Balita

Negosiasi dengan Anak, Yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

Negosiasi dengan Anak, Yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

“Bagaimana cara terbaik untuk melakukan negosiasi dengan anak?” Pertanyaan tersebut mungkin kerap muncul di benak Ibu akhir-akhir ini, terutama sejak si kecil sudah lebih asertif dalam mengungkapkan keinginannya.

Tak jarang keinginan anak memang berlawanan dengan kemauan atau aturan dari orang tuanya. Contoh sederhananya ketika anak merengek minta permen, padahal Ibu sedang berusaha membatasi mereka mengonsumsi makanan yang manis-manis. Bagaimana mengatasinya?

Negosiasi, Bukan Emosi

Meski apa yang diinginkan anak selalu tidak sejalan dengan kehendak Ibu, sebaiknya hindari berkata penuh emosi atau nada tinggi ya, Bu. Sebab semuanya masih sangat bisa dibicarakan dengan negosiasi. Extremely Good Parenting mengulas bahwa negosiasi dengan anak perlu dibiasakan karena punya manfaat yang besar, antara lain:

  • Membangun Rasa Percaya Anak kepada Orang Tua

    Negosiasi dengan anak adalah salah satu cara terbaik untuk membangun rasa saling hormat dan percaya antara anak dengan ayah ibunya. Diskusi sebelum melakukan sesuatu akan membuat anak merasa bahwa pendapat dan keinginannya didengarkan, bahkan meskipun pada akhirnya tidak dituruti. Hal ini akan melahirkan rasa percaya dan hormat anak kepada orang tuanya.

  • Melatih Anak Berani Mengutarakan Pendapat

    Berani mengutarakan pendapat adalah salah satu lifeskill yang penting dimiliki setiap anak. Keterampilan ini akan sangat dibutuhkan kelak saat dirinya dewasa. Dan negosiasi dengan anak bisa dijadikan pijakan awal bagi orang tua untuk membuat anak berani speak up tentang apa yang ingin dan tidak diinginkannya.

  • Mengajari Anak Problem Solving

    Ibu perlu mengajarkan problem solving pada si kecil sedini mungkin. Salah satunya lewat cara diskusi dan negosiasi. Negosiasi dengan anak bisa dijadikan media untuk mencari jalan tengah maupun jalan keluar atas sebuah masalah—sesederhana apa pun itu.

  • Mengasah Empati Anak

    Negosiasi adalah seni memahami orang lain. Negosiasi dengan anak akan merupakan cara yang bagus untuk mengasah empati mereka. Lewat diskusi, kompromi, dan lain-lain, anak akan lebih peka dan paham bahwa ada kepentingan orang lain yang juga harus dipikirkan.

  • Memperkuat Bonding Anak dan Orang Tua

    Negosiasi dengan anak tidak sama dengan berdebat. Hal ini justru bisa membuka ruang diskusi yang lebih sehat dan hangat antara anak dengan orang tuanya. Pada akhirnya, kebiasaan-kebiasaan baik semacam inilah yang akan membuat bonding si kecil dengan Ayah dan Ibu makin kuat.

Negosiasi dengan Anak: Yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

Negosiasi dengan anak bukan berarti mereka harus mematuhi penuh keinginan Ibu, atau sebaliknya Ibu menuruti keinginan anak. Seperti dikutip dari Empowering Parents, negosiasi semestinya menjadi ruang untuk saling memberi dan menerima sehingga anak dan orang tua sama-sama berbesar hati menerima keputusan—apa pun itu.

Lalu, kira-kira apa saja sih tips atau hal yang harus diperhatikan orang tua saat melakukan negosiasi dengan anak?

  1. Kontrol Emosi

    Emosi biasanya jadi tantangan besar yang harus dihadapi orang tua saat melakukan negosiasi dengan anak. Agar negosiasi tidak berakhir dengan debat atau pertengkaran, cobalah mulai diskusi dengan kepala dingin. Sebisa mungkin kontrol emosi Ibu. Emosi yang stabil akan membuat proses negosiasi lebih mudah. Baik Ibu maupun si kecil pun bisa saling mendengarkan dan memberikan pendapat secara jernih. 

  2. Komunikasi dan Samakan Tujuan 

    Negosiasi dengan anak sering kali berujung buntu karena ketidaksamaan tujuan. Hal ini bisa menyebabkan Ibu dan anak terkesan sangat berseberangan. Padahal, semua bisa disederhanakan lewat komunikasi, lho.

    Maka sebelum memulai negosiasi, pastikan Ibu dan anak-anak mengidentifikasi dulu permasalahan yang akan dibahas. Yang paling penting, tetapkan tujuan yang akan dicapai di awal. Dengan begitu, negosiasi bisa berjalan dengan lancar.

    Contoh kasus: Anak merengek minta dibelikan mainan dengan harga mahal. Ibu bisa memulai negosiasi dengan membuat kesepakatan dengan anak, misalnya “Uang yang Ibu bawa tidak cukup. Bagaimana kalau kita coba cari mainan yang mirip dan harganya cukup dengan uang yang Ibu bawa?” 

  3. Pahami dengan Baik Apa yang Diinginkan Anak

    Bisa saja si kecil mengatakan kalau dirinya ingin A, padahal sebetulnya dia menginginkan B. Nah, tugas Ibu sebagai orang tua adalah memahami dengan jelas apa yang diinginkan anak.

    Ibu bisa bertanya secara tenang kepada anak tentang apa yang diinginkan mereka. Dari situ bisa didapat langkah atau cara terbaik yang lebih adil, nyaman, dan win-win solution untuk Ibu maupun si kecil.

  4. Berpikir Sebelum Menjawab

    Karena sibuk, biasanya orang tua akan langsung merespons permintaan anaknya dengan jawaban IYA dan TIDAK yang bisa jadi malah akan disesali di lain waktu. Sebaiknya kurangi kebiasaan ini ya, Bu. Gantilah dengan jawaban yang lebih “aman” seperti “Kita bicarakan nanti ya. Ibu dan Ayah cari jawabannya dulu.”

    Tips negosiasi dengan anak seperti ini secara tidak langsung juga akan memberikan pengertian kepada mereka bahwa tidak semua keinginannya harus dituruti, atau sebaliknya; menunjukkan bahwa orang tuanya adalah sosok yang demokratis/tidak asal melarang tanpa alasan.

  5. Perjelas Apa yang Ibu Harapkan dari Anak

    Anak butuh penjelasan yang detail dan spesifik jika keinginannya ditolak. Bukan sekadar jawaban “TIDAK” tanpa alasan. Maka, pastikan Ibu sudah punya gambaran jelas apa yang diharapkan dari anak.

    Misalnya ketika anak minta makan fastfood setiap hari. Jelaskan baik-baik padanya bahwa fastfood kurang sehat jika terlalu sering dikonsumsi. Sampaikan juga apa yang Ibu harapkan dari mereka. Misalnya: “Ibu ingin Adik banyak makan makanan bergizi, seperti sayur dan buah. Adik boleh makan burger kok, tapi hanya di hari Minggu.”

  6. Pastikan Waktunya Tepat

    Negosiasi dengan anak yang seharusnya bisa berjalan mulus bisa jadi berujung tanpa hasil karena salah memilih waktu. Maka sebelum mulai berdiskusi, pastikan Ibu memilih waktu yang benar-benar tepat, ya.

    Hindari melakukan negosiasi ketika Ibu atau si anak sedang dalam pengaruh emosional. Negosiasi dengan anak semestinya dilakukan saat sedang santai dengan kepala dingin, misalnya sebelum istirahat malam.

  7. Beri Anak Pilihan

    Memberi pilihan kepada anak adalah jalan lain yang bisa ditempuh untuk mencapai mutual agreement ketika bernegosiasi. Makin banyak opsi yang bisa dipilih anak, idealnya makin sempit ruang perdebatan. 

    Dengan begitu, kemungkinan terjadi silang pendapat pun bisa ditekan. Dan baik Ibu maupun anak-anak pun bisa menjalani keputusan bersama dengan perasaan yang lega. Cara ini pernah diulas dalam sebuah artikel di Harvard Business Review.

  8. Kurangi Bicara. Perbanyak Mendengar

    Dalam bernegosiasi dengan anak, diam bisa jadi cara terbaik untuk mencapai kesepakatan yang sama-sama enak untuk Ibu maupun mereka. Diam akan menghindarkan Ibu dari keputusan atau jawaban yang bisa jadi kurang tepat. Cara ini juga bisa jadi media belajar bagi anak untuk menyampaikan isi pikirannya secara asertif dan terbuka.

Pada dasarnya, beda pendapat antara anak dengan orang tua itu hal yang sangat wajar. Jadi, Ibu tak perlu marah jika anak sudah mulai berani menawar sesuatu, ya. 

Selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai positif yang Ibu tanamkan, tugas Ibu adalah mengakomodasi keinginan dan kebutuhan anak sebaik mungkin.

Penulis: Kristal
 Editor: Dwi Ratih