Ibupedia

Mencukur Rambut Bayi, Benarkah Bisa Bikin Rambut Anak Tebal?

Mencukur Rambut Bayi, Benarkah Bisa Bikin Rambut Anak Tebal?
Mencukur Rambut Bayi, Benarkah Bisa Bikin Rambut Anak Tebal?

Mencukur rambut bayi sudah jadi bagian dari tradisi masyarakat di Indonesia sejak lama. Di keyakinan agama tertentu seperti Islam pun, hal ini juga diatur dan tercantum dalam beberapa hadis. Umumnya yang membedakan adalah waktu mencukur dan seberapa banyak rambut yang dicukur. Ada yang menganggap waktu terbaik mencukur rambut bayi itu di hari ketujuh, tapi ada juga yang melakukannya di hari keempat puluh. Selain itu, sebagian orang mungkin hanya mencukur rambut bayi sebagian saja, sedangkan yang lainnya meyakini bahwa mencukur rambut bayi harus sampai habis.

Terlepas dari perbedaan pendapat di atas, ada satu hal yang banyak diyakini orang bahkan sudah sejak turun temurun, yaitu: mencukur rambut bayi bisa membuat rambutnya tumbuh lebih tebal. Wah, memangnya benar demikian?

Mencukur Rambut Bayi Bisa Bikin Tebal?


Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang unik, karena sebenarnya rambut yang benar-benar “hidup” hanyalah yang berada di sekitar pangkal rambut saja. Sedangkan sisanya hingga ujung rambut merupakan bagian rambut yang sebagian besarnya berisi keratin dan sudah bukan bagian yang hidup.

Pertumbuhan rambut bayi sebenarnya sudah dimulai sejak ia masih di dalam kandungan, atau tepatnya saat usia kehamilan berada di antara 8 hingga 12 minggu. Seperti dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 fase pertumbuhan rambut; fase anagen, katagen, dan telogen. Fase anagen terjadi ketika rambut tumbuh dan bertahan. Lalu fase katagen adalah fase peralihan sebelum masuk ke fase telogen atau istirahat. Saat fase telogen ini rambut akan rontok dan biasanya 2-3 bulan kemudian rambut tersebut akan tumbuh kembali (mengulang ke fase pertama). 

Dalam kandungan, siklus ini sudah berlangsung. Saat bayi lahir, umumnya ia sudah memiliki rambut di kepala, ada yang tebal, ada yang tipis, tergantung keturunan atau faktor genetik. Rambut yang “dibawa” saat lahir itu biasanya akan rontok di 6 bulan pertama. Setelah itu barulah tumbuh rambut baru yang sifatnya permanen dan mengikuti siklus pertumbuhan alamiah.

Menurut dokter Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K), yang juga ahli perinatologi di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, sebenarnya mau mencukur rambut bayi atau tidak, itu sama-sama tidak berpengaruh pada siklus pertumbuhan rambut. Mencukur rambut bayi juga tidak memengaruhi kecepatan pertumbuhan atau seperti yang banyak diyakini orang, membuatnya tumbuh lebih lebat. Rambut yang tumbuh saat bayi dalam kandungan, meski tidak dicukur tetap akan rontok dan berganti dengan rambut baru yang sifatnya lebih permanen. Awalnya rambut bayi mungkin terlihat tipis setelah fase telogen, terlebih tidak semua bayi akan langsung memasuki fase anagen yang baru. Namun, Ibu tidak perlu khawatir karena saat usia anak mencapai 1,5 sampai 2 tahun, umumnya rambut permanennya mulai tumbuh.

Hal lain yang perlu diketahui, sebenarnya setiap helai rambut memiliki fase pertumbuhannya masing-masing lo, Bu. Inilah yang menyebabkan banyak bayi yang mengalami pertumbuhan rambut tidak rata, misalnya hanya tumbuh di bagian atas atau sampingnya saja. Jika ini berlangsung saat bayi di bawah 6 bulan, sebetulnya masih dianggap normal kok. Karena bisa jadi kondisi tersebut juga disebabkan posisi tidur atau kebiasaan-kebiasaan tertentu. 

Bayi yang sering diposisikan telentang kemungkinan rambut bagian belakang kepalanya akan tumbuh terlambat. Bila ini terjadi, Ibu bisa sering-sering mengganti posisi bayi, misalnya dengan tengkurap atau miring ke sisi kanan kiri. Namun demikian, tidak ada obat yang secara khusus dapat mempercepat pertumbuhan rambut.

Merawat Kulit Kepala Bayi


Alih-alih percaya bahwa mencukur rambut bayi bisa bikin rambutnya lebih tebal, ada hal lain yang sebenarnya jauh lebih penting untuk diperhatikan para orang tua, yakni merawat kulit kepala bayi. Pertumbuhan rambut dapat terganggu jika kulit kepala bayi tidak sehat. Salah satu masalah yang kerap ditemui terkait kulit kepala ini adalah dermatitis seboroik. Kondisi ini muncul jika terdapat lapisan berwarna kuning dan berminyak yang menempel di kulit kepala bayi. Biasanya kondisi ini baru disadari ketika orang tua mencukur rambut bayi sampai botak. Konsultasikan pada dokter jika kondisi ini membuat bayi tidak nyaman karena akan memengaruhi pertumbuhan rambutnya.

Selain dermatitis seboroik, bayi juga seringkali mengalami cradle cap atau kerak pada kulit kepala. Sebetulnya kondisi ini termasuk wajar karena kerak ini merupakan sisa-sisa cairan yang menempel di kepala bayi saat ia masih di dalam kandungan dan menjadi kulit mati. Untuk membantu merangsang pertumbuhan rambutnya, penting untuk memastikan kulit kepala bayi bersih dan sehat. Ibu atau Ayah bisa membersihkan cradle cap menggunakan shampo khusus bayi dengan cara memijat perlahan dengan gerakan memutar selama 2 hingga 3 menit sebelum membilasnya dengan air bersih. 

Jika ada sisa-sisa kerak yang menempel di rambut, Ibu bisa menyisirnya secara perlahan sampai cradle cap menghilang secara bertahap. Namun pastikan juga untuk sebisa mungkin tidak mengeramasi bayi setiap hari, karena hal tersebut justru dapat menghilangkan lapisan lemak di kulit kepala dan menyebabkannya menjadi kering. Sebaiknya keramasi bayi setiap 2 sampai 3 hari sekali.

Selain menjaga kebersihan dan kesehatan kulit kepala, penting juga untuk memastikan bayi mendapat nutrisi lengkap dan seimbang. Karena nyatanya, pemenuhan nutrisi ini juga akan berpengaruh pada pertumbuhan rambut bayi, lo. Bayi yang baru lahir sampai usianya 6 bulan, hendaknya hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI), karena ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. 

Sedangkan untuk bayi yang sudah mulai diberi Makanan Pendamping ASI (MPASI), pastikan asupan makanannya mengandung makro dan mikronutrien penting sehingga rambutnya juga bisa tumbuh dengan sehat. Ingat juga bahwa pertumbuhan rambut bayi sangat dipengaruhi faktor genetik. Artinya, orang tua yang memiliki rambut lebat kemungkinan besar akan memiliki anak dengan rambut serupa, berlaku juga sebaliknya.

Manfaat Mencukur Rambut Bayi

Meski tidak ada kaitannya antara mencukur rambut bayi dengan ketebalan rambutnya, namun bukan berarti mencukur rambut bayi tidak ada manfaatnya. Berikut ini sederet manfaat jika kamu dan pasangan memutuskan untuk mencukur rambut bayi.

1. Membersihkan lemak dan kotoran yang menempel di kulit kepala bayi

Bayi yang baru lahir terutama yang lahir melalui persalinan pervaginam, kemungkinan besar akan menerima sisa-sisa lemak dan kotoran dari rahim Ibu saat melewati jalan lahirnya. Lemak dan kotoran itu akan menempel di sekujur tubuh bayi, tak terkecuali rambut dan kepalanya. Mencukur rambut bayi sampai habis dapat membantu membersihkan kepalanya dari sisa-sisa lemak dan kotoran tersebut.

2. Memudahkan perawatan kulit kepala bayi

Mencukur rambut bayi juga dapat memudahkan orang tua merawat kulit kepala si kecil. Bayi yang rambutnya tidak dicukur, sekalipun ia rajin dikeramasi, tetap ada kemungkinan kotoran di kulit kepalanya tidak terangkat sempurna. Sisa-sisa lemak dan kotoran dari rahim Ibu juga bisa jadi sulit dihilangkan. Padahal kotoran di kulit kepala yang tidak terangkat sempurna bisa memicu masalah pada kulit kepala seperti dermatitis seboroik dan kerak kepala. Kondisi ini jika dibiarkan bisa menghambat sirkulasi keringat sehingga mendorong terjadinya gangguan pada kulit kepala seperti bisul, biang keringat, abses, dan lain-lain.

3. Memudahkan orang tua memerhatikan kondisi kulit kepala bayi

Mencukur rambut bayi sampai habis juga akan memudahkan orang tua memerhatikan kondisi kulit kepala si kecil, terlebih jika ada iritasi, bisul, benjolan, atau luka pada kepalanya. Ibu juga akan lebih mudah memastikan kulit kepala bayi benar-benar bersih sehingga gangguan yang terjadi lebih cepat hilang atau sembuh.

4. Bayi akan merasa lebih nyaman

Bagi kita yang hidup di negara tropis, tentu akan lebih nyaman jika memiliki rambut yang tidak terlalu panjang. Begitu pula dengan bayi, dengan rambut yang minim bahkan gundul, ia bisa jadi lebih nyaman karena dapat membantu mengurangi rasa gerah bila cuaca sedang panas-panasnya. Mencukur rambut bayi juga bisa mencegah terjadinya biang keringat yang akan membuat kulit kepala bayi terasa gatal.

Cara Mencukur Rambut Bayi


Mencukur rambut bayi sebaiknya dilakukan oleh profesional, biasanya bidan atau orang yang memang sudah terbiasa mencukur rambut bayi. Namun, jika Ibu atau Ayah tetap ingin melakukan sendiri, penting untuk memerhatikan hal-hal di bawah ini:

1. Mencukur rambut bayi sebaiknya dilakukan saat bayi tertidur

Momen yang pas jadi kunci penting yang perlu diperhatikan saat ingin mencukur rambut bayi. Usahakan mencukur rambut saat bayi tertidur pulas. Ibu bisa menyusui dulu si kecil sampai kenyang supaya tidurnya lelap. Ketika ia sudah deep sleepcukur rambutnya dengan sangat hati-hati dan rileks.

2. Cari posisi yang pas dan nyaman untuk bayi

Selain timing, posisi bayi juga harus pas agar mencukur rambutnya lebih mudah. Ibu dan Ayah bisa saling bekerjasama, misalnya Ibu yang menggendong dan Ayah yang mencukur. Mencukur rambut bayi dengan posisi si kecil tidur di kasur akan lebih menyulitkan. Agar lebih mudah, gendong bayi di dada karena posisi ini membuat rambutnya bisa lebih mudah dijangkau.

3. Jika bayi terbangun, gunakan mainan atau ajak ia bicara sebagai distraksi

Mencukur rambut bayi biasanya membutuhkan waktu yang lama, terlebih jika kamu belum terbiasa. Ada kemungkinan bayi akan terbangun di tengah proses mencukur. Bila ini terjadi, segera alihkan perhatiannya dengan mainan kesukaannya. Seperti dilansir dari laman First Cry, Ibu atau Ayah juga bisa mengajaknya berbicara supaya ia terdistraksi.

4. Gunakan alat cukur yang tajam namun aman

Mencukur rambut bayi bisa menggunakan alat cukur orang dewasa. Pastikan pisaunya tajam agar rambut bisa tercukur sempurna dalam satu usapan. Namun, orang yang mencukur harus betul-betul konsentrasi agar alat cukurnya tidak meleset. Jika ingin lebih aman, sebetulnya kamu bisa menggunakan trimmer yang banyak digunakan pria dewasa mencukur kumis atau berewok. Trimmer akan meminimalisir risiko bayi terluka. Selain memilih pisau yang tajam, gunakan juga pisau yang bersih dan baru, bukan bekas orang lain.

5. Mulai mencukur dari tepi rambut paling luar

Saat semua alat sudah siap, mulailah mencukur rambut bayi dari tepi terluarnya, tanpa mengganggu atau mengubah posisi tidurnya. Usapkan alat cukur secara perlahan. Saat memasuki bagian-bagian yang sulit dicukur, renggangkan sedikit kulit kepala bayi dengan hati-hati. Usap juga kepala bayi sesering mungkin menggunakan tangan, bayi akan sangat menikmati sentuhan fisik karena ini bisa membuatnya nyaman.

6. Berhentilah mencukur saat bayi bergerak atau menangis

Inilah kenapa orang yang mencukur rambut bayi harus benar-benar konsentrasi. Ini karena jika bayi bergerak sedikit, ia harus segera menghentikan aktivitasnya. Mencukur rambut bayi harus benar-benar menyesuaikan gerak-gerik dan mood bayi. Saat bayi menangis, sebaiknya proses mencukur dihentikan, dan bila memang tangisannya berlangsung lama, lebih baik prosesnya ditunda sampai ia tenang kembali.

7. Bersihkan segera rambut-rambut yang jatuh bila proses sudah selesai

Bila proses mencukur sudah selesai, segera bersihkan rambut-rambut yang tercukur dari wajah dan tubuh bayi. Ganti bajunya dengan yang baru dan bersih. Bila bayi sudah bangun, segera basuh atau mandikan bayi menggunakan air hangat. Pastikan tidak ada rambut-rambut yang tersisa yang menempel di kulitnya. Ini untuk menghindari risiko gatal atau alergi pada kulit si kecil.

8. Oleskan minyak atau pelembab pada kepala bayi setelah mandi

Setelah tubuhnya bersih dan terbebas dari sisa-sisa rambut, oleskan disinfektan khusus bayi pada kepalanya untuk mengatasi memar atau luka yang mungkin terjadi selama proses mencukur. Setelah itu beri minyak atau pelembab untuk bayi pada kulit kepalanya guna mencegah gatal dan kering.

Itulah sederet informasi tentang mencukur rambut bayi, mulai dari manfaat mencukur rambut bayi sampai cara mencukur rambut bayi. Semoga membantu, ya!

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih