Jika ada hal yang kerap luput dari perhatian orang tua, barangkali kesehatan mental anak adalah salah satu jawabannya. Ya, tidak seperti kesehatan fisik, kondisi psikologis anak seringnya memang dikesampingkan karena tidak bisa dilihat secara kasat mata. Namun, bukan berarti hal itu tidak penting ya, Bu.
Kesehatan mental anak justru berperan besar dalam mendukung tumbuh kembang si kecil. Dilansir dari Child Trends, kondisi jiwa anak sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kondisi emosional, perilaku, kemampuan sosial, sampai kemampuan kognitif mereka.
Itulah mengapa, Bu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk selalu memastikan kesehatan mental anak selalu dalam kondisi yang baik. Selain memberi asupan kaya nutrisi, berikut cara-cara yang bisa Ibu dan Ayah lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak tetap prima.
Jaga Kesehatan Mental Diri Sendiri
Kondisi psikologis orang tua sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak lho, Bu. Dalam penelitian yang dipublikasikan di Wiley Online Library bahkan disebutkan kalau anak-anak cenderung mengalami masalah mental jika orang tua mereka mengalami gangguan psikologis tertentu.
Ingat, sepanjang hidupnya, anak akan banyak mencontoh perilaku orang tuanya. Jadi, usahakan selalu menjadi role model yang baik untuknya ya, Bu. Mulailah dengan belajar mengelola stres dan emosi diri sebaik mungkin.
Kondisi psikologis orang tua yang kacau tidak cuma membuat suasana rumah terasa suram, tapi juga berdampak pada kesehatan mental anak secara keseluruhan.
Bangun Rasa Percaya
Hubungan anak dengan orang tuanya sangat berperan dalam mendukung kesehatan mental anak sendiri. Nah, relasi yang sehat dan hangat ini tumbuh karena adanya rasa saling percaya di antara anak dan ayah ibunya.
Bagaimana caranya? Ciptakan rasa dan suasana aman di hati anak. Pastikan Ibu selalu memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak kapan pun dibutuhkan, misalnya saat anak merasa lapar, dingin, bersedih, butuh pelukan, takut, dll.
Jangan ragu untuk selalu menunjukkan rasa cinta dan perhatian kepada anak. Dengan cara ini, pelan-pelan rasa percaya anak kepada Ibu atau Ayah akan terbangun dengan sendirinya.
Biarkan Anak Terkoneksi dengan Dunia Luar
Kesehatan mental anak juga bisa dibangun melalui relasi yang baik dan sehat dengan anggota keluarga lain, seperti kakek nenek, sepupu, om tante, dan bahkan tetangga dan teman-teman sebayanya.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk membina hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya akan berdampak positif bagi kondisi psikologis mereka. Anak pun menjadi lebih ceria, bersemangat, dan bahagia karena tahu di luar ada banyak orang yang menyayanginya selain ayah ibunya.
Jangan Memaksakan Kehendak
Keinginan orang tua untuk selalu memberikan yang terbaik sering kali justru menjadi bumerang buat si kecil. Ada kalanya apa yang kita inginkan tidak sejalan dengan kemauan anak. Jika sudah begini, sebisa mungkin hindari memaksakan kehendak agar ia tak tertekan, ya.
Tekanan emosional inilah yang akan berdampak pada mundurnya kesehatan mental anak. Kebiasaan memaksakan kehendak tak jarang malah akan menyebabkan anak stres, suka membantah dan melawan orang tuanya lho, Bu.
Jika memang keinginan Ibu berseberangan dengan kehendak anak, bicarakan baik-baik. Bila perlu, cari dan beri pilihan alternatif yang sama-sama baik untuk si kecil maupun Ayah dan Ibu. Ingat, apa pun kondisinya, kesehatan mental anak tetap nomor satu.
Biarkan Anak Mengekspresikan Emosinya
Kondisi psikologis yang stabil lahir dari emosi yang tersalurkan dengan baik, entah itu sedih, marah, kecewa, menangis, bahagia, dan sebagainya. Maka jangan pernah menghalangi anak yang sedang mengekspresikan emosinya.
Biarkan anak mengerti bahwa ekspresi emosi adalah sesuatu yang sangat wajar. Validasi perasaannya. Tugas orang tua adalah mendampingi dan mendengarkan apa pun yang dirasakan/dikatakan anak. Meminta anak menahan emosi justru akan berdampak negatif pada kesehatan mentalnya, bahkan sampai ia dewasa kelak.
Terapkan Pola Hidup Sehat
Kesehatan mental anak juga dipengaruhi oleh pola hidupnya sehari-hari. Rutinitas dan apa yang dikonsumsi anak akan berdampak pada kondisi psikologis mereka. Jadi, yuk ajak anak untuk menerapkan perilaku hidup sehat mulai sekarang.
Selain makan makanan bergizi, atur jam istirahat anak sebaik mungkin. Pastikan anak selalu mendapat istirahat siang setiap hari, olahraga 3-4 kali seminggu, tidak banyak bermain gadget, dan memperbanyak aktivitas fisik di luar rumah.
Bermain Bersama Anak
Cara lain untuk menjaga kesehatan mental anak adalah dengan mengajaknya bermain bersama. Sudah banyak penelitian yang membuktikan kalau kebiasaan bermain bersama anak akan membuat mereka lebih bahagia dan jauh dari depresi lho, Bu.
Main bersama juga akan menguatkan ikatan emosional antara anak dengan orang tuanya. Jadi, yuk tinggalkan tugas kantor atau pekerjaan rumah untuk sementara dan bermainlah bersama anak. Si kecil pasti akan sangat senang!
Apresiasi dan Beri Pujian
Jangan ragu untuk memberikan apresiasi atau pujian pada anak, sekecil apa pun capaian yang ia raih. Bahkan meski itu hanya prestasi “seremeh” merapikan kembali mainan di tempatnya atau menghabiskan makanan di piringnya.
Kebiasaan mengapresiasi anak akan menumbuhkan self-esteem pada diri mereka. Sebaliknya, terlalu sering memberikan kritikan (terlebih dengan kata-kata pedas) akan membuat anak merasa minder dan kurang berharga.
Akibatnya, kesehatan mental anak yang jadi taruhannya. Tidak mau hal yang sama terjadi pada kesayangan Ibu, kan?
Tunjukkan Cinta pada Anak
Kasih sayang orang tua adalah bekal yang amat berharga buat anak. Afeksi ini jugalah yang akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental mereka. Maka, tunjukkan bahwa Ibu mencintainya, selalu ada di sampingnya, dan siap menjadi teman yang baik untuknya.
Perasaan bahwa dirinya dicintai dan dikelilingi orang-orang yang menyayanginya akan membuat anak lebih riang dan bahagia. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat kondisi emosional anak lebih stabil dan kesehatan jiwanya meningkat.
Jangan Sembarangan Pilih Sekolah
Betul, Bu, sekolah juga amat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak. Selain kurikulum dan model pembelajaran yang dipakai, Ibu juga wajib memastikan lingkungan sekolah benar-benar suportif dan bagus untuk well being anak.
Tidak sedikit kasus anak yang depresi sampai trauma karena merasa tertekan dengan tugas-tugas sekolah atau bahkan bullying dari teman-temannya lho, Bu.
Peluk Anak Lebih Sering
Pelukan adalah gestur yang akan membuat anak merasa tenang, aman, nyaman, dan dicintai. Kebiasaan memeluk anak akan menekan hormon penyebab stres, sehingga mereka lebih bahagia. Menurut Parenting for Brain, pelukan dari orang tua akan membuat anak tumbuh cerdas, lho.
Itu dia beberapa cara sederhana menjaga kesehatan mental anak agar tetap “waras”. Yang penting diingat, jangan abaikan red flag ya, Bu.
Bila Ibu menemukan tanda-tanda kurang beres pada diri anak (misalnya murung berlebihan, sedih terus-menerus, takut bertemu orang, gugup, dll), jangan segan untuk mencari bantuan profesional sesegera mungkin, ya. Semoga bermanfaat!
Penulis: Kristal
Editor: Dwi Ratih