Penyakit flu dan batuk merupakan penyakit yang seringkali ‘menghantui’ anak-anak. Meskipun kini sudah terdapat vaksin influenza, namun nyatanya hal tersebut tetap tidak menjamin anak bisa terbebas dari penyakit tersebut, lho Bu. Hal ini tentu saja membuat para orang tua harus pandai mencari cara dalam meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun di dalam tubuh anak.
Sebelumnya kenalan dulu yuk, apa sih yang dimaksud dengan sistem imun? Menurut Charles Shubin, profesor pediatrik dari Universitas Maryland, Amerika Serikat, setiap anak lahir ke dunia dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Perlahan, kemampuan imunitas tubuh dalam melawan kuman, virus, dan organisme jahat lain akan bertambah, terutama ketika anak sakit.
Normalnya anak-anak bisa sakit selama 8 kali dalam setahun. Penyebabnya bisa karena flu, batuk, atau infeksi telinga. Walau begitu, sebagai Ibu tentu kita tidak ingin membiarkan anak sakit hanya karena sedang dalam proses untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya, kan?
Eits, jangan khawatir ya Bu sistem imun atau daya tahan tubuh anak bisa ditingkatkan kok. Yuk, intip cara mudah meningkatkan daya tahan tubuh anak berikut ini ya.
7 Langkah Sederhana Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
Ajak anak rutin berolahraga
Olahraga merupakan salah satu cara alami yang paling ampuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Olahraga juga bisa meningkatkan sel pembunuh kuman alami dalam tubuh, menguatkan otot jantung, serta memperkuat tulang dan otot tubuh. Sehingga secara otomatis tubuh menjadi lebih kuat menangkal serangan penyakit.
Olahraga yang dimaksud tidak perlu yang berat ya, Bu. Ajak mereka berolahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda atau berenang. Jadikan olahraga sebagai kegiatan rutin yang harus dilakukan setiap hari, agar menjadi kebiasaan yang baik dan menyehatkan bagi anak.
Berikan ASI eksklusif
Memberikan ASI eksklusif merupakan cara terbaik untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terutama pada bayi dan balita. Sebab, ASI mengandung komponen yang mampu meningkatkan antibodi dan sel darah putih. ASI eksklusif pada bayi baru lahir bisa mencegah infeksi telinga, alergi, meningkatkan kekuatan otak, mencegah diare, pneumonia, meningitis, dan sindrom kematian mendadak.
But, in fact ternyata tidak semua Ibu mampu memberikan ASI eksklusif pada anak-anak mereka karena berbagai kendala. Namun setidaknya, berikan ASI setidaknya selama 2-3 bulan usia Si Kecil, ya Bu. Setidaknya mereka sudah memiliki ‘tameng’ dalam tubuhnya untuk melawan penyakit yang datang nantinya.
But, then setelah melewati umur tersebut Ibu boleh kok, mengombinasikan ASI dengan susu formula
Rutin mengonsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur sangat kaya akan manfaat, salah satunya adalah dapat menangkal serangan virus dan bakteri yang berbahaya dan otomatis dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak. Sebaiknya pilih buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin C. Sebab vitamin C terbukti dapat meningkatkan produksi sel darah putih yang melawan virus.
Paduan sayur dan buah sangat baik untuk kesehatan dan perkembangan tubuhnya. Beberapa sayur dan buah juga mengandung fitonutrien yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak. Terlebih zat fitronutrien terbukti dapat memperbanyak produksi sel darah putih dan interferon untuk melawan infeksi bakteri dan virus.
Tak cukup sampai di situ, rutin mengonsumsi buah dan sayur juga dapat melindungi anak dari penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker saat dewasa. Sajikan wortel, kacang hijau, jeruk, stroberi, dan brokoli pada menu makanannya. Untuk camilan, Ibu bisa siapkan yogurt, salad buah, atau kacang-kacangan.
Namun, pastikan bahwa porsi makanannya sesuai dengan usianya, ya Bu. Sebab terlalu banyak makan bisa membuat bayi rentan memiliki berat badan berlebih, yang jelas tidak baik bagi kesehatan tubuhnya kelak.
Rajin mencuci tangan
Secara garis besar, rajin mencuci tangan tidak secara teknis ada hubungannya dengan dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak. Akan tetapi, ini merupakan cara yang sangat baik untuk mengurangi stress serta mencegah kerusakan pada sistem imun anak.
Ajari anak-anak mencuci tangan dengan sabun, baik sebelum maupun sesudah makan, setelah bermain di luar, setelah memegang hewan peliharaan serta setelah melakukan kegiatan lain yang memungkinkan mereka terkena bakteri.
Nah, mengingat setiap tempat yang mereka kunjungi tidak selalu terdapat fasilitas untuk mencuci tangan, Ibu bisa menyiasatinya dengan membawa hand sanitizer maupun tissue basah. Agar kebiasaan cuci tangan tetap bisa dilakukan meskipun sedang berada di luar rumah.
Tak hanya itu, menurut Barbara Rich, D.D., juru bicara Academy of General Dentistry, cara lain untuk meningkatkan daya tubuh anak adalah dengan mengganti sikat giginya ketika ia mulai sakit. Terutama ketika sakit flu, batuk atau yang berkaitan dengan penyakit tenggorokan.
Yup, seorang anak memang tidak dapat terkena virus flu yang sama sebanyak dua kali, tetapi virus tersebut dapat melompat dari sikat gigi ke sikat gigi serta menginfeksi anggota keluarga lainnya. Namun, jika itu adalah infeksi bakteri, seperti radang tenggorokan, anak justru dapat menginfeksi dirinya kembali dengan kuman yang sama sehingga membuatnya sakit. Dengan cara ini kita bisa sekaligus melindungi anak serta seluruh anggota keluarga lainnya dari serangan penyakit.
Usahakan agar anak tidur cukup
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang kurang tidur juga akan lebih gampang tertular penyakit. Sebab, kurang tidur dapat mengurangi jumlah sel penangkal penyakit di dalam tubuh yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker. Wah, ngeri banget!
Lalu, sebenarnya berapa sih standar kebutuhan tidur yang diperlukan oleh anak-anak? Menurut peneliti Kathi Kemper, M.D. dari Pusat Pendidikan dan Penelitian Pediatrik Holistik di Boston, normalnya untuk bayi baru lahir saja, setidaknya mereka membutuhkan waktu tidur 18 jam sehari, balita perlu 12-13 jam, dan anak prasekolah perlu tidur 10 jam setiap hari. Hal ini penting diterapkan, agar anak dapat me-recharge energi dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Jauhkan mereka dari paparan asap rokok
Polusi kendaraan dan asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, tak terkecuali anak-anak. Asap berbahaya ini dapat mengiritasi organ pernapasan anak, sehingga membuat mereka lebih rentan mendapatkan efek negatifnya, seperti bronkitis atau asma. Perlu diingat bahwa, sebatang rokok mengandung lebih dari 4.000 toksin yang bisa mengiritasi atau membunuh sel dalam tubuh. Nah, mulai sekarang apabila ada anggota keluarga di rumah yang merokok, sebaiknya beri pengertian agar aturan merokok hanya boleh dilakukan di luar rumah.
Jika terpaksa bepergian menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan roda dua, ada baiknya proteksi diri anak dengan menggunakan masker, untuk mengurangi paparan polusi udara. Hal ini penting dilakukan guna meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Usahakan untuk tidak terlalu sering mengonsumsi antibiotik
Hingga saat ini, ternyata masih banyak orang tua yang salah tanggap terhadap manfaat dari obat antibiotik. Yes, Ibu! Walaupun Si Kecil sering sakit-sakitan terutama flu dan batuk, tapi tak berarti mereka selalu membutuhkan obat antibiotik, lho!
Penting diingat bahwa, saat anak terserang flu, batuk dan diare tak lantas langsung membutuhkan obat antibiotik. Antibiotik sendiri sebenarnya merupakan obat yang digunakan khusus untuk membunuh bakteri.
Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak bisa diobati dengan antibiotik. Karena itulah pemberian antibiotik sebaiknya harus benar-benar diperhatikan. Bila anak menderita penyakit yang tidak disebabkan oleh bakteri sebaiknya tidak perlu diberi obat tersebut.
Penggunaan antibiotik sembarangan justru akan memperburuk kondisi anak, seperti membunuh bakteri baik dalam tubuh, merusak organ-organ tubuh yang belum sempurna, serta membuat bakteri-bakteri bermutasi dan menjadi kebal terhadap antibiotik. Akibatnya obat antibiotik justru tidak ampuh lagi dalam membunuh bakteri.
Nggak hanya itu ya Bu, antibiotik juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada beberapa anak.. Menurut penelitian dari Boston University of School Medicine kebanyakan infeksi yang diderita anak disebabkan oleh virus, bukan bakteri. So, alih alih ingin Si Kecil cepat sembuh tak melulu harus menggunakan antibiotik ya Bu.
Demam karena virus biasanya terjadi tiba-tiba dan cepat turun. Sementara demam yang disebabkan bakteri bisa bertahan berhari-hari. Sebaiknya berikan penurun panas saja bila suhu tubuh anak tinggi. Bila dalam dua hari panasnya tidak turun maka baru dipertimbangkan untuk diberi antibiotik.
Kondisinya berbeda bila penyakit yang diderita anak disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia, TBC, meningitis, tifus, radang tenggorokan akibat streptokokus, infeksi saluran kemih, dan lain-lain maka sebaiknya sebaiknya diberi antibiotik spektrum sempit, yakni antibiotik yang hanya bekerja membunuh bakteri tertentu.
Bila anak mendapat antibiotik, maka tepatilah aturan pakainya. Antibiotik harus diminum sampai habis untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri.
5 Makanan Alami Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
Yogurt
Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics, olahan fermentasi susu ini kaya akan bakteri baik atau yang lebih dikenal dengan nama probiotik. Nah, probiotik ini juga sangat ramah terhadap lambung anak dan bermanfaat untuk membantu melancarkan pencernaan serta meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Bahkan dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika tersebut menunjukkan, sebanyak 19% anak yang rutin mengonsumsi yogurt sangat jarang terkenal flu, batuk serta sakit tenggorokan. Karenanya, sedari kecil biasakan anak mengonsumsi yogurt minimal sejak usia 7 bulan.
Meski tidak semua anak menyukai yogurt, tapi tak ada salahnya untuk dicoba, lho Bu. Ke depannya, anak-anak pasti akan terbiasa kok. Eits, tentuya dengan catatan, Ibu harus rutin memberikan yogurt agar mereka terbiasa, ya.
Daging rendah lemak
Daging berlemak memang baik untuk dijadikan sebagai booster berat badan anak. Namun ternyata, daging rendah lemak jauh lebih baik bagi anak-anak. Daging rendah lemak mengandung zat besi yang lebih banyak dibandingkan daging berlemak.
Nah, kandungan zat besi ini merupakan bahan baku utama untuk memproduksi sel darah putih yang dapat melawan berbagai macam penyakit, virus dan infeksi lainnya. Daging rendah lemak juga mengandung protein yang berguna untuk menambah energi. Sehingga semakin kuat dalam melawan berbagai macam penyakit.
Buah dan sayur
Sebaiknya pilih buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin C, misalnya buah yang sedikit asam seperti kiwi, strawberry, jeruk, blueberry dan lainnya. Sementara untuk golongan sayur, Ibu bisa pilih sayuran berwarna terang seperti brokoli, kentang, paprika, bayam dan lainnya.
Lalu seberapa banyak sayur dan buah yang harus anak-anak konsumsi? Para ahli di American Academy of Pediatrics mengatakan tidak ada takaran khusus tentang seberapa banyak sayur dan buah yang harus dikonsumsi anak-anak. Namun, yang terpenting adalah usahakan untuk mendapat buah dan sayur yang alami dan bukan dari jus.
Yup! Selain karena yang alami memang lebih baik, ternyata buah dan sayur yang dimakan secara langsung tanpa di jus, kandungan vitaminnya masih lengkap dan tidak banyak hilang. Apalagi, buah dan sayur yang di jus biasanya sudah tercampur dengan air dan gula.
Meski konsumsi buah dan sayur sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, namun tak berarti harus dikonsumsi berlebihan, lho! Sebaiknya, Ibu pun harus memberikan batasan. Misalnya ada anak yang gemar mengonsumsi buah kiwi, karena kiwi baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak tapi tak berarti ia harus makan buah tersebut setiap hari.
Layaknya mengisi air terlalu banyak di dalam kolam, tentu hal tersebut tidak baik bagi kesehatan Si Kecil. Terlebih buah kiwi memiliki rasa asam yang jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan sakit perut dan diare. Waduh! Tentunya Ibu nggak mau hal itu terjadi, kan?
Susu kefir
Tak berbeda dengan yogurt, susu kefir sendiri merupakan minuman susu yang difermentasikan dari biji kefir. Susu kefir sendiri merupakan warisan turun temurun yang sudah ada sejak jaman para Nabi, ribuan tahun lalu.
Susu kefir biasanya terbuat dari susu sapi, susu kambing dan susu domba. Sedangkan biji kefirnya dibuat dari bakteri asam laktat, ragi, dan zat polisakarida. Minuman jenis probiotik ini kaya akan bakteri Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium bifidum, yang bermanfaat dalam melapisi lambung anak dari ancaman penyakit.
Kefir juga bermanfaat untuk mencegah kanker, mendetoksifikasi tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh anak, menambah kekuatan tulang serta mencegah alergi asma. Bahkan, studi dari University College Cork di Irlandia, membuktikan bahwa rutin mengonsumsi kefir saat anak sedang sakit dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Ajaibnya, mereka juga tak perlu mengonsumsi obat antibiotik, lho! Yes, it is the magic of kefir apalagi minuman probiotik ini ternyata juga bisa menghilangkan bakteri yang menginfeksi tubuh, dan bahkan mencegah gejalanya. Eits, last but not least kefir juga mengandung nutrisi baik untuk tubuh seperti vitamin B, vitamin K, asam folat, kalium, magnesium dan fosfor.
Kacang walnuts
Walnuts mengandung omega 3 dan asam lemak tak jenuh yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Para ahli percaya bahwa kandungan omega 3 yang tergantung dalam walnuts dapat membantu tubuh dalam melawan serangan virus dan bakteri.
Nah, kalau masih bingung bagaimana cara mengolah walnuts yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak sebaiknya gunakan cara simple dan praktis. Jadikan walnuts sebagai camilan bagi anak-anak yang dapat dicampur dengan sereal kesukaan Si Kecil.
Akan tetapi, perlu diingat ya Bu walnuts dan makanan yang kaya akan multi grain memang baik bagi kesehatan anak. Namun, tak berarti mereka harus disuguhkan makanan seperti ini setiap hari.
Selain itu, perlu ditekankan bahwa meskipun Ibu sudah memberikan makanan-makanan terbaik untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, namun tak berarti penyakit ringan seperti flu dan batuk tidak akan pernah datang. Hal tersebut tak menjadi patokan bahwa dosis makanan yang Ibu berikan pada Si Kecil ternyata kurang. Nooo! not a simple as that, it’s just life, and you must be enjoyed.
(Aprilia / Dok. Freepik)