Balita

Bikin Suasana Makan Lebih Nyaman, Tips Ketika Anak Tidak Suka Daging

Bikin Suasana Makan Lebih Nyaman, Tips Ketika Anak Tidak Suka Daging

Akhir-akhir ini, Ibumin merasa bingung karena si kecil mendadak tidak suka makan daging. Segala cara sudah Ibumin lakukan, mulai dari masak daging dengan bumbu favoritnya, dan membentuk bola-bola daging dihias dengan food picks beragam karakter lucu.

Duh, kira-kira apa ya alasan anak tidak suka daging? Padahal, untuk daging sapi sendiri menjadi sumber protein yang sangat penting untuk membentuk sel darah merah anak. Serta membantu meningkatkan berat badannya.

Sebagai Ibu, tentu Ibumin nggak mau tinggal diam nih. Berikut adalah beberapa cara yang Ibumin terapkan agar anak tidak suka daging, kembali menyukai sumber makanan bergizi yang satu ini.

Kenapa anak tidak suka daging sapi?


Alasan tidak suka daging sejatinya beragam. Namun, dikutip dari Yummy Toddler Food rata-rata alasan mengapa anak tidak suka daging adalah, biasanya mereka tidak suka dengan teksturnya.

Tekstur daging sapi kebanyakan, memang berserat dan jadi lebih sulit untuk dikunyah. Alasan kedua adalah, teksturnya dirasa cukup membuat anak lebih effort saat mengunyah.

Apalagi jika itu daging merupakan protein hewani yang cenderung baru diperkenalkan orang tua. Bayi biasanya lebih perlu banyak waktu untuk mencerna dan merasakan teksturnya, sehingga ekspresi saat anak makan daging pertama kali terlihat seperti anak tidak suka daging.

Alasan tidak suka daging yang ketiga adalah, pertumbuhan anak sedang melambat di usia pra sekolah, akibatnya nafsu makan mungkin jadi berkurang. Mereka cenderung lebih menyukai makanan yang lebih banyak mengandung tepung dan berkarbohidrat (tinggi glukosa).

Misalnya, jika orang tua menyajikan pasta dengan tambahan daging dan sayuran, balita sering kali langsung memilih pasta tersebut, tanpa makan dagingnya. Masih dikutip dari Yummy Toddler Food, sebuah studi terbaru yang dilakukan Proceedings of National Academy of Sciences menunjukkan bahwa, pertumbuhan melambat ini dipengaruhi peningkatan energi dan dapat dialihkan ke otak yang sedang berkembang.

Padahal, protein dalam daging penting dukung pertumbuhan si kecil


Yes! Kalau mengutip dari Healthy Children alasan mengapa protein sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil adalah, karena protein sangat penting untuk meningkatkan massa otot dan pertumbuhan lainnya seperti rambut, tulang, enzim, kulit, dan darah.

Tubuh anak sangat baik dalam mendaur ulang dan menggunakan kembali protein ketika mereka terurai, namun tubuh kecilnya tetap perlu mendapatkannya dari makanan seperti daging sapi. Jika mengutip dari website Kemenkes protein hewani dari daging sapi mengandung asam amino esensial yang cukup tinggi dan lebih kompleks, dibanding protein nabati.

Selain memiliki asam amino esensial yang lebih lengkap, protein hewani memiliki zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan sumber protein nabati. Beberapa jenis asam amino yang terkandung di dalam daging sapi diantaranya adalah:

  • Vitamin B12
  • Vitamin D
  • Zat besi jenis heme, yang lebih mudah diserap tubuh
  • Zinc.

Sayangnya, menurut Kemenkes berdasarkan hasil Susenas tahun 2022, yang dilakukan Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk yang rendah di dunia. Diketahui konsumsi telur antara 4-6 kg/tahun, konsumsi daging kurang dari 40 g/orang, serta konsumsi susu dan produk turunannya hanya 0-50 kg/orang/tahun.

Sehingga, agar angka konsumsi daging ini bisa meningkat, penting untuk selalu mengajarkan anak untuk makan daging ya Bu. Meskipun terkadang, alasan anak tidak suka daging diakibatkan oleh teksturnya yang lebih keras dibanding jenis protein hewani lainnya.

Harus bagaimana ketika anak tidak suka daging?


Kalau mengutip dari Family Medicine sebenarnya kalau anak tidak suka daging terutama daging sapi, bukanlah sebuah hal yang perlu dikhawatirkan. Ibu tetap bisa memberikan protein pengganti baik daging protein nabati dan protein hewani layaknya, ayam, bebek ataupun seafood.

Makanan-makanan ini memiliki nutrisi yang hampir serupa dengan daging sapi. Tapi, kandungan asam aminonya mungkin lebih sedikit dibanding yang ada di dalam daging sapi.

Namun, bukan berarti Ibu tetap harus mengikuti kemauan si kecil yang nggak mau makan daging sapi ya Bu. Berikut tips agar anak mau makan daging yang bisa Ibu terapkan di rumah:

  • Pastikan daging dimasak dengan empuk

Cobalah menawarkan kepada anak potongan yang lembut dan empuk seperti slice beef, daging cincang atau saikoro. Kalau hendak memasak daging jenis lain seperti buntut sapi, usahakan masak dengan durasi yang lebih lama agar lebih empuk.

Siasat Ibumin, untuk memangkas durasi biasanya menggunakan panci presto. Utamanya jika hendak memasak sop buntut atau iga.

  • Tawarkan dalam porsi kecil terlebih dahulu

Jika anak tidak suka daging semua jenis, bisa jadi akibat ia belum terbiasa dengan rasanya. Tapi, mengutip dari Baby Center Ibu tetap nggak boleh menyerah.

Terus tawarkan saat Ibu memasak menu keluarga yang terdapat dagingnya. Pastikan berikan dalam porsi kecil terlebih dahulu, dan berikan contoh nyata yang artinya orang tua juga ikut makan agar anak bisa meniru.

Proses ini harus dilakukan perlahan dan jangan memaksa ya Bu. Yakinlah, bahwa dengan pengenalan secara perlahan seperti ini, suatu saat mereka akan belajar menyukai rasanya, dan mereka akan mulai makan daging dalam jumlah yang lebih banyak.

  • Buat suasana makan senyaman mungkin

Hindari memaksa si kecil untuk makan daging, dan tahan keinginan untuk menawarkan hadiah jika ia menghabiskan apa yang ada di piringnya. Membuat acara makan keluarga sesantai dan semenyenangkan mungkin, akan mendorong anak untuk mengambil langkah pertama dalam mencoba makanan baru.

  • Buat tampilan dan bentuk daging semenarik mungkin

Salah satu andalan Ibumin ketika anak tidak suka daging adalah, dengan mengubah tampilan daging jadi semenarik mungkin. Misalnya dibuat bola-bola daging, dan disajikan menggunakan food picks dengan pilihan karakter yang digemari anak.

Bahkan, Ibumin terkadang juga mencampurkan daging sedikit demi sedikit di dalam perkedel kentang, ataupun telur dadar favorit si kecil. Jika memilih daging jenis slice beef, usahakan masak dengan bumbu ala restoran cepat saji Jepang supaya rasanya lebih menarik dan mirip dengan aslinya. Kemudian gunting-gunting daging dengan ukuran yang memudahkan anak untuk mengunyah.

Nah, itu tadi adalah beberapa tips agar yang tadinya anak tidak suka daging menjadi belajar untuk menyukainya. Usahakan pilih bagian daging yang empuk dan mudah dikonsumsi si kecil ya, Bu dan pastikan jangan memaksa jika anak sudah benar-benar menolak untuk menghindari kemungkinan anak trauma dengan jenis makanan tertentu.