Balita

Buat Bahan MPASI, Bolehkah Bayi Makan Daging Kambing?

Buat Bahan MPASI, Bolehkah Bayi Makan Daging Kambing?

Pada momen Idul Adha kemarin, kebetulan dapat banyak daging kurban di rumah. Tapi kebanyakan dapatnya daging kambing nih, Bu.

Iseng-iseng coba jadikan menu MPASI buat si kecil yuk. Akan tetapi, agak sedikit ragu dalam hati bolehkah bayi makan daging kambing?

Katanya daging kambing tinggi kolesterol dan menyebabkan darah tinggi. Duh, nggak berani deh kasih ke si kecil kalau risikonya seperti ini.

Eits, tenang ya Bu jika melansir Solid Starts daging kambing justru sangat baik untuk si kecil lho. Bahkan bisa diberikan sebagai tambahan protein hewani untuk menu MPASI-nya.

Sebab, daging kambing memiliki kandungan protein yang setara dengan daging merah lainnya seperti sapi. Daging kambing juga kaya akan vitamin B (B2, B3, B12) serta zat besi dan zinc yang baik untuk tumbuh kembang bayi.

Lalu apa saja sih manfaat daging kambing untuk bayi? Kemudian, umur berapa sebaiknya bayi dikenalkan dengan daging kambing? Yuk simak ulasannya berikut ini.

Bolehkah bayi makan daging kambing?


Jawabannya sudah pasti boleh ya Bu, apalagi jika melansir Baby Centre para dokter anak dari forum American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, tidak ada alasan untuk menunda memberikan daging merah untuk bayi. Apalagi daging merah mengandung lemak yang sangat baik untuk bayi.

Dalam hal ini karena daging kambing termasuk dalam golongan daging merah, maka tentu aman diberikan untuk bayi. Ibu bisa mulai memberikan daging kambing saat bayi berusia 6 bulan.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah sebaiknya berikan daging kambing dengan cara dikukus lalu di blender halus hingga bertekstur seperti puree. Tujuannya agar bayi tidak tersedak dan kesulitan menelan daging.

Perlu diketahui bahwa bayi memerlukan zat besi yang cukup untuk membantu mendukung perkembangan otak dan sel sarafnya. Terlebih, golongan daging merah seperti daging kambing kaya akan zinc yang juga bisa melancarkan suplai oksigen ke seluruh tubuh sehingga bayi tumbuh kuat dan sehat.

Manfaat dan kandungan protein daging kambing


Melansir Healthline vitamin B12 yang ada dalam daging kambing sangat penting untuk produksi sel darah merah, fungsi saraf dan diperlukan dalam metabolisme homocysteine. Vitamin B2 (riboflavin) berperan dalam menjaga kesehatan mata. Sedangkan Vitamin B3 (niasin) membantu tubuh melepaskan energi dari makanan dan penting untuk sistem saraf.

Selain itu, daging kambing juga merupakan sumber mineral terutama zinc yang berfungsi mendukung sistem kekebalan tubuh,

membantu penyembuhan luka dan mempertahankan kadar testosteron yang sehat. Berikut adalah kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram daging kambing:

  • Kalori: 258 gram;
  • Air: 57%;
  • Protein: 25.6 gram;
  • Karbohidrat: 0 gram;
  • Gula: 0 gram;
  • Serat: 0 gram; dan
  • Lemak: 16.5 gram.

Mengingat kandungan lemak dan protein yang cukup tinggi pada daging kambing, jelas jika terdapat pertanyaan bolehkah bayi makan daging kambing? Setelah melihat kandungan  gizi tersebut jelas jawabannya boleh ya Bu. Justru daging kambing sangat baik dikonsumsi oleh bayi karena kandungan lemak dan proteinnya yang cukup tinggi.

Kapan sebaiknya bayi boleh konsumsi daging kambing?

Untuk toddler atau anak usia dua tahun yang sudah bisa makan masakan rumah dapat mengonsumsi daging kambing dengan sedikit rempah dan bumbu-bumbu penyedap. Gunanya untuk menetralisir bau yang terdapat pada daging kambing.

Apalagi balita mungkin sudah tahu soal rasa, sehingga Ibu boleh mencoba mengenalkan daging kambing dengan ragam rempah khas Indonesia agar lebih lezat. Sementara itu, untuk ibu yang ingin memberikannya pada bayi, daging kambing boleh dikonsumsi sebagai MPASI saat berusia 6 bulan.

Tapi jangan lupa selalu lumatkan dengan halus sebelum memberikan pada si kecil ya Bu. Nggak hanya itu, sebagai perkenalan sebaiknya pilihlah daging kambing yang minim lemak seperti bagian paha atas dan bahu. Tujuannya agar si kecil tidak merasa eneg atau mual, apalagi daging kambing memiliki bau khas yang kurang sedap.

Penting diingat!


Berbeda dengan daging sapi, daging kambing memiliki sifat thermogenic yang artinya daging ini memiliki efek panas yang dihasilkan dari sistem metabolisme saat mencerna bahan makanan. Untuk itu, memakan kambing dapat melancarkan metabolisme karena butuh energi lebih banyak.

Sayangnya karena dapat menimbulkan efek panas pada pencernaan bayi dan anak-anak sebaiknya jangan terlalu banyak memberi daging kambing pada si kecil ya Bu.

Nggak hanya itu, Ibu juga tidak boleh memberikan bagian jeroan dari daging kambing ya! Selain rasa dan baunya kurang sedap, jeroan juga sulit dicerna oleh bayi.

Jika ragu, konsultasikan ke dokter


Meskipun penasaran ingin memberikan si kecil daging kambing, tapi ada sebuah keraguan di dalam hati nggak ada salahnya meyakinkan diri dengan konsultasi ke dokter anaknya Bu. Meskipun daging kambing tidak memiliki risiko alergi namun, nggak ada salahnya untuk tetap memantau reaksi alergi yang mungkin muncul ketika bayi makan daging kambing.

Jangan lupa, sebelum mengolah daging kambing sebaiknya mencuci bersih terlebih dahulu menggunakan jeruk nipis dan rempah-rempah lainnya. Pastikan daging di rebus atau kukus seempuk mungkin.

Hal ini selain bertujuan untuk mencegah perkembangbiakan bakteri, juga dapat membantu si kecil menelan lebih mudah meskipun sebelumnya sudah di blender halus.

Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih