Cara agar ASI ibu cepat keluar tentu bergantung pada banyak faktor. Setelah melahirkan si kecil, keluarnya plasenta memicu produksi ASI secara otomatis dan kegagalan laktasi biasanya sangat jarang terjadi. Tingkat volume ASI yang keluar akan bergantung pada seringnya menyusui dan memulainya sejak dini.
Menentukan kapan dan bagaimana cara agar ASI cepat keluar setelah melahirkan
Ibu biasanya merasakan ASI keluar dalam dua hingga tiga hari setelah bayi lahir. Sekitar waktu ini payudara yang penuh atau bengkak menggantikan volume kolostrum yang sudah keluar lebih dulu. Produksi ASI terus meningkat selama bayi menyusu atau Ibu bisa juga memerah dengan tangan maupun memakai pompa ASI dan mengosongkan payudara sebagai cara agar ASI cepat keluar.
Tapi bila peningkatan ASI tidak terjadi setelah melalui berbagai cara agar ASI cepat keluar, maka produksi ASI akan mulai terhenti. Apapun yang mempengaruhi hormon yang terlibat dalam proses menyusui punya potensi menyebabkan penundaan pengeluaran ASI atau persediaan ASI menjadi rendah.
Kenapa ASI tidak cepat keluar setelah ibu melahirkan?
Kita semua tahu kalau ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tapi tak sedikit ibu yang kesulitan untuk menyusui dan mencari cara agar ASI cepat keluar.
Ada banyak sebab kenapa ASI ibu tidak keluar atau bisa keluar tapi jumlahnya sangat sedikit. Topik ini selalu menjadi perdebatan. Beberapa ibu merasa butuh waktu agar ASI keluar dan tidak ingin menyerah. Tapi sebagian ibu berpendapat ibu tidak berusaha cukup keras untuk menyusui bayinya. Tak ada yang bisa mengontrol apa yang tubuh lakukan atau tidak lakukan. Produksi ASI yang rendah, biasanya bukanlah kesalahan Ibu menyusui, jadi jangan terlalu menyalahkan diri saat mencari cara agar ASI cepat keluar.
Berikut ini penyebab produksi ASI rendah, atau pada beberapa kasus, ASI tidak keluar sama sekali, serta solusi bagaimana cara agar ASI cepat keluar:
Stres
Mulai dari kecemasan hingga serangan jantung, stres bisa memicu semua jenis masalah kesehatan, bahkan memicu produksi ASI yang rendah atau tidak ada sama sekali. Stres bisa jadi alasan utama dalam produksi ASI. Ketika berada di bawah stres berat, tubuh kita tidak berfungsi sebaik ketika normal. Stres bisa menyebabkan tubuh bereaksi dengan cara aneh dan tidak sehat ketika berusaha mengatasinya.
Mudah saja untuk mengatakan ke para ibu untuk “Jangan banyak stres,” tapi ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Dan meski kehamilan dan kelahiran seharusnya jadi waktu yang membahagiakan, tak ada hidup yang sempurna dan banyak dari kita mengalami lebih banyak stres selama kehamilan.
Cara agar ASI cepat keluar adalah mencari tahu apa sumber stres Ibu dan jika perlu mintalah bantuan pasangan atau orang terdekat untuk memecahkan masalah itu bersama-sama. Menyimpan rapat semua duka dan kesedihan Ibu tidak akan membantu Ibu dalam mencari cara agar ASI cepat keluar.
Hormon
Hormon menjadi faktor utama dalam produksi ASI. Estrogen dan progesteron adalah hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama pubertas dan kehamilan.
Prolaktin berkontribusi selama kehamilan serta mengarahkan produksi ASI bersama insulin dan kortisol. Lalu, oksitosin mendorong ASI melalui kelenjar. Ketika ini tidak terjadi, produksi ASI juga tidak terjadi. Produksi ASI yang rendah atau tidak memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup menjadi indikator hormon tidak seimbang dan kemungkinan ada yang salah terjadi. Kalau sudah begitu, Ibu harus mencari cara agar ASI cepat keluar.
Tiroid adalah kelenjar kecil di leher. Meski tiroid berukuran kecil, fungsinya mengatur hormon. Bila tiroid tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ketidak-seimbangan hormon akan terjadi dan lalu memicu produksi ASI yang rendah atau tidak ada sama sekali. Di kasus ini, sebaiknya temui dokter dan ikuti tes untuk mencari tahu akar masalah sekaligus mencari cara agar ASI cepat keluar.
Deficient glandular tissue
Mammary hypoplasia atau deficient glandular tissue bisa jadi penyebab persediaan ASI sedikit. Wanita dengan insufficient glandular tissue tidak banyak mengalami perubahan pada payudara selama pubertas dan atau kehamilan, tidak bengkak, dan persediaan ASI rendah. Sayangnya, tidak diketahui pasti penyebab mammary hypoplasia, meski beberapa dokter meyakini kondisi ini ada hubungannya dengan genetik.
Diyakini mammary hypoplasia tidak menyebabkan masalah kecuali dari sisi kecantikan. Kedua payudara bisa jauh terpisah, tidak simetris, atau berbentuk tabung. Payudara bahkan bisa terlihat cukup penuh tapi jaringan produksi ASI tidak ada. Payudara penuh dengan jaringan lemak. Bicaralah pada dokter atau konsultan laktasi yang dapat membantu Anda mencari tahu apakah ini yang jadi masalahnya.
PCOS
Polycystic ovary syndrome adalah kondisi yang menyebabkan banyak jenis penyakit. PCOS bisa memicu masalah kesuburan, pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh yang berlebihan, menstruasi tidak teratur, rambut kepala rontok, berat badan bertambah, dan jerawat.
Bila ibu dengan PCOS hamil, ia akan tetap bisa mengalami masalah lain seperti persediaan ASI rendah atau tidak keluar sama sekali. Meski tidak ada obat untuk PCOS, ada variasi penanganannya. Wanita dengan PCOS biasanya memiliki estrogen dominan, dan ini bisa mengganggu produksi ASI. Tingkat estrogen seharusnya turun setelah melahirkan. Resistensi insulin bisa jadi efek samping lain yang disebabkan oleh PCOS. Wanita dengan PCOS punya tingkat hormon androgen lebih tinggi yang bisa menghambat prolaktin mencapai reseptornya.
Penggunaan alat kontrasepsi
Kebanyakan wanita pernah menggunakan alat kontrasepsi. Ada banyak efek negatif yang disebabkan oleh alat kontrasepsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Banyak alat kontrasepsi yang dijual di pasaran mengandung tingkat estrogen yang tinggi, yang bisa berdampak pada kemampuan produksi ASI. Beberapa wanita mulai menggunakan alat kontrasepsi setelah bayi lahir, yang tidak bijak karena bisa berdampak negatif. Alat kontrasepsi berperan dalam hormon seseorang, yang tidak sehat untuk tubuh dan bisa menyebabkan ketidak-seimbangan hormonal jangka panjang. Kondisi ini bisa menyebabkan ibu tidak bisa memproduksi ASI. Jadi ketika Anda berusaha menyusui, sebaiknya hindari alat kontrasepsi sebagai salah satu cara agar ASI cepat keluar.
Konsumsi obat atau herbal tertentu
Seperti halnya alat kontrasepsi yang bisa mempengaruhi produksi ASI, obat, vitamin atau herbal tertentu juga demikian. Obat seperti pseudoephedrine, bisa menyebabkan produksi ASI turun. Peppermint, methergine, bromocriptine, dan oregano juga bisa berpengaruh negatif pada persediaan ASI.
Bila Ibu sakit atau mengalami alergi, tanyakan ke dokter tentang penanganan alternatif. Beberapa resep obat bisa membuat ASI menurun atau berhenti sepenuhnya. Yang paling baik memang tanyakan ke dokter bila Ibu minum obat dan merasa khawatir bisa menyebabkan persediaan ASI menurun atau tidak ada sama sekali. Beberapa pihak menganggap alkohol bisa membantu wanita rileks dan ampuh sebagai cara agar ASI cepat keluar. Ini merupakan persepsi yang salah, alkohol justru akan menghalangi Ibu memproduksi ASI. Dan sangat jelas, obat keras sangat dilarang ketika menyusui sama sekali bukan cara agar ASI cepat keluar.
Persalinan yang sulit
Melahirkan tidak selalu seperti yang direncanakan dan bisa membuat ibu dan bayi stres atau bahkan trauma. Banyak hal bisa terjadi, mulai dari pendarahan hingga dokter atau bidan melakukan tindakan yang keliru. Ada banyak ceria tentang ibu yang tidak bisa menyusui setelah kelahiran yang sulit.
Tiap orang berbeda, tapi ada efek saat impian tentang persalinan normal kandas. Yakni, persediaan ASI rendah atau tidak ada sama sekali. Sepertiga wanita mengatakan mengalami trauma atau kesulitan persalinan. Memisahkan ibu dan bayi segera setelah persalinan, untuk pembedahan atau hal lain, jadi situasi yang umum terjadi. Ini bisa menyebabkan trauma dan stres dan memicu kurangnya produksi ASI. Yang terbaik adalah mencoba untuk tidak stres dan cari orang untuk diajak bicara tentang masalah ini.
Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh ketika kita sakit, mengalami alergi, dan bahkan menyusui. Di udara yang kita hirup dan di makanan yang kita makan, kita dihadapkan pada bahan kimia, polusi, dan banyak lagi. Kanker meningkat, bersama dengan penyakit lain, serta produksi ASI rendah hingga tidak keluar sama sekali. Dan ini bukan kebetulan. Ilmuan telah mempelajari selama bertahun-tahun tentang penyebab di balik ketidakmampuan ibu untuk menyusui dan mencari cara agar ASI cepat keluar. Menghindari bahan kimia jadi cara yang perlu dilakukan semua wanita hamil agar ASI keluar.
Masalah kesuburan yang tidak terdeteksi
Kadang, masalah kesuburan baik yang sudah terdeteksi atau belum diketahui bisa jadi pemicu produksi ASI rendah. Beberapa wanita harus menjalani perawatan kesuburan untuk bisa hamil. Dan bila terjadi kehamilan, ini tidak berarti masalah kesuburan akan hilang. Masalah kesuburan ini bisa punya efek negatif pada produksi ASI sehingga nantinya Ibu harus mencari cara agar ASI cepat keluar.
Masalah kesuburan sangat umum terjadi setelah kehamilan, bila Ibu curiga masalah kesuburan menjadi akar masalah menyusui, hal terbaik adalah berkonsultasi pada dokter untuk bersama-sama mencari cara agar ASI cepat keluar. Beberapa tes darah bisa menentukan apakah penyebab produksi ASI yang rendah adalah masalah kesuburan. Masalah kesuburan bisa terjadi setelah kehamilan dan berapa lama berlangsungnya bergantung pada usia wanita.
Kapasitas penyimpanan payudara
Beberapa wanita tidak punya kapasitas penyimpanan ASI yang besar dan karenanya tidak punya cukup ASI. Dan ini bukan tentang ukuran payudara, ya Bu, ini tentang jumlah jaringan pembuat ASI di dalam payudara. Beberapa payudara besar punya kapasitas penyimpanan sedikit dan beberapa payudara berukuran kecil punya kapasitas penyimpanan yang lebih besar.
Satu payudara biasanya akan menghasilkan lebih banyak ASI dibanding yang lain. Bila wanita punya payudara berukuran kecil, tapi kapasitas penyimpanannya lebih besar, ia harus menyusui atau memompa ASI lebih sering sebagai cara agar ASI cepat keluar. Ketika tidak ada cukup ruang untuk penyimpanan ASI, maka ini bisa menyebabkan masalah. Normal bila payudara wanita menyimpan sekitar 6 ounce ASI, kurang dari jumlah ini menjadi tanda masalah produksi.
Gaya hidup
Gaya hidup ibu akan sangat mempengaruhi persediaan ASI-nya. Saran yang biasanya diberikan untuk ibu hamil adalah menghindari obat-obatan, alkohol, kafein, stres, dan bahan kimia berbahaya. Beberapa wanita tidak mendengarkan saran ini dan sayangnya ini bisa menyebabkan kerusakan pada janin atau masalah pada kemampuan untuk memproduksi ASI untuk bayi.
Menerapkan gaya hidup tidak sehat atau menjalani pekerjaan yang menimbulkan stres juga berhubungan dengan produksi ASI. Stres dikenal menghalangi produksi ASI, jadi coba hindari hal ini demi membantu persediaan ASI serta sebagai cara agar ASI cepat keluar.
Memang, tak ada orang yang bisa selalu menghindari stres. Merawat diri selama kehamilan sama pentingnya seperti merawat bayi. Coba lakukan perawatan tubuh seminggu sekali seperti pedicure, manicure, atau meditasi, serta hindari obat-obatan terlarang.
Pengosongan payudara tidak memadai
Beberapa bayi tidak bisa melakukan pelekatan dengan benar atau mengeringkan ASI dari payudara. Bayi mungkin mengalami tongue tie. Bila bayi tidak bisa minum dengan benar dari payudara, persediaan ASI menjadi tidak maksimal dan Ibu harus mencari cara agar ASI cepat keluar.
Semakin sering Ibu menyusui, semakin banyak tubuh memproduksi ASI. Untuk memastikan pengosongan payudara, pijat dan remas payudara untuk membantu aliran ASI. Bila bayi tidak memosisikan mulutnya dengan benar pada payudara, atau puting tidak berada cukup dalam di mulutnya, ia tidak akan bisa menghisap dengan benar. Menghisap yang salah tidak akan membuat bayi minum cukup ASI dan ASI yang tersisa akan tetap berada di payudara, di mana bisa menyebabkan produksi ASI menurun. Coba bicarakan pada konsultan laktasi untuk mengatasi masalah ini agar bisa bersama-sama mencari cara agar ASI cepat keluar
Cara menstimulasi keluarnya ASI setelah melahirkan
ASI menjadi sumber nutrisi utama untuk bayi kecil. Untuk punya persediaan ASI yang cukup, stimulasi selama kehamilan dan setelah kelahiran perlu dilakukan. Persediaan ASI tidak akan bergantung pada ukuran payudara Ibu, jadi tiap wanita punya kesempatan yang sama memberikan ASI eksklusif ke bayinya.
Meski tubuh telah mulai memproduksi ASI selama kehamilan, tetap mungkin ASI tidak keluar di beberapa hari setelah melahirkan. Karena hanya beberapa wanita yang secara alami tidak bisa menyusui, Ibu harus menstimulasi payudara agar ASI keluar. stimulasi ASI setelah melahirkan jauh lebih mudah daripada selama kehamilan. Ibu bisa lakukan hal berikut sebagai cara agar ASI cepat keluar:
Usahakan agar tetap rileks. Melahirkan bayi menimbulkan stres dan melelahkan dan karenanya mempengaruhi proses produksi ASI. Ibu harus tetap rileks untuk membiarkan tubuh melepas hormon oksitosin yang dibutuhkan sebagai cara agar ASI cepat keluar.
Lakukan skin to skin dengan bayi. Bidan selalu menyarankan ibu agar menempatkan bayinya yang telanjang di atas dadanya atau inisiasi menyusu dini (IMD). Ini untuk membantu bayi menemukan puting dengan instingnya. Ketika bayi mencoba menghisap puting, tubuh ibu menerima pesan untuk mulai melepas oksitosin dan menghasilkan ASI yang dibutuhkan bayi.
Susui bayi secara teratur dan sering. Ini akan menstimulasi tubuh untuk menjaga produksi ASI di payudara. Bayi bisa disusui tiap satu atau dua jam untuk menghindari kelaparan dan minum terlalu cepat yang bisa memicu gumoh.
Sering kosongkan payudara. Di sela interval ketika Ibu sedang tidak menyusui bayi, Ibu bisa mengosongkan payudara dengan memompa. Mirip dengan menyusui, memompa juga menyampaikan pesan ke otak untuk terus melepas prolaktin dan memproduksi lebih banyak ASI.
Jaga payudara tetap hangat. Gunakan lap dengan air hangat dan letakkan di payudara. Ini akan membuat payudara rileks dan meningkatkan produksi oksitosin sebagai cara agar ASI cepat keluar.
Stimulasi puting. Anda bisa memelintir-melintir puting untuk memberi stimulasi serupa dengan hisapan bayi. Pastikan melakukannya dengan lembut dan perlahan karena puting Ibu sangat sensitif. Gerakan ini akan menstimulasi prolaktin untuk bekerja dan memproduksi lebih banyak ASI. Ibu juga bisa coba cara ini meski puting sedang dalam keadaan masuk ke dalam.
Tepat begitu si kecil lahir, bayi bisa disusui kolostrum yang diproduksi oleh payudara, jadi Ibu punya waktu untuk mempersiapkan persediaan ASI.
Apa yang harus dilakukan saat ASI tidak keluar?
Pemberian jumlah kolostrum yang sedikit tapi teratur di dua hingga tiga hari pertama setelah ibu melahirkan biasanya cukup untuk bayi baru lahir. Meski begitu, apabila ASI tidak keluar di 2-3 hari pertama itu hal yang sangat normal.
Sambil menunggu ASI keluar, bayi perlu sering melakukan pelekatan sebagai cara agar ASI cepat keluar. Bisa juga dengan cara memompa dengan tangan dan dekap bayi untuk kontak kulit. Hal ini meningkatkan hormon yang terlibat dalam produksi ASI (oksitosin dan prolaktin), jangan lupa letakkan bayi di posisi yang tepat agar sering menyusu.
Bila ASI tidak keluar hingga hari ketiga atau lebih setelah ibu melahirkan, berat badan bayi bisa mulai menurun, atau ia mengalami dehidrasi dan penyakit kuning. Terlebih jika Mekonium di popok bayi juga tidak berubah warna. Pada situasi ini, penting untuk mendapat bantuan menyusui dengan cepat dan memastikan bayi menyusu dengan baik. Mintalah bantuan profesional untuk membantu mencari cara agar ASI cepat keluar sesegera mungkin.
Memerah dengan tangan tiap beberapa jam juga bisa menjadi cara agar ASI cepat keluar. Cara ini akan menstimulasi persediaan ASI dan ASI perah bisa diberikan ke bayi. Dokter akan memberi saran tentang suplemen dari donor ASI atau susu formula jika memang dibutuhkan. Prioritas Ibu adalah membuat bayi menyusu dengan baik. Jika pada akhirnya suplemen untuk bayi diperlukan apabila semua cara agar ASI cepat keluar tidak berhasil, maka bukan berarti Ibu menyerah. Percayalah bahwa Ibu sudah melakukan yang terbaik dan mendapat dukungan tulus dari orang di sekitar.
(Ismawati & Yusrina / Dok. Pixabay)