Kesehatan

Bau Mulut pada Anak, Apa yang Menjadi Penyebabnya?

Bau Mulut pada Anak, Apa yang Menjadi Penyebabnya?

Gimana, sih, cara yang ampuh untuk mengusir bau mulut? Walaupun kesannya sepele, pastinya bau mulut bisa bikin penderitanya merasa tidak percaya diri dan bisa menimbulkan kecemasan. Terkadang, kita menyadari mulut kita mengeluarkan aroma nggak sedap, di sisi lain, ada juga, loh, orang yang tidak menyadari jika menderita bau mulut atau halitosis. Jangan anggap enteng, ya, jika bau mulut sulit dihilangkan dengan langkah-langkah yang sederhana, maka mungkin ada gangguan kesehatan dibaliknya. 

Inilah Pemicu Bau Mulut

Bau mulut ada banyak penyebabnya, di antaranya:

  • Merokok
    Selain aroma kuat yang ditimbulkan oleh tembakau itu sendiri, merokok juga bisa membuat mulut menjadi kering dan plak lebih banyak. Selain itu, perokok cenderung mengalami gangguan kesehatan gusi yang juga bisa memicu bau mulut, hal ini karena merokok menyebabkan oksigen dalam darah menjadi berkurang, sehingga gusi yang terinfeksi sulit sembuh.
  • Mulut kering
    Atau yang disebut juga dengan istilah xerotosmia, adalah kondisi di mana kelenjar liur (salivary glands) tidak memproduksi cukup air liur untuk membasahi rongga mulut. Mulut kering bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya penuaan, dampak dari konsumsi obat tertentu, merokok, kerusakan syaraf dan penyakit tertentu (misalnya diabetes, HIV/AIDS, dll). Selain dari penyebab ‘berat’ di atas, hal sederhana seperti tidur dengan mulut menganga pun juga bisa bikin mulut kering. Ini, nih, yang bikin aroma mulut tidak sedap saat kita bangun di pagi hari. 
  • Gingivitis
    Adalah salah satu bentuk dari penyakit gusi, yang bikin iritasi, kemerahan dan bengkak pada gusi. Umumnya, gingivitis ini disebabkan oleh kebersihan yang kurang terjaga. Jika nggak segera diatasi, gingivitis bisa memicu periodontitis (infeksi gusi serius) dan gigi tanggal.
  • Lendir berlebih
    Lendir berlebih dari hidung ke tenggorokan, atau postnasal drip juga bisa bikin mulut bau. Postnasal drip bisa disebabkan oleh pilek, flu, alergi, sinusitis, dst.

Nyatanya, bau mulut juga bisa dialami oleh anak-anak, loh. Hal ini mungkin menimbulkan kekhawatiran pada orangtua. Bau mulut juga bisa bikin anak malu. Selain penyebab bau mulut yang sudah kami jabarkan di atas, ada beberapa penyebab bau mulut pada anak. Yaitu: 

  1. Kebersihan yang kurang terjaga
    Pada anak usia balita misalnya, bau mulut bisa disebabkan oleh plak gigi (lapisan lengket yang terbentuk akibat sisa makanan) yang kurang bersih dikarenakan anak belum bisa menyikat gigi dengan baik dan benar.
  2. Makan makanan beraroma menyengat
    Banyak, loh, anak yang juga suka makan makanan dengan aroma yang nggak sedap, misalnya bawang putih atau bawang bombai. Pecahnya partikel makanan di area mulut bisa meningkatkan jumlah bakteri dan menyebabkan bau mulut. Setelah makanan tersebut melewati sistem pencernaan, kemudian terus bergerak hingga ke paru dan memengaruhi napas anak.
  3. Dehidrasi
    Ketika tubuh kekurangan cairan, maka produksi air liur akan berkurang. Tanpa air liur yang cukup, maka pembersih alami rongga mulut berkurang dan bikin bakteri penyebab bau mulut berkembang.
  4. Penyakit tertentu
    Contoh, pada kondisi GERD (gastroesophageal reflux disease), asam berlebih pada sistem pencernaan bisa memengaruhi bau mulut. Jika mengalami gangguan pada usus, juga menyebabkan bau yang tidak sedap keluar melalui mulut. Contoh lainnya adalah diabetes. Halitosis terkait dengan diabetes bisa disebabkan oleh infeksi gusi dan tingginya kadar keton dalam darah.

Cara Mengatasi Bau Mulut pada Anak

Untuk mengatasi bau mulut pada anak, mesti dilihat dulu apa yang menjadi penyebabnya. Jika disebabkan oleh penyakit, pastinya anak membutuhkan perawatan dan pengobatan dari dokter. Cara lainnya, seperti:

  1. Mengatasi bau mulut dengan memaksimalkan kebersihan seperti menyikat gigi setidaknya selama dua menit. Bila perlu, menggunakan pasta gigi dengan antibakteri, yang bisa meminimalisasi bau mulut. Bersihkan pula area gum line.
  2. Mengganti sikat gigi anak setiap tiga bulan sekali atau jika bulu sikat gigi sudah terlihat rusak.
  3. Gunakan dental floss satu kali sehari. Dental floss penting untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit untuk dibersihkan hanya dengan sikat gigi.
  4. Jangan lupa untuk membersihkan lidah. Banyak orang yang tidak membersihkan lidahnya, padahal, pada permukaan lidah adalah tempat bersarangnya bakteri.
  5. Jika anak sudah menyikat gigi dengan benar tapi masih juga bau mulut, bisa, kok, coba menggunakan mouthwash. Perlu diingat, nih, Bu, penggunaan mouthwash tidak disarankan untuk anak di bawah usia enam tahun, seperti yang dijelaskan pada situs sproutpediatricdentistry.com, karena khawatir cairan mouthwash tertelan oleh anak. Untuk anak-anak, disarankan memakai mouthwash yang mengandung fluoride dan tidak mengandung alkohol.
  6. Cuci sikat gigi dengan mengusap-usap jempol Anda pada bulu sikat di bawah air mengalir.
  7. Penting untuk menyimpan sikat gigi dengan benar untuk menghindari munculnya bakteri pada sikat gigi, yaitu dengan meletakkan bagian kepala sikat gigi di atas dan tidak bersentuhan dengan apa pun, termasuk dengan sikat gigi lainnya (bisa menggunakan tooth brush holder yang tidak menggunakan tutup, agar sikat gigi terkena udara). Letakkan tempat penyimpanan sikat gigi jauh dari closet.
  8. Menggunakan sikat gigi elektrik, yang lebih ampuh untuk menghilangkan plak dan tartar (plak yang mengeras).
  9. Jaga mulut agar tetap lembap dengan memperbanyak minum dan hindari minuman ringan, termasuk di antaranya soft drinks dan kopi. 
  10. Hindari makan makanan beraroma menyengat dan yang banyak mengandung gula. 
  11. Segera berkumur atau menyikat gigi setelah makan makanan dengan aroma yang kuat. Bisa juga dengan makan permen atau permen karet. Mengunyah permen karet juga membantu memproduksi air liur.
  12. Melakukan pembersihan gigi dan pemeriksaan dengan dokter setidaknya dua kali dalam setahun.

Penting untuk mengajari anak cara menyikat gigi dan membersihkan rongga mulut dengan benar. Berikut adalah langkah yang disarankan oleh American Dentist Asociation. 


Menyikat gigi setidak dua kali sehari, dengan bulu sikat yang lembut dan kepala sikat yang sesuai dengan ukuran mulut anak, agar kepala sikat bisa mengenai seluruh permukaan gigi.

  • Disarankan agar setidaknya menyikat gigi selama dua menit;
  • Letakkan sikat gigi dengan kemiringan empatpuluh lima derajat pada gigi (bukan lurus);
  • Lakukan gerakan menyikat ‘pendek-pendek’ ke depan dan belakang;
  • Bersihkan gigi bagian depan (luar) dan dalam;
  • Untuk membersihkan bagian gigi depan, lakukan gerakan menyikat secara vertikal;
  • Menggunakan sikat lidah (tongoue scrapers) lebih ampuh dibandingkan dengan menggunakan sikat gigi untuk membersihkan lidah;
  • Letakkan ujung sikat lidah di bagian paling belakang lidah, kemudian tarik ke depan dengan sedikit ditekan, kemudian siram di bawah air mengalir. Lakukan gerakan ini sekitar dua hingga lima kali; dan
  • Dibandingkan dengan memberi contoh, mengajari anak tentang cara menyikat gigi dengan benar, akan lebih jelas dan lebih mudah diikuti jika Ibu menggunakan patung gigi. Tentu saja, agar anak lebih semangat belajar, Ibu dan Ayah harus memberi contoh. Selain itu, berikan anak sikat gigi khusus anak dengan bentuk dan warna yang ia sukai.

Masalah Kesehatan Mulut pada Anak


Bau mulut adalah satu dari contoh gangguan kesehatan pada mulut anak, dan ternyata masih ada banyak contoh yang lainnya, seperti yang kami kutip dari situs dentalchoice.com, yaitu:

  1. Gigi berlubang
    Atau tooth decay, adalah salah satu masalah yang paling umum pada gigi anak. Gigi berlubang dipicu oleh beberapa jenis bakteri yang hidup dan berkembang dalam mulut, plak yang terus terakumulasi. Jika terkena jenis makanan tertentu, plak memproduksi asam dan menggerogoti enamel. Makanan tinggi karbohidrat dan gula, bikin plak semakin menumpuk, apalagi jika kebersihan gigi dan rongga mulut anak kurang terjaga.
    Jika nggak segera diatasi, gigi berlubang bisa bikin anak malas makan. Gigi susu yang rusak juga bisa berimbas hingga anak besar, yaitu berisiko mengalami gigi ‘berantakan’.
  2. Gigi sensitif
    Ternyata, anak juga bisa mengalami gigi sensitif, loh, Bu. Anak akan merasa nggak nyaman jika giginya terkena makanan atau minuman yang panas atau dingin. Enamel pada gigi anak, lebih tipis daripada milik kita dan lebih rentan terkikis oleh asam serta plak. Ketika enamel perlahan rusak, maka memicu munculnya retakan pada gigi sehingga syaraf ‘terbuka’. Syaraf yang terbuka dan terpapar panas atau dingin inilah yang memicu rasa nyeri pada gigi anak. Jika anak mengalami gigi sensitif, sebaiknya segera mendapatkan perawatan dari dokter.
  3. Infeksi jamur
    Infeksi jamur pada lidah atau oral thrush adalah hal yang juga sering dialami anak-anak atau bayi. Infeksi jamur ditandai dengan bercak putih pada lidah. Pada sebagian orang, jamur ini tidak menyebabkan masalah, namun pada orang dengan kondisi tertentu, jamur ini berkembang dengan cepat. Salah satunya, adalah pada anak dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang baik. Cirinya, bercak putih ini sulit hilang saat dibersihkan. Cara untuk mencegah infeksi jamur pada mulut adalah dengan menjaga kebersihan.
  4. Sariawan
    Ada beberapa penyebab sariawan, seperti kekurangan vitamin, cedera (misalnya tergigit), jamur, infeksi virus, dst. Walaupun ukurannya kecil, tapi sariawan bisa bikin anak merasa nggak nyaman, dan malas makan. Supaya mengurangi nyeri, hindari memberi anak makanan atau minuman yang asam dan pedas.
  5. Menghisap ibu jari
    Kebiasaan menghisap ibu jari (thumb-sucking) bisa dimulai bahkan sejak anak masih berada di dalam kandungan. Menghisap ibu jari adalah salah satu cara yang dilakukan anak untuk membuat dirinya merasa nyaman dan biasanya akan berhenti ketika anak mulai berusia tiga tahun. Namun pada anak lainnya, kebiasaan ini bisa sulit hilang.
    Dampak negatif berisiko muncul jika anak masih mengempeng setelah gigi tetapnya mulai tumbuh, yaitu merusak perkembangan gigi, rahang dan langit-langit mulut, yang kemudian terkait dengan gangguan lainnya seperti kemampuan berbicara.
  6. Mengertakkan gigi
    Istilahnya adalah bruxism, biasanya mengenai anak-anak usia sekolah. Hal ini ada beberapa penyebabnya, misalnya karena gigi atas dan bawah tidak sejajar, atau sebagai respons terhadap rasa sakit. Selain itu, bruxism juga terkait dengan stress atau hiperaktif.
  7. Menggigit lidah
    Kebiasaan ini punya risiko yang mirip dengan menghisap ibu jari. Untuk gambaran yang lebih jelas, Ibu bisa mengecek dengan keywordtongue thrusting’. 

Ternyata banyak, ya, gangguan kesehatan pada mulut selain bau mulut pada anak. Untuk mencegahnya, yuk, rutin memeriksakan kondisi gigi anak ke dokter gigi.

Editor: Dwi Ratih