Kelahiran

9 Penyebab Bayi Menangis Setelah Menyusu

9 Penyebab Bayi Menangis Setelah Menyusu

Bukan sekedar nutrisi yang diterima bayi ketika ia menyusu di payudara ibu. Ia juga mendapat kehangatan, kenyamanan, dan cinta. Tapi bagaimana bila bayi menangis setelah disusui? Ia menolak payudara, menekuk punggungnya, memberontak, lalu menangis. Ada apa ini? Apakah ini berarti Anda tidak memiliki ASI yang cukup? Atau ia tidak suka menyusu?

Saat hal ini terjadi, orang-orang yang melihat mungkin akan mulai memberi tahu kalau Anda tidak memiliki cukup ASI dan menyarankan pemberian susu formula. Ada juga yang menyarankan Anda menambahkan susu formula setelah bayi disusui ASI. Setelah itu, Anda mungkin akan mulai merasa ragu untuk melanjutkan menyusui. Jangan menyerah Bun, ada banyak faktor yang menyebabkan bayi menangis setelah menyusu.

Minum dari botol susu tidak sama dengan menyusu di payudara

Ketika bayi menyusu di payudara, ia bisa menghisap untuk mendapatkan ASI atau hanya menghisap tapi tidak meminum ASI. Tapi ketika bayi minum dari botol susu, ia tidak bisa memilih untuk tidak menerima aliran susu ketika menghisap. Ketika mulai menghisap, ia terus mendapat aliran susu, dan ia harus terus menghisap, atau ia akan kebanjiran susu.

Bayi suka menghisap karena berbagai alasan, bukan hanya karena merasa lapar. Misalnya, ia mungkin ingin menghisap untuk menenangkan diri ketika sakit. Ia tidak punya pilihan untuk tidak menerima susu ketika menghisap botol. Karenanya kemungkinan bayi minum lebih banyak susu dari botol meski ia tidak membutuhkannya, dan itu membuat si kecil menangis setelah menyusu.

Penyebab Bayi Menangis Setelah Menyusu


1. Mengalami stres

Bayi sensitif pada perasaan ibu. Si kecil akan merasa lebih tenang bila orang yang merawatnya rileks, dan ia jadi lebih rewel ketika orang yang mengasuhnya sedang dalam tekanan. Jadi bayi lebih mungkin menangis lebih sering, termasuk setelah menyusu, selama Anda dan keluarga mengalami stres.

2. Tidak ingin menyusu

Bila bayi menangis ketika diposisikan untuk menyusu di payudara, atau hanya sedikit menghisap lalu melepasnya dan menangis, mungkin karena ia tidak mau menyusu pada saat itu, atau ia sudah merasa cukup kenyang. Saat usia si kecil menginjak 3 bulan, ia akan menjadi sangat efisien saat menyusu. Beberapa bayi bisa selesai menyusu dalam beberapa menit saja lho Bunda. Frustrasi yang ditunjukkan bayi bisa jadi indikasi kalau ia sudah selesai menyusu dan ingin melakukan aktivitas lain. Kadang ini berarti bayi ingin menghisap untuk merasa nyaman, tapi tidak ingin mendapat aliran ASI. Bila ini yang terjadi, coba tenangkan bayi dengan cara lain, seperti mengayun tubuhnya atau melakukan kontak kulit dengannya.

3. Sedang tumbuh gigi

Beberapa bayi menangis lebih sering, termasuk setelah menyusu, ketika mereka sedang tumbuh gigi. Ini dikarenakan bayi mengalami nyeri gusi ketika menghisap.

4. Merasa lelah 

Bayi yang lelah mungkin menangis setelah menyusu. Beberapa bayi lain terlihat tenang dan tidur pulas setelah disusui. Banyak bayi kecil yang sehat mengalami masa rewel, di mana mereka banyak menangis dan sedikit tidur.

Selama periode rewel ini, bayi sering menyusu dengan durasi pendek dan jarak yang berdekatan. Biasanya setelah bayi rewel, ia mulai menghisap di payudara, lalu tertidur setelah beberapa menit, tapi kemudian menangis ketika lepas dari payudara atau diletakkan di kasur. Siklus ini berlanjut selama berjam-jam. Tapi kondisi ini mereda setelah bayi mencapai usia sekitar 3 bulan.

5. Tertarik pada hal lain

Bayi usia lebih dari 3 bulan mulai tertarik dengan lingkungannya. Anda mungkin sudah terbiasa dengan bayi yang senang menyusu kapan pun Anda menawarkan payudara. Tapi banyak bayi yang usianya lebih dari 3 bulan ingin melihat sekelilingnya, misalnya ingin menemukan suara yang ia dengar, dan menolak payudara. Bila Anda tidak membolehkan ia melihat apa yang terjadi di sekitarnya dan memaksanya kembali ke payudara, ia bisa kesal dan mulai menangis.

6. Sensitif pada makanan atau alergi 

Tanda sensitif pada makanan tidak umum terjadi bila bayi disusui secara eksklusif. Tapi bayi yang sensitif pada makanan tertentu biasanya berperilaku gelisah atau rewel dibanding bayi lain. Bayi yang sensitif pada makanan tertentu bisa mengalami perut bergas, dan ini menyebabkan ia menolak menyusu dan menangis. Temui dokter bila Anda merasa bayi Anda terlihat sensitif sekali pada makanan.

Beberapa bayi, terutama bayi yang menerima ASI, bisa mengalami alergi pada makanan tertentu yang ibu makan. Penyebab paling umum adalah protein susu sapi pada ASI. Tapi sebenarnya alergi sangat jarang terjadi, hanya sekitar 0,5 hingga 1 persen bayi ASIX yang diperkirakan mengalami alergi pada protein susu sapi. Penyebab alergi paling umum adalah telur, jagung, dan kedelai. Bila bayi menunjukkan gejala rewel yang ekstrim setelah menyusu dan menunjukkan gejala seperti feses berdarah, Anda perlu bicara pada dokter tentang tes alergi.

Memperhatikan pola makan dengan menghindari makanan penyebab alergi ketika menyusui seperti produk susu, telur, dan jagung bisa meredakan kolik pada bayi yang biasanya dialami di 6 minggu pertama usianya. Makanan tertentu seperti brokoli mentah dan coklat kayanya bisa bikin bayi ASIX lebih rewel.

Bila si kecil mengalami kolik, Anda tentu ingin mencoba apapun untuk membantu meringankan tangisannya. Anda bisa mencari tahu apakah pola makan memberi pengaruh, Anda bisa mulai dengan menuliskan apa yang Anda makan di jurnal makanan dan menulis reaksi bayi setelah tiap kali makan. Kemudian, Anda bisa menghindari makanan satu per satu dan lihat apakah jika Anda mengurangi asupan makanan tertentu bisa berdampak berbeda pada perilaku bayi atau tidak.

7. Ingin disendawakan

Kebanyakan bayi akan melepas payudara ibunya saat sedang menyusu bila ingin disendawakan. Coba sendawakan bayi di sela sesi menyusui dan setelah ia selesai menyusu. Lakukan ini dengan cara menempatkan tubuhnya di pundak Anda. Bila bayi tidak sendawa setelah beberapa menit, tidak perlu dipaksa. Beraktivitaslah seperti biasa, seperti mengganti popok atau menyusui di payudara lain. Si kecil akan sendawa bila sudah merasa siap. Tidak semua bayi (terutama bayi yang minum ASI) perlu disendawakan setelah tiap kali menyusu. Setelah bayi lebih bisa bergerak bebas dan duduk tegak di usia sekitar 4 hingga 6 bulan, ia bisa sendawa sendiri tanpa perlu bantuan Bunda.

8. Hidung tersumbat

Bayi yang mengalami hidung tersumbat akan sedikit kesulitan untuk mengatur nafas dan menghisap ketika menyusu, sehingga ia akan menolak payudara. Bila hidung bayi tersumbat, Bunda bisa membantunya dengan:

  • Memposisikan tubuhnya lebih tegak untuk menyusu

  • Pastikan dagunya menyentuh payudara dan hidung tidak terhalang ketika ia melakukan pelekatan

  • Dadanya tetap dekat ke ibu dan topang bagian balakang bahunya.

9. ASI terlalu banyak

Bila Anda memiliki ASI yang melimpah, volume makan si kecil otomatis akan besar pula, dan ini bisa membuatnya tidak tenang dan perutnya bergas. Ini bisa membuatnya menangis setelah menyusu. Setelah Anda menenangkannya, ia kemungkinan akan kembali menyusu di payudara, baik dalam 20 menit, satu, atau beberapa jam. Sangat jarang ada bayi di bawah usia satu tahun menolak menyusu di payudara terus-terusan.

(Ismawati)