Keluarga

7 Persiapan Anak Kembali Ke Sekolah Usai Libur Panjang

7 Persiapan Anak Kembali Ke Sekolah Usai Libur Panjang

Libur lebaran telah usai, saatnya si kecil kembali ke sekolah. Tapi Ibumin sudah mulai menemukan sedikit ‘drama-drama’ kecil, ketika sounding bahwa besok sudah mulai masuk sekolah.

Banyak sekali ‘drama’ yang muncul, misalnya dari mengeluh sakit perut, bersikap super manja dan enggan ditinggal di sekolah, serta beragam ‘drama’ lainnya. Tentunya bukan Ibumin saja yang mengalami hal ini, kan Bu?

Momen anak kembali ke sekolah usai liburan panjang memang terkadang penuh ‘drama’. Untuk menghindari hal tersebut, kita perlu sounding terus menerus beberapa hari sebelumnya mengenai kapan ia harus kembali ke sekolah.

Selain itu, biar anak siap mental untuk kembali sekolah setelah liburan, aneka tips berikut ini mungkin juga bisa Ibu coba, nih!

Kenali dulu kemungkinan si kecil alami separation anxiety


Beberapa hari saat kembali ke sekolah, Ibumin mulai menemukan beberapa ‘drama’ dari si kecil, mulai dari mengeluhkan sakit (padahal menurut dokter sehat), selalu memeluk erat orang tua usai pulang sekolah, terlihat nggak bersemangat, pura-pura tidur, hingga nangis gegulingan saat tiba waktu berangkat sekolah. Sebenarnya ini merupakan hal yang wajar terjadi, ya Bu.

Biasanya sering terjadi di awal-awal pertama kali anak masuk sekolah, ataupun kembali ke sekolah setelah libur panjang. Nah, kondisi ini juga erat kaitannya dengan kemungkinan anak mengalami separation anxiety.

Kalau mengutip dari Stanford Children separation anxiety disorder (SAD) masuk dalam golongan gangguan kecemasan, yang menyangkut kesehatan mental. SAD juga kerap dialami oleh anak-anak yang sangat khawatir akan terpisah dari anggota keluarga atau orang terdekat lainnya.

SAD menyebabkan anak mempunyai ketakutan akan kehilangan keluarganya, atau membayangkan terjadi sesuatu yang buruk pada salah satu anggota keluarganya, jika ia terpisah atau tidak bersama orang tersebut. Nggak perlu khawatir, anak-anak maupun remaja sangat normal jika mengalami kondisi ini ya Bu.

Namun, pada gejala SAD yang lebih parah mungkin juga memerlukan bantuan psikolog anak, untuk membantu meringankan gejala kepanikan tersebut. Agar anak lebih siap berpisah dengan orang tua, untuk sekadar menuntut ilmu di sekolah.

Jadi, saat anak mulai kembali ke sekolah dengan berbagai ‘drama’ seperti yang Ibumin sebutkan di atas, sebenarnya masih masuk dalam golongan yang wajar. Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu mungkin perlu mengikuti beberapa tips saat kembali ke sekolah setelah liburan yang Ibumin rangkum berikut ini.

Tips anak siap mental saat kembali ke sekolah


1. School is fun!

Salah satu trik dari Ibumin saat mendampingi anak kembali ke sekolah adalah, dengan selalu sounding mengenai kegiatan-kegiatan di sekolah yang menyenangkan. Misalnya, Ibu bisa flashback mengenai kegiatan field trip di sekolah bulan lalu yang menyenangkan, pelajaran apa saja yang si kecil dapat hingga ia nggak sabar ingin kembali berjumpa dengan para guru dan teman-temannya.

Bantu si kecil mengingat pelajaran apa saja yang ia sukai di sekolah. Sehingga memancing semangatnya untuk siap kembali ke sekolah esok harinya.

2. Jangan lupa, tetap validasi perasaan di kecil ya Bu!


Kalau dikutip dari Parents memvalidasi perasaan anak sangat penting dilakukan, saat anak hendak kembali ke sekolah. Adalah hal yang wajar jika anak memiliki perasaan malas di detik-detik kembali ke sekolah, hal ini mungkin juga dirasakan orang dewasa saat hendak kembali bekerja usai libur panjang.

Pada anak-anak, mereka cenderung lebih menonjolkan mixed feeling. Karena sangat ingin bertemu dengan teman dan gurunya, atau bahkan mereka mungkin merasa cemas dan khawatir dengan situasi yang nantinya akan terjadi saat kembali ke sekolah.

Kedua reaksi tersebut normal dan valid. Tugas orang tua adalah, ajak si kecil berbicara dari hati ke hati, validasi perasaannya, dengarkan keluh kesahnya dengan sabar. Ketika anak-anak merasa didengarkan, mereka akan lebih cenderung mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya.

Pastikan orang tua selalu menjadi tempat yang aman, berikan nasihat khusus untuk membantu mereka mengumpulkan keberanian dalam menghadapi hari pertama sekolahnya setelah libur panjang. Berikan anak waktu, untuk berpikir dan memvalidasi perasaannya.

3. Biasakan untuk menerapkan goodbye ritual


Sejak pertama kali masuk sekolah, Ibumin selalu membiasakan anak menerapkan goodbye ritual sebelum pergi ke sekolah. Ternyata, goodbye ritual ini juga sangat berguna ketika anak kembali ke sekolah usai libur panjang, lho!

Memberikan pelukan, ciuman, ataupun afirmasi positif setiap mau pergi ke luar rumah ternyata sangat berdampak bagi anak-anak. Bahkan, bisa jadi booster semangat mereka untuk menyongsong segala kegiatan di luar rumah, termasuk sekolah.

Mengutip dari Very Well Family ritual semacam ini, sedikit banyak dapat membantu meredakan kecemasan ataupun SAD yang mungkin dialami anak. Goodbye ritual, pun bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak agar siap menyambut aktivitas di sekolah.

4. Sounding terus, dan jangan menghilang tiba-tiba


Bagi anak-anak di bawah usia 5 tahun, proses kembali ke sekolah setelah liburan panjang mungkin bagaikan memulai momen baru mirip saat pertama kali pergi ke sekolah ya Bu. Sehingga, mereka pun mungkin perlu adaptasi lebih lama.

Hal ini bikin Ibu/Ayah jadi sulit meninggalkan anak di sekolah, jadi mau nggak mau terpaksa harus ditunggu sampai jam sekolah usia. Biasanya hal ini juga berlangsung beberapa hari.

Tapi, jangan menyerah ya Bu. Tugas Ibu adalah, harus tetap sounding mengenai kemungkinan Ibu akan meninggalkan ia di sekolah, karena harus mengurus Adik atau pekerjaan lain di rumah.

Yakinkan pada si kecil bahwa Ibu akan kembali menjemput setelah jam sekolah berakhir. Hindari membohongi si kecil, dan malah menghilang secara tiba-tiba ya Bu. Karena hal ini justru malah membuat anak jadi cemas dan trauma untuk ditinggal oleh orang tuanya.

5. Jangan terlalu emosional


Terkadang, meninggalkan anak untuk kembali belajar di sekolah memang bikin Ibu jadi sering meltdown ya, Bu. Tapi, tahukah Ibu? Alih-alih nggak tega, justru hal ini malah bisa memicu anak jadi meniru rasa percaya diri yang Ibu lakukan, lho!

Ibumin jamin deh, nantinya kalau Ibu malah nangis atau mewek, sudah pasti si kecil akan ikut merasakan. Ujung-ujungnya ia malah ikut emosional, makin manja dan tantrum di kelas karena ingin selalu dekat-dekat orang tuanya.

6. Ajak anak menyiapkan segala keperluan sekolahnya


Salah satu trik yang Ibumin lakukan, untuk memberikan semangat bagi anak kembali ke sekolah adalah, mengajak si kecil berbelanja keperluan sekolahnya. Mulai dari dari alat tulis hingga buku-buku tulis, hal ini sedikit banyak bisa membantu anak bersemangat bahkan jadi tidak sabar untuk kembali ke sekolah.

Ajak anak siapkan segala kebutuhannya bersama-sama. Siapkan buku-buku pelajaran yang sudah disampul rapi, ajak anak kembali mengulang pelajaran sebagai ‘pemanasan’ setelah liburan.

7. Pastikan anak tidur cukup


Dikutip dari John Hopkins Medicine tidur yang cukup di malam hari sangat penting untuk memaksimalkan kemampuan belajar anak. Bahkan, American Academy of Sleep Medicine mengatakan bahwa tanpa tidur yang cukup, anak-anak dan remaja lebih mungkin mengalami masalah gangguan perilaku, kesulitan menangkap pelajaran dan menjadi kurang fokus.

Ketika anak kurang tidur juga berpotensi membuat mereka jadi berisiko lebih tinggi terkena berbagai masalah kesehatan, termasuk:

  • Depresi
  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Kegemukan.

Jadi, pastikan Ibu mulai memerhatikan jadwal tidur di kecil agar lebih disiplin lagi beberapa hari jelang ia kembali ke sekolah ya Bu. Nah, itu tadi adalah beberapa tips untuk mempersiapkan anak kembali ke sekolah.

Kalau Ibu sendiri, apakah punya trik khusus yang biasa dilakukan agar si kecil kembali bersemangat sekolah setelah liburan?