gusi. Tak hanya menyebabkan gusi berdarah, infeksi serius juga bisa terjadi akibat kebiasaan kunyah es batu. Saraf pada gigi juga bisa terganggu, jika kebiasaan ini tidak segera dihentikan.

4. Sakit rahang

Saat mengunyah es batu, otot-otot rahang bekerja lebih keras, dan mengalami tekanan yang berlebihan. Ini dikarenakan tekstur es batu yang keras, sehingga persendian rahang dipaksa bekerja lebih keras. 

Sakit rahang yang tidak segera diatasi, bisa berbahaya karena akan menimbulkan rasa nyeri saat membuka mulut atau mengunyah makanan.

5. Gangguan pencernaan

Es batu yang dibuat atau disimpan dengan cara kurang higienis, bisa menjadi pemicu munculnya gangguan pencernaan. Hal ini dikarenakan virus, kuman, maupun bakteri dapat bersarang pada es batu yang tidak higienis. Itulah sebabnya pencernaan bisa terancam berbagai gangguan, seperti sakit perut, diare, hingga gastroenteritis.

Berisiko mengalami anemia defisiensi besi

Ibu, kebiasaan anak kunyah es batu bukan hanya menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut, tetapi juga bisa menunjukkan adanya gangguan kesehatan lainnya. Dilansir dari Very Well Health, suka mengunyah es batu sering dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. 

Ini adalah suatu bentuk anemia, yang terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup zat besi dalam tubuh. Perlu diketahui, zat besi sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan hemoglobin, molekul yang mengandung zat besi yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. 

Jika kekurangan zat besi, maka sel darah merah tidak dapat membawa oksigen ke seluruh sel-sel tubuh. Gejala anemia defisiensi besi pada anak biasanya berbeda dengan orang dewasa. 

Salah satu ciri khas anemia defisiensi besi pada anak adalah ,keringnya selaput lendir di dalam mulut, lidah, serta kelopak mata bagian dalam dan konjungtiva (area putih pada bola mata).

Jadi tanda adanya gangguan makan pada anak

Ketika anak suka kunyah es batu, Ibu perlu waspada sebab kondisi tersebut bisa menjadi salah satu petunjuk anak memiliki gangguan makan (eating disorder). Secara medis, kondisi ini disebut dengan istilah Pica. 

Dikutip dari WebMD, Pica merupakan gangguan makan yang bisa dialami oleh anak-anak, ditandai dengan kebiasaan makan sesuatu yang bukan makanan, seperti es batu.

Beberapa anak yang mengalami kondisi ini,umumnya berlangsung dalam hitungan bulan. Akan tetapi, jika tidak juga bisa dihentikan, Ibu perlu mewaspadai adanya kemungkinan gangguan lainnya, seperti Obsessive Compulsive Disorder (OCD), yang menyebabkan seseorang terobsesi pada sesuatu hal dan melakukannya secara berulang-ulang.

Cara mengatasi anak suka kunyah es batu

Lantas, bagaimana cara mengatasi kebiasaan anak yang suka mengunyah es batu? Sebaiknya hindari memarahi si kecil ketika Ibu tahu ia suka kunyah es batu. Pasalnya, hal tersebut justru akan membuat anak sulit menghindari kebiasaannya mengunyah es batu. 

Cobalah dengan pendekatan yang lebih baik, seperti memberikan edukasi pada anak tentang dampak buruk mengunyah es batu bagi kesehatannya. Di samping itu, segera periksakan kondisi kesehatan anak untuk memastikan tidak ada kondisi lain yang membuatnya melakukan hal tersebut. 

Dengan begitu, Ibu bisa segera menemukan alasan anak suka kunyah es batu. Ibu juga bisa memulai konsultasi atau terapi (jika diperlukan), guna mengatasi kebiasaan mengunyah es batu tersebut.

Kebiasaan kunyah es batu bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Untuk itu, sebaiknya segera bertindak ketika Ibu mengetahui anak mengunyah es batu. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu.

Editor: Aprilia