Kelahiran

Stop Menyalahkan Diri Saat ASI Keluar Sedikit. Mungkin Ini Penyebabnya!

Stop Menyalahkan Diri Saat ASI Keluar Sedikit. Mungkin Ini Penyebabnya!

Sudah coba memerah payudara dan memenuhi makanan yang baik untuk Ibu menyusui namun produksi ASI tetap sulit? Banyak Ibu bertanya-tanya kapan ASI akan keluar dan berujung cemas. Tak sedikit yang kemudian menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk sang buah hati.

Penyebab ASI tidak keluar umumnya karena proses perubahan metabolisme dalam tubuh ibu. Selain itu, penyebab ASI tidak keluar juga bisa dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti stres yang mengganggu kestabilan emosi ibu, terutama jika terjadi baby blues atau postpartum depression. 

Penyebab Ibu Cemas Soal ASI Kapan Keluar

Lalu, apa saja sih yang menjadi penyebab Ibu cemas kapan ASI akan keluar? Dikutip dari Healthline, ASI ibu yang tidak keluar setelah melahirkan merupakan hal yang normal dan sering terjadi. Biasanya, ASI sedang dalam proses produksi di dalam tubuh dan akan keluar sekitar seminggu setelahnya.

1. Kelahiran Prematur


Jika Ibu harus mengalami kelahiran prematur dan dipisahkan dari si kecil segera setelah melahirkan, ini bisa menjadi penyebab kenapa ASI tidak keluar. 

2. Adanya Gangguan Penyakit Tertentu

Apabila Ibu memiliki riwayat penyakit seperti polycystic ovary syndrome (PCOS) atau diabetes, ini juga bisa menjadi penyebab ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan.

3. Tubuh yang Obesitas


Obesitas atau adanya kondisi kronis menumpuknya lemak berlebih dalam tubuh dapat membuat Ibu cemas kapan ASI akan keluar.

4. Ada Infeksi atau Penyakit yang Disertai Demam

Demam bisa mengurangi bahkan menghambat produksi ASI sehingga sulit untuk keluar pada masa-masa awal melahirkan.

5. Melahirkan Secara Caesar


Melahirkan dengan persalinan caesar bisa menghambat produksi air susu dan membuat Ibu was-was kapan ASI akan keluar.

6. Kehamilan Disertai dengan Bedrest dalam Waktu yang Lama

Beberapa kondisi gangguan kehamilan yang membutuhkan bed rest juga bisa menjadi penyebab ASI tidak keluar.

7. Adanya Kondisi Tiroid


Kondisi hormon tiroid yang terganggu seperti hipertiroidisme atau hipotiroidisme sangat berpotensi menyebabkan ASI tidak keluar.

8. Kondisi Trauma atau Pendarahan

Jika Ibu mengalami kondisi trauma tertentu atau pendarahan pasca melahirkan, bisa mengganggu produksi ASI. Jangan sibuk menyalahkan diri dan cemas kapan ASI akan keluar, bisa jadi hal ini karena pengalaman traumatis Ibu.

9. Kondisi Lain yang Menyulitkan Ibu Langsung Menyusui

Beberapa Ibu memiliki kondisi tubuh yang memerlukan waktu lebih lama untuk pemulihan setelah melahirkan, ini biasanya juga menyebabkan ASI sulit keluar. 

Tidak keluarnya ASI segera setelah melahirkan mungkin memang bikin panik, tapi itu proses yang wajar kok, Bu. Tubuh memiliki mekanismenya sendiri untuk memproduksi ASI saat kondisi sudah stabil dan benar-benar siap, khususnya setelah energi terkuras pasca melahirkan. Jika dalam beberapa hari ibu masih bertanya-tanya kapan ASI akan keluar, segera konsultasikan ke ahli laktasi terpercaya.

10 Penyebab ASI Keluar Sedikit

Selain 9 hal yang membuat Ibu khawatir kapan ASI akan keluar di atas, ada juga 10 penyebab ASI keluar sedikit. Sedikitnya volume ASI yang ibu produksi ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. 10 penyebab ASI keluar sedikit tidak boleh disepelekan ya, Ibu. Segera cari tahu penyebabnya dan konsultasikan ke dokter kandungan atau diskusikan dengan bidan yang Ibu percaya. 

ASI yang tidak keluar atau keluar sangat sedikit setelah melahirkan itu wajar. Sebab, ASI perlu waktu dan harus melalui proses panjang dalam tubuh untuk bisa diproduksi. Tetapi, jika dalam beberapa waktu ASI ibu tidak kunjung keluar juga, atau volumenya sangat sedikit padahal sudah beberapa hari setelah melahirkan, sudah waktunya mengambil tindakan. 

Berikut ini adalah 10 faktor yang membuat para Ibu cemas kapan ASI akan keluar menurut ahli laktasi, Teresa Pitman, dilansir dari Today’s Parent :

1. Jaringan Kelenjar ASI yang Tidak Memadai

Salah satu penyebab ASI keluar sedikit adalah adanya kelenjar ASI yang kurang berfungsi dengan baik. Beberapa payudara Ibu bisa berpotensi tidak berkembang secara normal sehingga tidak memiliki saluran penghASIl susu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan si kecil. Saluran penghasil ASI ini mulai tumbuh selama proses kehamilan dan biasanya pada bayi pertama yang baru lahir, kalenjar ASI ini masih dalam proses adaptasi. Salah satu yang dapat merangsang pertumbuhan kelenjar ASI yaitu aktivitas menyusui yang dilakukan secara rutin dan terus-menerus. 

2. Adanya Masalah Hormonal atau Endokrin

Hal lain yang menyebabkan Ibu menunggu-nunggu kapan ASI akan keluar adalanya adanya gangguan hormonal atau masalah pada endokrin. Biasanya hal ini dialami oleh Ibu yang menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS), tiroid rendah atau tinggi, diabetes, hipertensi, maupun masalah hormonal lainnya yang sempat membuat Ibu sulit untuk hamil. Beberapa gangguan ini juga dapat menyebabkan produksi ASI rendah, hal ini karena proses produksi susu ibu sangat bergantung pada sinyal hormonal tubuh yang dikirim ke payudara. 

3. Pernah Melakukan Operasi pada Payudara

Operasi payudara bisa menjadi penyebab Ibu cemas kapan ASI akan keluar. Operasi ini bisa dilakukan untuk alasan medis maupun untuk kosmetik, misalnya operasi untuk membesarkan dan mengecilkan ukuran payudara. Selain itu, jika Ibu melakukan tindik di puting dan area sekitar payudara, ini juga bisa menghambat proses produksi ASI. Seberapa besar pengaruh operasi ini terhadap proses menyusui sangat bervariasi, tergantung bagaimana prosedur operasi dilakukan, berapa lama waktu yang telah berlalu antara operasi dengan kelahiran bayi, dan perlu diantisipasi juga apakah ada komplikasi yang mungkin menyebabkan jaringan parut atau kerusakan pada payudara.

4. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

Penyebab lainnya kenapa ASI sedikit keluar bisa diakibatkan oleh penggunaan kontrasepsi hormonal. Banyak ibu yang menyusui dan mengonsumsi pil KB menemukan produksi ASI mereka tidak berubah, tetapi bagi beberapa ibu, segala bentuk kontrasepsi hormonal (pil, suntikan dan lainnya) dapat menyebabkan penurunan ASI yang signifikan. Ini juga bisa mulai terjadi ketika Ibu mulai menggunakan kontrasepsi hormonal sejak usia kandungan menginjak empat bulan.

5. Konsumsi Obat-Obatan atau Bahan Herbal Tertentu

Tahukah Ibu, salah satu yang menyebabkan ASI keluar sedikit bisa disebabkan oleh konsumsi obat atau bahan herbal tertentu? Beberapa bahan kimiawi seperti pseudoephredine (bahan aktif obat flu), methergine, bromocriptine, maupun bahan-bahan herbal seperti daun sage, peterseli, atau peppermint dalam jumlah banyak dapat mempengaruhi produksi ASI. Jika terus-terusan cemas kapan ASI akan keluar, coba deh perhatikan ulang konsumsi obat-obatan harian Ibu.

6. Adanya Masalah Anatomi yang Menyebabkan Kesulitan Mengisap ASI

Kendala berikutnya yang membuat Ibu bertanya-tanya kapan ASI akan keluar bisa jadi karena masalah anatomi pada tubuh si kecil. Contohnya, bisa jadi si kecil memiliki gangguan pada lidah. Artinya, selaput tipis jaringan di bagian bawah mulutnya menahan lidah bayi terlalu erat, sehingga si kecil tidak dapat menggunakannya dengan baik untuk mengeluarkan ASI. 

Dalam banyak kasus, hal ini cukup mudah dilihat, tetapi untuk beberapa bayi, selaput pembatas berada di belakang lidah dan lebih sulit untuk dikenali. Ibu bisa memeriksa apakah si kecil bisa menjulurkan lidah (melewati bibir bawah) dan menyentuhnya ke langit-langit mulut saat menangis. Jika bayi Ibu memiliki gangguan pada lidah, solusinya yaitu selaputnya bisa dipotong oleh dokter supaya kemampuan bayi untuk menyusui akan meningkat dengan cepat. Masalah lain juga dapat menyebabkan kesulitan mengisap, seperti bibir sumbing dan adanya celah pada langit-langit mulut bayi.

7. Ibu Tidak Menyusui Bayi Saat Malam Hari

Penyebab ASI keluar sedikit berikutnya adalah ketika ibu enggan untuk menyusui si kecil pada malam hari. Bayi yang suli tidur pada malam hari memang bisa bikin Ibu jadi pusing ya. Walaupun ada banyak metode pelatihan yang bisa digunakan agar bayi tidur lebih lama di malam hari tanpa bangun untuk disusui, faktanya hal ini bisa menimbulkan masalah tersendiri. Bayi yang tidak disusui sama sekali di malam hari bisa mengalami penambahan berat badan. Kenapa? Hal ini karena para ibu bisa sangat bervariasi dalam menyimpan ASI di payudara. 

Tanpa aktivitas menyusui semalaman, suplai ASI Ibu akan menurun. Ini akan menyebabkan kadar prolaktin (hormon yang memberi sinyal pada payudara untuk membuat susu) juga lebih tinggi selama menyusui pada malam hari. Kesimpulannya, penurunan prolaktin juga dapat menyebabkan penurunan produksi ASI. Mungkin Ibu tidak tega membangunkan si kecil untuk disusui pada malam hari, tetapi menyusui di malam hari itu penting untuk menghindari produksi ASI yang rendah. 

8. Menjadwalkan Aktivitas Menyusui atau Menggunakan Empeng

Payudara Ibu pada dasarnya akan terus menghasilkan ASI secara terus menerus, tetapi kecepatan produksi ASI sangat bergantung pada seberapa kosongnya ASI tersebut. Ibu akan menghasilkan lebih banyak ASI ketika payudara Ibu hampir kosong, dan lebih sedikit ASI ketika sudah terisi. Ketika bayi Ibu jarang menyusu, karena Ibu telah memberinya jadwal menyusui tiap tiga atau empat jam misalnya, atau karena Ibu memberinya si kecil empeng untuk memberikan jeda waktu antara menyusu, ini bisa menyebabkan payudara Ibu akan lebih berisi penuh untuk jangka waktu yang lebih lama. Otomatis, produksi ASI akan melambat. Ketika bayi sering disusui sesuai dengan respon atau instingnya, jadwal menyusui akan lebih pendek, sehingga payudara lebih sering kosong dan dapat terus memproduksi ASI secara berkesinambungan. 

9. Pengobatan Pasca Kelahiran atau Adanya Penyakit kuning

Tetap cemas kapan ASI akan keluar? Bisa jadi karena Ibu mengonsumsi obat-obatan seperti anestesi epidural atau Demerol yang dapat memengaruhi kemampuan bayi untuk menyusu secara efektif. Beberapa penelitian menunjukkan efek ini bertahan selama sebulan, tergantung pada obat yang digunakan dalam epidural dan lamanya waktu ibu menerimanya. Penyakit kuning,  juga dapat membuat bayi Ibu lebih mengantuk dari biasanya, sehingga si kecil tidak bangun untuk menyusu sesuai kebutuhan hariannya. Jika Ibu mengalami ini, ada baiknya perlu memompa ASI untuk menyimpan stok cukup dan menstimulasi payudara agar ASI tidak mandeg. 

10. Penggunaan Susu Formula

Penyebab lain ASI keluar sedikit yaitu penggunaan susu formula. Beberapa minggu pertama setelah bayi lahir, jika Ibu menggunakan susu formula, hal ini dapat mempengaruhi payudara Ibu sehingga menghambat proses produksi ASI. Konsultan laktasi Diana West mengatakan, pada minggu-minggu awal, kapasitas payudara untuk produksi ASI dikalibrasi sebagai respons terhadap jumlah ASI yang dikeluarkan. “Jika lebih sedikit ASI yang dikeluarkan, payudara menganggap bahwa ASI yang dibutuhkan lebih sedikit, sehingga kapasitasnya diatur pada titik yang lebih rendah,” ujarnya. 

Ketika bayi Ibu diberi susu formula, si kecil akan secara alami menyusui lebih sedikit. Akibatnya, payudara pun meresponsnya dengan memproduksi lebih sedikit ASI. Namun bukan berarti Ibu tak boleh memakai susu formula sama sekali ya. Jika memang benar-benar diperlukan, Ibu dapat melakukan pemompaan serta terus menyusui secara langsung, ini akan membantu meningkatkan volume produksi ASI.

Tak perlu resah bertanya-tanya kapan ASI akan keluar dan berujung menyalahkan diri sendiri. Bisa jadi penyebabnya adalah hal-hal eksternal yang di luar kuasa Ibu. Jika perlu, konsultasikan pada dokter apabila produksi ASI sedikit atau bahkan berhenti sama sekali.

Penulis: Yusrina
Editor: Dwi Ratih