Keluarga

Ingin Tahu Kunci Rumah Tangga Bahagia? Terapkan Magic Ratio!

Ingin Tahu Kunci Rumah Tangga Bahagia? Terapkan Magic Ratio!

Ibu dan Ayah pasti mengidam-idamkan rumah tangga bahagia, bukan? Siapa yang tidak ingin pernikahannya dihiasi dengan canda dan gelak tawa setiap hari? Terbebas dari kesalahpahaman, bisa senyum semringah menikmati tiap momen yang terjadi. Bahagia itu sederhana, bahkan sesederhana memasak nasi goreng bersama untuk sarapan pun bisa terasa indah.

Namun, butuh kerja sama untuk bisa mewujudkan pernikahan yang bahagia. Di tiap rumah tangga bahagia, ada rahasia kebahagiaan yang bisa kita contek. Rahasia kebahagiaan itu ada dalam diri Ibu dan Ayah yang mau berkomitmen bersama dalam berumah tangga. Salah satunya dibuktikan oleh sebuah penelitian sosial oleh Dr. Gottman dan Robert Levenson.

Berbekal niat mereka meneliti rahasia kebahagiaan rumah tangga, tercetuslah pengamatan terhadap cara masing-masing pasangan mengatasi konflik dalam pernikahan. Hasilnya, pasangan yang bahagia dalam rumah tangganya melakukan hal-hal berikut.

Dilansir dari Gottman, rahasia kebahagiaan pernikahan ternyata ada dalam keseimbangan tiap pasangan dalam mengatur interaksi positif dan negatif untuk mengatasi konflik. Konflik jadi sebuah momok yang tidak bisa dihindari dalam pernikahan, bahkan sekecil urusan cucian piring pun bisa jadi konflik lho, Ibu.

Lalu, gimana sih caranya supaya bisa menyelesaikan konflik dengan baik?
Rahasia kebahagiaan itu adalah “Magic Ratio” 5:1. Perbandingan ini artinya, dalam setiap interaksi negatif yang terjadi dalam konflik rumah tangga, harus ada 5 atau lebih interaksi positif agar pernikahan tetap berjalan dengan harmonis dan stabil.

Dr.Gottman bilang, pasangan suami-istri yang ideal memiliki rahasia kebahagiaan seperti ini, “Ketika mereka sedang bertengkar, atau membicarakan sesuatu yang penting, akan terjadi perdebatan, atau ketidaksetujuan, tapi mereka tetap bisa tertawa dan bercanda bersama, serta menunjukkan perhatian kepada pasangannya,”.

Hal ini hanya bisa terjadi jika Ibu dan Ayah memiliki koneksi emosional yang kuat, sehingga interaksi positifnya lebih dominan. Ajaibnya, teori Magic Ratio 5:1 ini sudah terbukti ampuh dalam mempertahankan kebahagiaan rumah tangga.

Lalu, bagaimana mempraktekannya? Apa yang bisa Ibu dan Ayah lakukan untuk menerapkan Magic Ratio ini?

8 Contoh Interaksi Positif dalam Magic Ratio

Yup, kita mulai dengan yang positif dulu ya, Bu. Setidaknya, harus ada 5 atau lebih interaksi positif dalam Magic Ratio yang bisa kita tiru untuk mengimbangi tiap interaksi negatif yang terjadi. Pasangan suami-istri yang lebih dominan interaksi positifnya, cenderung lebih dewasa dan bijak dalam menyikapi konflik.

Mereka akan saling introspeksi diri, mau memperbaiki kesalahan masing-masing, dan mencoba untuk melihat sisi positif dari rumah tangga mereka. Berikut ini beberapa contoh interaksi positif yang bisa dilakukan:

  1. Tunjukkan Ketertarikan

    Ketika pasangan kita sedang mengeluh tentang sesuatu, apakah kita bersedia mendengarkan dan menyimak dengan saksama? Apakah Ibu benar-benar perhatian dengan emosi yang terpancar dari diri Ayah, dan sebaliknya? Menunjukkan ketertarikan merupakan salah satu faktor penting yang menjadi rahasia kebahagiaan rumah tangga.

    Ibu bisa menanyakan apa yang Ayah sedang rasakan saat sedang mengeluh dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended questions) seperti, “Apa yang Ayah pikirkan saat ini? Bagaimana Ibu bisa membantu Ayah?”. Gesture juga tidak kalah penting, seperti menatap mata lawan bicara dan menganggukkan kepala, akan membuat Ayah lebih dimengerti dan memunculkan vibrasi positif dalam percakapan.

  2. Ekspresikan Kasih Sayang

    Jangan sepelekan jurus ini ya, Ibu. Mengekspresikan kasih sayang sangat krusial dalam rumah tangga bahagia. Seberapa sering kita menggenggam tangan pasangan, memeluknya, atau menyambutnya dengan hangat ketika pulang kerja? Semakin sering kita mengekspresikan afeksi-afeksi seperti ini, maka kita akan semakin terkoneksi dengan pasangan secara emosional. Ini akan memperkuat hubungan dan memunculkan energi positif.

    Jika sedang terjadi konflik, atau percakapan yang mengandung perdebatan, mengekspresikan kasih sayang secara verbal dan fisik bisa membantu mengurangi stress. Tatkala pertengkaran terjadi dan tak terhindari, jangan menjauh dari pasangan, tapi mendekatlah dan genggam tangannya.

    Tatap matanya dan katakan, “Masalah ini memang berat, tapi bukan berarti kita tidak mampu menyelesaikannya. Aku sayang kamu, dan aku yakin kita bisa selesaikan ini sama-sama,”. Jangan khawatir, mungkin sekilas terdengar dangdut, tapi percayalah kalimat-kalimat ini secara psikologis jadi senjata pamungkas pendingin suasana ketika sedang terjadi konflik rumah tangga. Ekspresikan kasih sayang setulus mungkin. Afirmasi positif dalam kalimat tersebut bisa mengurangi tekanan dan mendekatkan kita dengan pasangan.

  3. Tunjukkan Bahwa Pasangan Kita Berharga

    Rahasia kebahagiaan rumah tangga lainnya ada dalam interaksi positif berikut ini: seberapa sering kita menunjukkan kepada pasangan bahwa diri mereka berharga? Berharga, lebih dari apa pun. Motto dalam pernikahan yang bahagia adalah “lakukan hal-hal kecil sesering mungkin,”. Hal kecil seperti perhatian kepada pasangan dan menganggap mereka berharga bisa menambah interaksi positif dalam rumah tangga.

    Libatkan pasangan kita dalam setiap hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menganggap pasangan kita penting adalah rahasia kebahagiaan dalam pernikahan. Sebab, pasangan akan merasa dihargai, dan bisa meningkatkan self-esteem dirinya. Misalnya, Ibu ingin membeli gorden dengan warna dan desain yang berbeda dari sebelumnya, Ibu bisa tanya pendapat Ayah dan mendiskusikannya.

    Atau, saat pasangan kita terlihat lelah sepulang kerja, kita bisa menawarkan untuk membelikan (atau memasak) makanan kesukaannya. Dengan begitu, pasangan akan merasa penting dan diperhatikan. Gesture kecil semacam ini bisa memperkuat hubungan emosional yang positif dan meningkatkan kebahagiaan seiring berjalannya waktu.

  4. Beri Apresiasi

    Apa yang kita pikirkan tentang pasangan, akan tercermin dari perilaku kita. Jika Ibu berpikir positif dan mengingat segala kebaikan yang pernah dilakukan oleh Ayah, maka secara otomatis Ibu sudah menabung interaksi positif dalam hubungan rumah tangga. Jadi, meski ada pikiran negatif datang ketika konflik, Ibu bisa mengatasinya dengan mengingat hal-hal baik yang sudah dilakukan Ayah. Praktikkan rahasia kebahagiaan ini setiap hari, beri pujian dan ucapkan terima kasih pada pasangan, apresiasilah hal-hal yang dilakukannya. Jadikan ini sebuah kebiasaan.

  5. Cari Titik Temu

    Dalam setiap konflik dan masalah yang terjadi, ini bukan soal Ibu versus Ayah, tetapi Ibu dan Ayah versus masalah tersebut. Komunikasikan dengan baik dan terbuka, usahakan untuk mencari titik temu dari konflik yang ada. Baik Ibu maupun Ayah bisa sama-sama tidak setuju untuk satu hal, tapi bukan berarti bisa bersikap egois dan ingin menang sendiri. Kemukakan rasa tidak setuju dengan sopan dan lemah lembut, bicarakan solusi yang tepat untuk mengatasi konflik tersebut bersama-sama.

  6. Empati dan Meminta Maaf

    Empati merupakan bentuk terdalam dari hubungan manusia. Ketika kita berempati dengan pasangan, itu tandanya kita bisa memahami dan merasakan perasaan mereka. Empati tidak selalu harus diekspresikan secara verbal, bisa juga dengan gesture kecil atau melalui ekspresi wajah. Tidak ada batasan dalam kita mengungkapkan empati, ungkapkanlah sebanyak-banyaknya.

    Kalimat seperti, “Aku bisa memahami apa yang kamu rasakan,” bisa sangat berdampak lho! Kemampuan berempati harus sering diasah oleh setiap orang, karena untuk bisa berempati tidaklah mudah. Begitu juga dengan meminta maaf. Jangan sungkan untuk meminta maaf duluan, apalagi kalau kita berbuat kesalahan yang menyakiti hati pasangan. Katakanlah, “Aku minta maaf ya sudah menyakiti perasaanmu, aku sedih sudah membuatmu marah,”. Permintaan maaf ini juga salah satu rahasia kebahagiaan yang bisa mengawetkan hubungan pernikahan.

  7. Menerima Perbedaan Pendapat

    Meski rentan terjadi perbedaan pendapat dalam konflik, jangan sampai hal tersebut membuat Ayah atau Ibu jadi bermusuhan ya. Perbedaan itu adalah fitrah tiap manusia, yang menjadikan hidup ini indah. Ketika tidak setuju dengan pendapat pasangan, tetap hargai mereka, jelaskan kenapa kita tidak setuju dengan cara yang bijaksana dan beri validasi sebagai tanda bahwa kita menghargai pasangan meski di tengah perbedaan.

  8. Jangan Lupa Guyon!

    Yap, guyonan atau candaan memang tidak ada matinya untuk menghangatkan sebuah hubungan. Keluarkan sisi humor yang kita miliki, tidak peduli jayus sekalipun, bisa mengademkan suasana ketika mulai memanas. Jangan serius-serius, lontarkan saja jokes yang mungkin Ibu contek dari pertunjukan stand up comedy di Youtube, atau ledek pasangan dengan gimmick yang lucu. Tapi, tetap perhatikan etika ya, jangan sampai membuat becandaan yang cenderung meremehkan pasangan atau menyinggung hal sensitif. Tetap apresiasi dan hormati pasangan dalam candaan.

Selanjutnya, gimana dengan contoh interaksi negatif? Interaksi negatif dalam Magic Ratio 5:1 adalah kebalikan dari interaksi positif yang sudah dijelaskan sebelumnya. Misalnya, dalam hal menerima perbedaan pendapat, interaksi negatifnya kita tidak bisa menerima perbedaan pendapat dari pasangan; malahan semakin berdebat karena tidak mau kalah. Itu harus dihindari ya, Bu, jauhi kutub negatifnya dan tempel kutub positifnya.

Dilansir dari laman Purdue, berikut tips dari dosen Purdue University, Shruti S. Poulsen, Ph.D, untuk mengevaluasi seberapa jauh Ibu sudah mempraktekkan Magic Ratio 5:1 dalam teori Gottman:

  • Menulis jurnal atau buku harian selama seminggu;

  • Catat interaksi apa saja yang terjadi setiap harinya: apa saja interaksi positif dan interaksi negatif yang dilakukan;

  • Evaluasi di penghujung hari, mana yang lebih banyak? Apakah interaksi positif lebih dominan, atau sebaliknya?;

  • Di akhir pekan, Ibu bisa mengevaluasi apakah Magic Ratio 5:1 sudah berhasil diterapkan, atau ternyata masih kurang? ;

  • Berapapun hasilnya, usahakan setidaknya ada lebih banyak interaksi positif dibanding negatif. Misalnya, 2:1 atau 3:1; dan

  • Lakukan evaluasi berkala untuk melihat perkembangan rasionya.

Jangan lupa ya Ibu, dari tiap interaksi positif tersebut, hindari interaksi negatifnya dan fokuslah untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baik yang bisa memperkuat hubungan dengan pasangan. Itulah yang jadi kunci kebahagiaan pernikahan yang harmonis. Selamat mencoba, semoga bisa selalu berbahagia!

Penulis: Yusrina