Cara mengatasi anak nakal sebenarnya cukup tricky. Terlebih setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. Kondisi inilah yang membuat banyak orang tua kewalahan, serta mudah tersulut emosinya ketika anak mulai berulah.
Padahal, menurut penuturan Fania Kusharyani, M.Psi., Psi., psikolog anak dan remaja dari platform Tiga Generasi, tidak ada anak yang nakal. Label nakal itu justru diberikan oleh orang-orang dewasa di sekitarnya, yang sebenarnya belum mengetahui penyebab dan cara mengatasi anak nakal tersebut.
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua saat anak mulai bertingkah? Yuk, cari tahu cara mengatasi anak nakal secara efektif, tanpa harus marah-marah terlebih dulu!
1. Pahami perilaku anak dengan baik
Cara mengatasi anak nakal sering menciptakan dilema bagi para orang tua. Di satu sisi, ingin memberikan “hukuman” namun khawatir bisa mempengaruhi mental anak.
Namun, jika terlalu “halus”, juga dikhawatirkan bisa membuat anak akan lebih sulit diarahkan nantinya. Oleh karena itu, cobalah untuk lebih memahami perilaku anak dengan baik.
Pada kondisi ini, orang tua perlu terus belajar mengenai perkembangan anak. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sudut pandang baru tentang anak. Jadi, Ayah dan Ibu pun bisa lebih mudah menerima perilaku anak.
Misalnya, saat anak tidak mau berbagi mainan. Perlu diketahui, secara psikologis anak usia 3 tahun ke bawah sebenarnya masih sangat egosentris. Mereka masih belum bisa memahami konsep berbagi.
Terlebih jika anak tidak banyak mengenal orang lain di luar keluarganya. Untuk itu, orang tua perlu memperkenalkan tentang konsep berbagi, tanpa harus memaksa anak untuk mau selalu berbagi.
2. Berikan penjelasan pada anak
Anak-anak di usia balita lebih mudah mendapat label nakal, karena mereka belum mampu mengungkapkan keinginannya dengan baik. Sebagai cara mengatasi anak nakal, coba berikan penjelasan bahwa apa yang dilakukan bukanlah sesuatu yang benar.
Ajak anak berbicara ketika kondisinya sudah lebih tenang, sehingga bisa mendengarkan dan menerima penjelasan dari orang tuanya secara positif.
Pada usia yang lebih besar, anak-anak mungkin akan membantah penjelasan orang tuanya. Namun, tetaplah bersikap tenang dan tidak terpancing emosi. Ingat, anak-anak di usia ini kemampuan berpikirnya jauh lebih matang.
Mereka bahkan sudah memiliki sudut pandang tersendiri, sehingga orang tua perlu memberikan validasi atas perasaan dan pendapat anak. Untuk itu, cobalah dengarkan alasan dibalik tingkahnya tersebut. Diskusikan dengan tenang tentang perilaku anak yang bisa disalah artikan sebagai kenakalan.
3. Tumbuhkan empati anak
Dilansir dari Very Well Family, menumbuhkan empati pada anak sejak usia dini sangat penting dilakukan. Ada banyak alasan mengapa orang tua harus mempertimbangkan untuk mengajarkan empati dan memelihara kecerdasan emosional pada anak-anak mereka.
Pada dasarnya, empati adalah kemampuan untuk dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dan perasaan orang tersebut. Empati sangat penting dalam membimbing anak.
Memberikan validasi atas perasaan anak akan membantu perkembangan otaknya. Hindari respon negatif karena hanya akan mengaktifkan hormon stres yang membuat anak mudah tantrum. Lebih dari itu, respon negatif juga akan mengeluarkan berbagai emosi negatif.
4. Tetapkan aturan di rumah
Menerapkan kedisiplinan bisa menjadi salah satu cara mengatasi anak nakal. Untuk melatih anak hidup disiplin, orang tua perlu menetapkan sejumlah peraturan di rumah.
Misalnya, waktu makan, waktu belajar, merapikan tempat tidur, dan sebagainya. Jangan lupa, informasikan pada anak-anak tentang konsekuensi yang akan mereka alami jika mereka melanggar aturan tersebut.
Anak mungkin saja bertingkah dan mendapat predikat nakal karena belum memahami peraturan yang berlaku. Periksa kembali apakah peraturan tersebut mudah dipahami oleh anak-anak.
Selain itu, Ayah dan Ibu juga perlu memberikan panduan sehingga anak-anak bisa menunjukkan perilaku yang baik pula.
5. Jangan mudah goyah!
Jangan menyerah pada permintaan dan perilaku anak-anak. Hanya karena anak bertingkah, bukan berarti Ayah dan Ibu harus menuruti permintaannya. Pasalnya, ketika dipenuhi keinginannya, maka kondisi ini bisa menjadi pola dan membuat anak semakin keras kepala. Bersikaplah tegas, dan jangan mudah goyah.
Jika diperlukan, cara mengatasi anak nakal adalah dengan memberikan konsekuensi atas perilaku yang dilakukan tersebut. Cara ini terbilang cukup ampuh karena bisa menimbulkan efek jera.
Misalnya, ketika anak menolak untuk membereskan mainannya sendiri. Sebagai konsekuensi orang tua bisa melarang anak-anak menggunakan mainan-mainan tersebut sampai batas waktu tertentu.
6. Jadilah panutan yang baik
Ayah dan Ibu perlu memahami bahwa saat tumbuh dewasa, anak-anak belajar hampir segalanya dari orang tua mereka. Jika Ayah atau Ibu pernah meneriaki mereka atau bahkan memukul mereka, hal ini tentu dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional anak-anak.
Dengan demikian, cobalah untuk tenang dan berbicara dengan lebih bijaksana tanpa pengaruh negatif apa pun.
Anak-anak adalah peniru ulung. Cara mengatasi anak nakal, tentunya dengan memberikan contoh perilaku baik di rumah. Hal ini penting dilakukan agar anak-anak pun mencontoh perilaku baik kedua orang tuanya.
Semoga dengan beberapa cara mengatasi anak nakal tadi, Ayah dan Ibu tidak lagi kewalahan saat anak mulai bertingkah. Jangan ragu, segera lakukan konseling dengan psikolog anak jika terdapat perilaku anak yang terlihat ganjal. Selamat mencoba, ya!
Editor: Dwi Ratih