Mendengar sahabat sendiri hamil, rasanya tentu ikut bahagia ya Bu. Begitupun yang Ibumin rasakan, namun sahabat Ibumin juga sempat curhat mengenai keluhan yang belakangan ia alami, yaitu merasa sering pusing dan mudah lelah.
Ibumin pun langsung menyarankan untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Sebab, bisa jadi ini merupakan gejala awal Ibu hamil anemia, dimana kondisi ini sangat berbahaya buat Bumil.
Bahaya anemia pada Ibu hamil ternyata nggak main-main, lho Bu! Kondisi ini, bisa menyebabkan Ibu hamil anemia berisiko mengalami perdarahan pasca persalinan, yang juga turut menyumbang kematian Ibu pasca melahirkan di Indonesia serta dampak tumbuh kembang si kecil saat dilahirkan.
Lantas, gimana ya cara menangani Ibu hamil anemia? Yuk, simak langsung penjelasan ahlinya, dalam Instagran Live Ibupedia bersama Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG, MSc.
Ibu hamil anemia, berisiko bikin janin kekurangan nutrisi
Banyak ahli mengatakan, salah satu tanda bahwa Ibu hamil anemia adalah, ketika kadar hemoglobin (Hb) berada di batas 10-11 g/dL. Hal ini memang bisa jadi acuan ya Bu.
Namun, menurut Dokter Ivander, secara garis besar seorang Ibu hamil nggak boleh mengalami anemia sama sekali. Apabila Ibu hamil anemia, dan terdiagnosa saat hamil, dapat dikatakan kondisi ini sudah terlambat ditangani.
“Kalau Ibu hamil anemia, artinya ini sudah lama terjadi. Bahkan sebelum kehamilan, akibatnya selama kehamilan berjalan, maka janin berisiko besar mengalami kekurangan nutrisi. Karena sulitnya membawa makanan dari Ibu ke bayi dalam kandungan,” jelas Dokter Ivander.
Dijelaskan pula oleh Dokter Ivander bahwa, mengetahui kadar Hb dalam tubuh Ibu nggak hanya dilakukan pada saat hamil saja. Namun sebaiknya dilakukan sebelum hamil atau pada saat mempersiapkan kehamilan.
Mencari tahu kemungkinan calon Ibu hamil anemia dengan cepat, lebih bisa ditangani dengan lebih baik. Ketimbang mengetahuinya sudah terlanjur terlambat.
Faktanya, kadang banyak Bumil atau calon Bumil lebih suka menunda-nunda pemeriksaan ini. Padahal, anemia ini sangat berbahaya dan bikin Ibu kehilangan momen untuk memperbaiki kemungkinan bayi mengalami kekurangan nutrisi terlalu lama.
Lalu, apa sih yang jadi penyebab Ibu hamil anemia?
Tahukah Ibu? Menurut Dokter Ivander, sebenarnya penyebab Ibu hamil anemia nggak selalu akibat kekurangan zat besi, lho! Malah sebagian besar Ibu hamil di Indonesia, sudah rutin mengonsumsi tablet zat besi, namun tetap terdiagnosa anemia.
“Karena zat besi via oral itu sulit diserap oleh organ pencernaan Bumil, termasuk usus. Metode ini malah bisa memakan waktu lebih lama, yakni sekitar 3 bulan. Sampai Hb bisa kembali normal,” tambahnya.
Kebanyakan kasus Ibu hamil anemia di Indonesia, cenderung terlambat ditangani akibat Bumil terlambat datang ke dokter. Kalau anemianya sudah berlangsung lama, maka dibutuhkan metode infus zat besi dengan segera.
Supaya, bayi dalam kandungan bisa bertumbuh dengan normal dan ke depannya tidak akan memengaruhi pertumbuhan bayi. Nah, jika dikutip dari Cleveland Clinic kasus Ibu hamil anemia biasanya disebabkan oleh berbagai kondisi, diantaranya:
- Meningkatnya volume darah selama hamil, tapi tidak diikuti dengan pola asupan nutrisi yang baik
- Kurangnya asupan zat besi, vitamin B12, atau asam folat sebelum kehamilan
- Thalassemia: Penyakit keturunan yang menyebabkan 20-30% Ibu hamil anemia. Kondisi ini membuat Bumil malah kelebihan zat besi akibat sel darah merah yang abnormal
- Sering mendonorkan darah sebelum hamil
- Aliran menstruasi yang deras, sebelum hamil
- Adanya polip pada rahim
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan mikronutrient
- Hancurnya sel darah merah, akibat kekebalan tubuh Ibu menghancurkan sel darah merah tersebut, biasanya termasuk dalam gangguan autoimun.
Apa saja gejala anemia pada Ibu hamil?
Salah satu tanda Ibu hamil anemia yang paling umum diketahui adalah, munculnya keluhan lemah, letih, lesu, sering pusing dan kelelahan hingga menyebabkan kulit tampak pucat. Namun, menurut Dokter Ivander, jika kondisi ini terjadi, dapat dikatakan terlambat.
“Justru sebenarnya Ibu hamil anemia, nggak ada gejalanya jika terjadi di fase awal. Sedangkan kalau sudah masuk fase lanjut, barulah muncul keluhan,” jelasnya.
Dapat dikatakan, secara statistik Dokter Ivander mengatakan 50% Ibu di Indonesia hamil dalam keadaan sudah anemia. Ini membuktikan bahwa, anemia nggak akan bisa terdeteksi kalau Bumil ataupun calon Bumil nggak memeriksakan dirinya sejak dini.
Sehingga, sebaiknya nggak perlu mengandalkan gejala saja. Apalagi, seorang bayi yang lahir dengan kondisi Ibu hamil anemia, 70% lebih berisiko terhambat pertumbuhannya.
Jelas hal ini bisa meningkatkan risiko stunting dan gizi buruk, serta perawakan tubuh pendek pada kehidupan anak di masa depan. Itulah pentingnya screening sebelum kehamilan dan melakukan kontrol kehamilan, demi menghasilkan kehamilan yang juga berkualitas.
Dampak Ibu hamil anemia bagi calon bayi
Menurut Dokter Ivander, bahaya Ibu hamil anemia dan nggak ada keluhan maupun gejala, justru sangat berbahaya. Kondisi ibu bisa berkembang makin berat dan memengaruhi persalinan kelak (baik operasi caesar maupun pervaginam).
“Tapi paling kelihatan saat operasi caesar. Operasi dilakukan dalam kondisi Ibu sehat, harusnya proses pemulihan juga bisa lebih cepat. Namun, kalau Ibu hamil anemia justru sebaliknya,” jelas Dokter Ivander.
Sedangkan, pada Ibu hamil anemia yang lahir secara pervaginam, juga pemulihannya bisa lebih lama, kontraksi rahim saat melahirkan nggak stabil, jahitan di vagina akan lebih sulit sembuh dan kemungkinan mengalami perdarahan usai melahirkan lebih besar.
Selain itu, Ibu juga berisiko mengalami pospartum depression dan berisiko mengalami tindakan transfusi darah. Terutama jika terjadi perdarahan usai melahirkan.
Sementara itu, mengutip dari WebMD dampak Ibu hamil anemia pada calon buah hati juga sangat berbahaya. Bahkan, yang terparah bisa membuat bayi berisiko kekurangan nutrisi akibat Hb yang membawa oksigen ke janin tidak tercukupi.
Risiko Ibu hamil anemia pada bayi lainnya adalah:
- Bayi lahir dengan berat badan rendah
- Perkembangan otak terganggu
- Pertumbuhan tulang jadi lebih pendek
- Perkembangan embriogensis di awal kehamilan terhambat
- Bayi berisiko mengalami anemia.
Nah, untuk mencegah Ibu hamil anemia, penting untuk melakukan pemeriksaan sebelum merencanakan kehamilan lebih menyeluruh. Supaya dokter bisa mencari tahu apa penyebab anemia yang dialami oleh Ibu.
Apalagi, nggak semua kondisi anemia diakibatkan oleh kekurangan zat besi ataupun penyakit tertentu. Jadi, penting untuk mengetahui akarnya terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat.