Kesehatan

Mau Tahu Sleep Training Ramah Bayi? Coba Metode Pick Up Put Down!

Mau Tahu Sleep Training Ramah Bayi? Coba Metode Pick Up Put Down!

Pernah dengan istilah metode pick up put down dalam sleep training untuk bayi?

Sebelum membahasnya lebih jauh, Ayah dan Ibu perlu tahu pentingnya mencukupi kebutuhan tidur si kecil sesuai usianya.

Berapa Jam Bayi Butuh Tidur Sesuai Usianya?


Tidur, nyatanya adalah hal yang penting buat bayi. Pada usia dini, seseorang mengalami begitu banyak perkembangan yang memengaruhi otak, emosional dan perilakunya. Sebutlah, tidur penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh bayi dan perkembangan badannya. 

Agar semua berjalan dengan baik, salah satu yang dibutuhkan adalah tidur yang berkualitas.

Informasi pada situs stanfordchildrens.org tentang kebutuhan tidur bayi berdasarkan usianya, yaitu:

  • Usia baru lahir 
    Total kebutuhan tidur sekitar 16 jam, yaitu 8 jam di malam hari dan 8 jam di siang hari.
  • Usia 1 bulan 
    Total kebutuhan tidur sekitar 15,5 jam, yaitu 8-9 jam di malam hari dan 7 jam di siang hari.
  • Usia 3 bulan 
    Total kebutuhan tidur sekitar 15 jam, yaitu 9-10 jam di malam hari dan 4-5 jam di siang hari.
  • Usia 6 bulan 
    Total kebutuhan tidur sekitar 14 jam, yaitu 10 jam di malam hari dan 4 jam di siang hari.
  • Usia 9 bulan 
    Total kebutuhan tidur sekitar 14 jam, yaitu 11 jam di malam hari dan 3 jam di siang hari.
  • Usia 1 tahun
    Total kebutuhan tidur sekitar 14 jam, yaitu 11 jam di malam hari dan 3 jam di siang hari.

Perlahan, bayi akan mulai terbiasa dan memiliki pola tidurnya. Ada pun yang mengganggu, yaitu bayi yang terbangun di malam hari. Biasanya, ini terjadi di sekitar usia bayi 6 bulan. 

Sebab umum bayi bangun di malam hari yaitu lapar, selain itu adalah hal normal dalam perkembangannya, bayi mengalami separation anxiety, overtired atau overstimulated.

Ciri bayi mengalami gangguan tidur, misalnya menangis 1x atau lebih di malam hari, menangis saat ditinggal di tempat tidurnya sendirian serta nggak mau tidur jika nggak ditemani oleh Ibu atau Ayah. 

Gangguan tidur bayi juga bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan, jika Ibu melihat adanya gejala pada bayi, maka segera periksakan ke dokter.

Bayi, perlu diajar mengenai pola tidur dan bangun. Bahkan, banyak bayi yang nggak bisa tidur tanpa bantuan Ibu. Maka dari itu, disarankan untuk memulai latihan tidur bayi atau sleep training. 

Tujuan utama sleep training adalah mengajarkan bayi untuk tertidur dan menenangkan dirinya sendiri atau self-shoothing. Setelah bayi memahami bagaimana cara tidur tanpa dibantu Ibu (misalnya digendong atau sambil menyusu), maka bayi juga bisa tidur kembali jika ia terbangun di malam hari. 

Hal ini juga bagian dari proses belajar mandiri bayi. Nggak cuma buat bayi, sleep training juga bermanfaat buat Ibu dan Ayah, sehingga Ibu dan Ayah bisa tidur dengan lebih maksimal di malam hari.

Jenis-Jenis Sleep Training untuk Bayi


Ada beberapa jenis sleep training atau sleep teaching yang dijelaskan pada situs whattoexpect.com, yaitu:

1. Cry it out method

Atau yang disingkat dengan CIO, adalah latihan tidur bayi dengan membiarkannya tidur sendiri tanpa bantuan Ibu walaupun bayi menangis. Ibu hanya perlu ke kamarnya untuk keperluan menyusui. Jadi, pada metode ini, bayi diajar tidur tanpa digendong atau menyusu lebih dulu. Penerapan metode ini mungkin sulit bagi Ibu karena nggak tega melihat bayi menangis. 

2. Ferber method

Nama lainnya adalah ‘graduated extinction’. Ferber method dirancang oleh seorang pakar tidur khusus anak yaitu dr. Richard Ferber. Metode ini mirip dengan cry it out method, namun lebih ‘bersahabat. 

Inti dari sleep training ini adalah ‘check and console’. Jadi, Ibu boleh mengecek atau menghampiri bayi jika ia menangis, tenangkan bayi dengan menepuk atau mengusap, tapi tidak digendong. Kemudian, panjangkan intervalnya perlahan. 

Contoh, lakukan cek pertama dengan jeda 5 menit, kemudian panjangkan jeda menjadi 10 menit dan 15 menit. Lakukan pengecekan selama 1 atau 2 menit saja. 

3. Chair method

Metode ini juga dirasa lebih nyaman dan ‘friendly’ dibandingkan dengan dua metode sebelumnya. Sesuai dengan namanya, pada metode ini, Ibu duduk di bangku yang diletakkan di sebelah ranjang anak hingga ia tertidur tanpa menggendongnya.

Perlahan pindahkan bangku semakin menjauh dari ranjang bayi hingga ia tertidur. Usahakan untuk tetap tidak langsung menggendong bayi jika menangis, Ibu bisa menenangkan bayi dari jauh.

4. Bedtime fading method

Metode ini disebut lebih tepat diterapkan pada anak yang lebih besar, yaitu toddlers, walaupun bisa juga dimulai untuk anak-anak usia dini. Poin utamanya, adalah berusaha mencari jadwal tidur anak sehingga anak mudah tidur dengan sedikit mungkin bantuan ibu. Metode ini juga bisa digabungkan dengan metode lainnya. 

Contoh cara menerapkan bedtime fading method, sebelumnya, cari tahu kapan sekiranya anak biasa mulai mengantuk dan berapa lama ia tertidur dari jam mengantuk tersebut. Misalnya, anak tertidur setelah 1 jam di kamar, atau jam 9 malam.

Pada hari pertama, ajak anak ke kamarnya jam 8 malam. Ibu bisa menemani anak, misalnya sambil ikut duduk di kasur bersama anak atau duduk di bangku sambil membacakan buku (mengombinasikan dengan chair method). 

Ternyata, pada hari ini, anak tidur pukul 9. Hari ke dua, ajak anak ke kamarnya jam 8.15. hari ke 3 mundurkan lagi 8.30 dan coba untuk tidak menemaninya lagi (cukup mengantarnya saja ke kamar). Jadi, kita mengajak anak bersiap tidur, sedekat mungkin dengan jam tidurnya.

5. Pick up put down method

Jika Ibu pengin menemani anak saat ia mengantuk, jenis sleep training ini menyediakan direct physical comfort. Metode pick up put down ini biasanya dikombinasikan dengan Ferber method. 

Melatih Bayi Tidur dengan Metode Pick Up Put Down


Cara melakukan sleep training dengan metode pick up put down, yaitu meletakkan bayi pada tempat tidurnya dalam keadaan bangun, jika anak rewel maka boleh digendong sebentar dan segera meletakkannya kembali setelah ia tenang. 

Hal ini dilakukan berulang selama diperlukan, hingga bayi merasa tenang dan tertidur. Metode pick up put down, adalah metode yang baik untuk menerapkan self-shoothing pada bayi tanpa membuatnya merasa dibiarkan menangis sendirian di tempat tidurnya. 

Pastinya, seluruh metode sleep training membutuhkan kesabaran dan latihan yang panjang.

Susahnya, menerapkan sleep training bisa melelahkan baik bagi orangtua mau pun untuk bayi. Di masa latihannya, bayi bakal banyak menangis dan bisa overstimulated karena interaksi berulang, dan hal ini bisa bikin bayi justru sulit tenang dan tidur. 

Kapan Sebaiknya Melakukan Latihan Tidur Bayi?

Sleep training bisa dilakukan di sekitar usia bayi 4 hingga 6 bulan. Yaitu ketika durasi tidur bayi sudah lebih panjang, misalnya 8 jam tanpa harus bangun untuk menyusu. Ikuti tips berikut agar sleep training lebih maksimal.

  • Terapkan bedtime routine. Menerapkan kegiatan sebelum tidur yang sama setiap hari, misalnya mandi air hangat, menyusu dan membacakan buku.
  • Letakkan saat anak mulai mengantuk, bukan setelah ia tertidur. Jadi anak belajar tertidur sendiri di tempat tidurnya, bukan saat digendong atau saat disusui.
  • Biarkan ajak belajar menenangkan diri (self-shoothing). Jika anak diletakkan dan rewel atau menangis, jangan buru-buru didatangi dan langsung digendong.
  • Jika anak sulit tenang, maka angkat dan tenangkan sejenak hingga anak merasa nyaman.
  • Setelah anak tenang, segera tinggalkan kamarnya.

Sebelum menerapkan sleep training pada bayi, pastikan tempat tidurnya dalam keadaan aman, bayi tidak tidur siang terlalu lama (atau kekurangan), bayi tidak terlalu capek dan tidak overstimulated. Selain itu, pastikan juga popoknya bersih dan bayi dalam keadaan kenyang.

Editor: Dwi Ratih