Balita

Sebabkan Malnutrisi Akut Hingga Kematian, Kenali Apa Itu Wasting!

Sebabkan Malnutrisi Akut Hingga Kematian, Kenali Apa Itu Wasting!

Buibu, pasti sudah nggak asing lagi dengan yang namanya stunting, bukan? Terlebih stunting menjadi isu yang cukup hangat di Indonesia. Meskipun pada tahun 2022 pemerintah telah berhasil menekan angkanya.

Tapi, gimana dengan wasting? Apakah Ibu pernah mendengar tentang wasting? Lalu, apa itu wasting? Wasting sendiri juga kerap dikaitkan dengan anak yang mengalami kekurangan gizi akut dengan berat dan tinggi badan di bawah standar kurva.

Terlihat dari badan yang tampak kurus, dengan tinggai badan yang pendek. Mirip seperti stunting, bukan? Namun sebenarnya keduanya juga memiliki perbedaan konsentrasi kesehatan, meskipun wasting dan stunting kerap dikaitkan dan dianggap sama.

Mari kita bahas lebih jelas mengenai apa itu wasting pada anak, serta hal apa yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.

Mengenal lebih jelas mengenai apa itu wasting


Dikutip dari website Kementerian Kesehatan RI wasting syndrome adalah sebuah kondisi, ketika berat badan anak jadi menurun seiring berjalannya waktu. Kondisi ini biasanya juga berlangsung cukup lama, tanpa disadari orang tua.

Sehingga mengakibatkan total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan. Bahkan, cenderung memiliki kurus atau menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.

Wasting pada anak sendiri ada pemicunya. Biasanya dikarenakan anak terkena diare parah, sehingga berat badannya turun drastis tapi tinggi badannya tidak bermasalah.

Seorang anak yang mengalami wasting akibat kehilangan berat badan secara akut, masuk ke dalam kategori anak gizi kurang atau underweight. Wasting pada anak juga nggak boleh disepelekan, sebab jika penanganannya terlambat bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian. Wah, bahaya banget!

Mengetahui apa itu wasting, apa bedanya dengan stunting?


Setelah mengetahui apa itu wasting, Ibu tentu penasaran apa sih beda wasting dan stunting secara keseluruhan? Menurut UNICEF keduanya sama-sama masuk ke dalam kategori 3 masalah gizi anak di dunia. Di mana yang satunya adalah obesitas atau kegemukan.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2022 (SSGI 2022), terungkap bahwa di Indonesia 1 dari 12 anak balita mengalami wasting, dan 1 dari 5 anak balita menderita stunting. Masalah ini seolah saling berkaitan, sehingga membuat kita wajib memberikan perhatian khusus terkait wasting pada anak. 

Siapa sangka, keduanya juga punya perbedaan. Wasting sendiri merupakan masalah kekurangan gizi yang terjadi dalam waktu singkat, hingga dapat memberikan dampak penurunan berat badan anak yang signifikan (akut).

Sementara stunting, menunjukkan kondisi kekurangan gizi dalam jangka panjang (kronik). Namun, wasting memiliki risiko kematian lebih besar ketimbang stunting. Menurut survei Kemenkes tahun 2022, 1 dari 12 anak Indonesia mengalami wasting dan berisiko mengalami kematian yang lebih tinggi.

Nah, selain risiko kematian yang tinggi, ketika anak didiagnosa wasting dan tidak ditangani dengan tepat, maka ia berisiko 3 kali lebih tinggi menjadi stunting. Sementara anak dengan diagnosa stunting berisiko 1,5 kali lebih tinggi menjadi wasting dibandingkan dengan anak gizi baik.

Risiko kematian juga cenderung akan lebih meningkat jika anak mengalami dua permasalahan gizi ini, secara bersamaan. Nggak heran, masih banyak juga orang yang sering salah kaprah dan menganggap kedua kondisi ini sama.

Gejala wasting yang perlu jadi perhatian


Setelah mengetahui apa itu wasting, Ibu tentu penasaran mengenai gejala wasting, bukan? Yes, nggak semua orang mengetahui gejala wasting secara detail.

Tapi yang pasti, menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wasting pada anak biasanya terjadi pada usia di bawah 5 tahun, dengan beberapa gejala yang menyertai sebagai berikut:

  • Penurunan berat badan drastis
  • Biasanya bikin berat badan anak nggak sebanding dengan tinggi badannya
  • Tubuh anak nampak sangat kurus, bahkan tulang-tulangnya juga terlihat
  • Anak merasa lemas, bahkan sangat lemas
  • Anak kesulitan beraktivitas, tampak nggak bergairah
  • Ketika wasting sudah semakin akut, akan timbul beberapa gejala pendukung lain yang memperparah kondisi seperti; Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD, terdapat bagian tubuh yang mengalami pembengkakkan, bahkan jika diukur lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 12,5 cm.

Harus bagaimana untuk mencegah wasting?


UNICEF mengatakan, sama seperti stunting, wasting ternyata juga bisa dicegah, lho! Terutama ketika anak mengalami diare akut yang bikin berat badannya turun drastis. Yuk, ikuti langkah-langkah pencegahan wasting pada anak berikut:

  1. Berikan makanan yang tepat untuk bayi dan balita, seperti pemberian ASI eksklusif serta memberikan MPASI padat gizi ketika si kecil berusia 6 bulan
  2. Memastikan si kecil sudah diberikan imunisasi dasar lengkap, terutama terhadap penyakit-penyakit berbahaya yang bisa mengancam nyawa si kecil
  3. Memastikan si kecil mendapatkan vitamin A tiap 6 bulan sekali
  4. Tanggap dalam membawa anak sakit ke fasilitas kesehatan terdekat dengan segera
  5. Rutin memeriksakan perkembangan si kecil tiap bulan ke Posyandu
  6. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Nah, jadi sekarang sudah cukup jelas mengenai apa itu wasting kan, Bu? Wasting memang merupakan masalah gizi pada anak yang sangat serius dan berpotensi berakibat fatal. Namun, wasting tetap dapat dicegah dengan berbagai cara.

Semoga dengan penjelasan mengenai apa itu stunting di atas, bisa makin menambah wawasan Ibu mengenai pentingnya memenuhi gizi harian si kecil tiap hari, ya!