Balita

7 Sumber Protein Hewani untuk Anak dan Sederet Manfaatnya

7 Sumber Protein Hewani untuk Anak dan Sederet Manfaatnya

Protein hewani jadi salah satu asupan yang penting diberikan kepada anak demi menunjang tumbuh kembangnya supaya lebih optimal. Sebenarnya sumber protein ada dua, yakni yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Namun, protein hewani dianggap lebih lengkap dibanding protein nabati seperti sayuran karena kandungan protein di dalamnya lebih mirip dengan yang ada dalam tubuh manusia. Sumber protein hewani juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti vitamin B12, vitamin D, asam lemak omega-3, dan zat besi, yang tidak dapat ditemukan di protein nabati.

Apa saja manfaat dari protein hewani?

Protein menjadi nutrisi penting yang tidak boleh terlewatkan dari menu makanan harian karena sekitar 20% tubuh manusia merupakan susunan protein yang terdiri dari asam amino. Tubuh kita membutuhkan setidaknya 22 asam amino dalam sehari. Namun sayangnya, manusia hanya bisa menghasilkan 13 asam amino, sedangkan sisanya harus ditopang dari asupan makanan yang bernutrisi yang dapat menghasilkan “Asam Amino Esensial”.

Selain alasan di atas, protein juga penting dikonsumsi manusia termasuk anak-anak karena zat ini bermanfaat bagi pembentukan tulang, enzim, otot, dan perkembangan banyak sekali organ dan jaringan dalam tubuh. Protein juga dapat membantu tubuh menghasilkan hemoglobin yang bertugas mengikat oksigen dalam darah. Dengan protein kita juga jadi bisa terus bergerak aktif karena ia berfungsi layaknya bahan bakar.

Risiko kekurangan protein hewani pada anak

Melihat begitu banyaknya manfaat dari protein untuk manusia, kekurangan protein tentu akan membawa sejumlah dampak buruk, khususnya bagi anak-anak. Apalagi anak-anak masih dalam fase pertumbuhan, sehingga kurangnya asupan nutrisi penting tentu bisa menghambat perkembangannya. Seperti jika anak kekurangan protein, pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya akan terganggu. Anak jadi berisiko stunting.

Anak yang kekurangan protein juga akan susah mempertahankan berat badan yang ideal. Hal ini karena mereka akan cenderung kehilangan massa otot. Selain itu, kurangnya protein dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh, menyebabkan tulang lemah, dan membuat rambut rontok serta kulit kering bersisik.

Namun perlu diingat bahwa konsumsi protein juga tidak boleh berlebihan ya, Bu, apalagi tubuh anak belum mampu menyimpan protein dalam jumlah besar. Kelebihan protein nyatanya juga tidak kalah berbahaya dengan ketika tubuh kekurangan protein. Overdosis protein dapat memperberat kinerja ginjal karena ginjal bertugas menyaring sisa metabolisme protein untuk kemudian diubah menjadi urin. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, risiko kerusakan ginjal pun tak dapat dihindari.

Untuk itu, penting bagi orangtua untuk mengacu pada rekomendasi asupan protein harian agar anak tidak kekurangan atau kelebihan protein.

Rekomendasi Asupan Protein Harian Menurut Kementerian Kesehatan RI Tahun 2019

  • 1-3 tahun = 20 gram

  • 4-6 tahun = 25 gram

  • 7-9 tahun = 40 gram

Rekomendasi Asupan Protein Harian Menurut United States Department of Agriculture (USDA) Tahun 2015-2020

  • 1-3 tahun = 13 gram

  • 4-8 tahun = 19 gram

  • 9-13 tahun = 34 gram

Sumber Protein Hewani yang Baik untuk Anak

Saat ini ada banyak sekali sumber protein hewani yang bisa ditemukan dengan mudah di pasaran. Sebagian orang mungkin hanya akan menganggap kalau protein hewani itu ya daging-dagingan. Padahal selain daging, ada juga olahan makanan lain yang juga termasuk sumber protein hewani. Apa saja ya?

  1. Telur

    Telur termasuk sumber protein hewani yang mudah sekali ditemukan di mana-mana. Harganya pun relatif terjangkau. Telur juga gampang diolah menjadi berbagai varian menu yang lezat. Meski begitu, sumber protein satu ini memiliki kandungan gizi yang tinggi. Seperti dilansir dari Very Well Family, 1 butir telur mengandung kurang lebih 6 gram protein. Putih telur mengandung asam amino esensial sedangkan bagian kuningnya sangat kaya akan nutrisi. Konsumsi telur harian dapat membantu anak tumbuh menjadi lebih tinggi dan kuat.

    Namun, perlu diingat bahwa sebagian anak mungkin memiliki riwayat alergi telur. Jika Ibu atau Ayah tidak bisa makan telur, kemungkinan anak juga mengalami hal yang sama. Konsultasikan dulu ke dokter ya!

  2. Ikan

    Selain telur, ikan juga dapat menjadi pilihan protein hewani untuk dikonsumsi si kecil. Dalam 100 gram ikan atau kira-kira seukuran telapak tangan, terdapat kurang lebih 20 gram protein. Beberapa jenis ikan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibanding yang lain, seperti salmon dan tuna. Selain protein, ikan salmon juga kaya asam lemak omega-3, vitamin D, dan asam amino, membuatnya sangat bermanfaat bagi perkembangan otak anak serta sistem kekebalan tubuh.

  3. Daging ayam

    Sumber protein hewani yang kerap jadi pilihan para Ibu adalah daging ayam. Biasanya daging ayam dipilih karena murah dan mudah diolah. Dalam 100 gram daging ayam, mengandung protein sekitar 30 gram. Selain kaya protein, daging ayam juga mengandung berbagai nutrisi penting bagi anak, seperti zat besi, magnesium, selenium, vitamin B6, vitamin C, vitamin A, dan fosfor. Sumber protein hewani ini juga mengandung kolin yang berfungsi untuk perkembangan kognitif, memori, dan fungsi neurologis anak lho.

  4. Daging sapi

    Selain ayam, daging sapi juga seringkali jadi pilihan Ibu untuk diberikan ke anak. Kandungan protein per 100 gram daging sapi sekitar 26 gram. Selain tinggi protein, daging sapi juga mengandung zat besi, kalsium, serta asam folat yang baik bagi anak. Tapi pastikan Ibu mengolahnya hingga empuk ya, supaya anak mudah mengunyah dan mencernanya. 

  5. Susu sapi

    Kebanyakan anak-anak menyukai susu sapi. Susu juga tergolong sumber protein hewani yang kaya nutrisi. Selain mengandung protein, susu sapi juga mengandung kalsium dan vitamin D yang sangat baik untuk kesehatan tulang. Tapi susu sapi sebaiknya tidak diberikan kepada anak di bawah usia 1 tahun ya, Bu.

  6. Yoghurt

    Yoghurt mungkin bukan sumber protein hewani yang cukup populer di kalangan para orang tua ya, Bu. Hal ini karena yoghurt lebih dikenal sebagai “makanan ringan” yang cocok dimakan bersama buah, biskuit, atau puding. Padahal yoghurt termasuk makanan yang kaya protein lho. Yoghurt yang sebenarnya termasuk olahan susu melalui fermentasi bakteri ini mengandung 10 gram protein per 100 gramnya (sekitar 7 sendok makan). Yoghurt juga mengandung kalsium yang berguna bagi pertumbuhan tulang. Dibanding susu sapi, yoghurt jauh lebih aman dikonsumsi bayi berusia di bawah 1 tahun.

  7. Keju

    Produk olahan susu lain yang mengandung protein hewani adalah keju. Setiap 100 gram keju mengandung 25 gram protein. Selain itu, di dalam keju juga terdapat kalsium, zinc, fosfor, magnesium, vitamin A, vitamin B2, dan vitamin B12. Tapi jangan biarkan anak mengonsumsi keju secara berlebihan ya, Bu. Hal ini karena umumnya keju memiliki kandungan sodium yang tinggi. Pastikan juga Ibu hanya memberikan keju yang terbuat dari susu pasteurisasi untuk mencegah risiko kontaminasi bakteri.

Walaupun protein termasuk zat yang dibutuhkan oleh tubuh, Ibu tetap perlu memastikan bahwa protein tersebut diperoleh dari sumber yang menyehatkan. Sumber protein hewani juga harus rendah garam, serta bebas dari gula tambahan.

The American Heart Association mengingatkan orangtua agar tidak memberi makan secara berlebihan pada anak serta membiarkan anak memutuskan seberapa banyak mereka ingin makan. Anak memang sebaiknya tidak dipaksa makan atau menghabiskan makanannya ya, Bu, karena sebenarnya mereka sudah cukup pandai mengatur seberapa banyak makanan yang cukup untuk dirinya. Anak mungkin sedikit makan di waktu tertentu, dan akan menjadi lebih banyak di waktu yang lain.

Penulis: Darin Rania
 Editor: Dwi Ratih