Kelahiran

8 Cara Mendidik Anak Dengan Attachment Parenting

8 Cara Mendidik Anak Dengan Attachment Parenting

Attachment parenting merupakan cara mendidik anak yang fokus pada membangun koneksi atau kedekatan, baik fisik maupun emosi antara orang tua dan anak.

Kedekatan dengan anak dianggap sebagai cara ideal untuk meningkatkan rasa aman, mandiri, dan rasa empati anak. Pencetus cara mendidik anak ini adalah seorang dokter anak terkenal bernama William Sears, MD. Attachment parenting membentuk fondasi hubungan yang aman dan mandiri di saat anak dewasa.

Sebagian pendukung attachment parenting fokus pada pendekatan 3B, yakni breastfeeding (menyusui bayi), babywearing (menggendong bayi) dan bed-sharing (tidur bersama bayi). Orang tua bisa melakukan pendekatan 3B ini hingga anak tidak lagi menginginkannya.

Sebenarnya, attachment parenting punya arti lebih luas dari ini. Attachment parenting bisa dilakukan dengan mudah dan tidak berarti Anda harus menyusui anak bertahun-tahun atau tidur bersama anak hingga ia tumbuh besar.

Cara mendidik anak dengan attachment parenting dimulai di tahun 1950-an oleh psikolog bernama John Bowlby. Teori yang ia kemukakan bertujuan untuk membantu orang tua memastikan bayi tumbuh dengan emosi yang aman.

Bowlby menyadari kalau bayi punya kebutuhan dasar untuk memperoleh rasa aman sejak awal kehidupannya. Untuk bayi, rasa aman ini datang dari Anda, karena Anda akan melindungi dan merawatnya. Ini adalah titik awal untuk anak mengembangkan kedekatan dengan Anda.

Bowlby menganggap kedekatan fisik di beberapa minggu dan bulan pertama setelah bayi lahir sangat penting. Mendekap bayi di dekat Anda berarti Anda bisa memberi respon ketika ia membutuhkan Anda, memberitahunya kalau Anda ada untuknya.

Dengan merespon semua kebutuhan bayi, Anda bisa membantunya merasa aman dan tenang. Seiring waktu, ini membantu anak mengembangkan kemampuan untuk mengatur emosinya sendiri.

Ketika masih bayi, kita mungkin kesulitan untuk tahu apa yang anak butuhkan. Berikut ini cara Anda bisa memenuhi kebutuhannya:

 

  • Menyusui bayi kapanpun ia mau. Selain memberi nutrisi untuknya, menyusui juga dapat menenangkan si kecil karena ia akan mencium aroma tubuh Ibu dan merasakan kehangatan Ibu di kulitnya.

  • Bila si kecil minum dari botol susu, Ibu bisa mendekap tubuh bayi dengan erat, tatap matanya, dan amati  sinyal yang ia berikan untuk menandakan kalau ia sudah kenyang.

  • Anda bisa menggendong bayi setiap saat. Agar tidak pegal, carilah gendongan bayi yang sesuai dengan kenyamanan Anda.

  • Tidur di kamar yang sama bersama bayi, paling tidak selama 6 bulan pertamanya agar Anda bisa merespon kebutuhan anak dengan cepat di malam hari.

  • Ajak anak bicara dan bernyanyilah untuknya saat ia sedang tidak tidur. Amati reaksinya, jika ia merespon, segera respon balik agar ia merasa didengar.

  • Tangisan bayi adalah caranya untuk berkomunikasi. Ia meminta bantuan Anda ketika ia menangis, dan anak butuh ditenangkan, bukan dimarahi, ketika ia tantrum.


Bayi akan mengingat bagaimana ia dijaga dan dirawat. Memori ini akan menjadi fondasi kesehatan emosional anak di masa mendatang. Kedekatan dengan Anda akan memberi pengalaman positif untuk si kecil. Ini membantu anak punya kemampuan untuk  menghadapi naik-turun kehidupan yang akan ia jalani. Bayi akan belajar bagaimana cara berperilaku yang benar bila Anda meresponnya dengan rasa empati.

  

Latar belakang attachment parenting sebagai cara mendidik anak

Ada teori kelekatan di balik attachment parenting. Teori attachment berasal dari penelitian psikolog  bernama John Bowlby tentang kurangnya peran ibu dan perilaku hewan di penelitian di awal tahun 1950-an.

Teori attachment mengatakan bahwa bayi secara insting membutuhkan kelekatan untuk bisa merasa aman. Kedekatan (attachment) ini penting bagi bayi agar ia merasa aman secara emosi, serta agar ia bisa memperoleh makanan untuk bertahan hidup. Di penelitian awal, peneliti menemukan kalau bayi primata lebih memilih boneka ibu yang hangat, bukan boneka kawat yang memberi makanan tapi tidak memberi kehangatan.

Attachment parenting dilandaskan pada ide kalau bayi akan belajar percaya dan bertahan hidup ketika kebutuhannya secara konsisten dipenuhi oleh orang tua atau pengasuhnya di awal kehidupannya.

Menurut pendukung attachment parenting, anak yang tidak mengenal rasa aman di tahun-tahun pertama kehidupannya tidak akan belajar membangun kedekatan yang sehat saat dewasa nanti. Anak-anak ini akan tumbuh dengan mengalami rasa tidak aman, kurang empati, dan pada kasus yang ekstrim, sering merasa marah dan kecewa.

   

Prinsip cara mendidik anak lewat attachment parenting

Attachment Parenting International (API) merupakan organisasi internasional yang menaungi gaya pengasuhan ini. API menetapkan ada 8 prinsip dari cara mendidik anak dengan attachment parenting. Orang tua bisa menyesuaikan bagaimana cara menginterpretasikan dan menerapkannya.

Prinsip dalam cara mendidik anak dengan attachment parenting adalah:

 

  1. Persiapan kehamilan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

    Pendukung attachment parenting meyakini kalau orang tua harus menghilangkan pikiran dan perasaan negatif tentang kehamilan. Dengan melakukan ini, Anda berarti akan siap bertransformasi menjadi orang tua untuk menjalani tugas emosional yang berat.

       

  2. Penuhi kebutuhan rasa cinta.

    Menyusui, adalah cara ideal untuk menciptakan kedekatan dengan buah hati. Menyusui juga mengajarkan bayi kalau orang tua akan merespon tanda lapar yang ia berikan dan memenuhi kebutuhannya.

       

  3. Merespon dengan sensitivitas.

    Saat kita mau menerapkan cara mendidik anak dengan attachment parenting, kita harus mennanggapi dan merespon semua ekspresi emosi anak, termasuk tantrum yang akan terus berulang, sebagai usaha nyata si kecil untuk berkomunikasi. Usaha ini harus direspon dengan serius, bukan malah kita menghukum anak karena nangis terus.

       

  4. Gunakan sentuhan kasih sayang.

    Pendukung cara mendidik anak dengan attachment parenting menyarankan adanya kontak kulit yang maksimal antara orang tua dan anak. Cara ini bisa dilakukan dengan  menggendong bayi.

       

  5. Merawat anak di malam hari.

    Para ahli attachment parenting menyarankan co-sleeping (tidur bersebelahan dengan bayi). Saat co-sleeping, bayi bisa tidur di kamar yang sama dengan orang tua. Jadi bayi bisa menyusu kapanpun ia mau dan ia akan merasa tenang serta tidak khawatir sepanjang malam. Beberapa orang tua mempraktikkan bed-sharing atau tidur di tempat tidur yang sama dengan bayi. Tapi hati-hati ya, karena ini bisa meningkatkan risiko SIDS (sindrom bayi mati mendadak).

       

  6. Memberi bayi dengan konsisten dan penuh cinta.

    Pendukung cara mendidik anak dengan attachment parenting menekankan pada kehadiran orang tua di sisi bayi secara konsisten. Ini artinya, bayi harus selalu berada di dekat kita kapanpun, termasuk selama jalan-jalan, ketika orang tua keluar dan bekerja. Mereka tidak menyarankan anak dititipkan di daycare atau ke pengasuh lebih dari 20 jam seminggu untuk bayi yang usianya kurang dari 30 bulan.

       

  7. Praktik disiplin yang positif.

    Orang tua disarankan untuk mengalihkan, mengarahkan, dan memandu bayi di usia dini dan mencontohkan perilaku positif. Attachment parenting bertujuan agar orang tua memahami perilaku negatif anak. Saat anak bertingkah, orang tua didorong untuk mencari solusi, bukan memukul anak atau memaksakan keinginannya ke anak.

       

  8. Menjaga keseimbangan dalam kehidupan personal dan kehidupan keluarga.

    Orang tua juga didorong untuk hidup dengan gaya hidup yang sehat. Jangan ragu untuk mengambil waktu untuk merawat diri agar tidak tertekan atau merasa bersalah dan gagal.

   

Kritik terhadap cara mendidik anak dengan attachment parenting

Tak ada yang meragukan efek positif dari attachment parenting, di mana bayi punya kedekatan emosi dengan orang tua. Tapi semua yang berlebihan tidak bagus bukan? Begitu juga dengan attachment parenting. Banyak kontroversi yang muncul untuk menentang teori attachment (kelekatan). Sebagian kritik muncul karena penelitian awal attachment parenting ini dilakukan pada hewan.

Berikut ini beberapa hal yang jadi kritik terhadap cara mendidik anak dengan attachment parenting:


  1. Tidur bersama bayi berisiko SIDS

    Anjuran tidur bersama bayi untuk menerapkan attachment parenting dianggap berisiko SIDS. Attachment Parenting International mencoba untuk mengatasi risiko ini dengan membuat aturan tentang cara aman tidur bersama bayi.

       

  2. Sering berganti pengasuh

    Teori attachment muncul di tahun 1950-an, saat itu belum ada daycare anak. Seiring waktu berlalu, mulai banyak Ibu yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga mereka tidak bisa ada bersama anak selama 24 jam. Sejak saat itu, daycare mulai bermunculan. Nah, anak yang berada di daycare otomatis akan dirawat olrh banyak pengasuh, dan ini sangat bertentangan dengan prinsip attachment parenting. Kritik terhadap cara mendidik anak dengan attachment parenting ini menginginkan penelitian terkait dengan attachment harus diperbaharui.

       

  3. Orang tua jadi stres dan anak jadi ketergantungan

    Penentang cara mendidik anak dengan attachment parenting menganggap perhatian yang konstan diberikan ke anak bisa membuatnya terlalu bergantung pada orang tua, dan orang tua bisa sangat stres. Atau yang lebih buruk bisa terjadi, anak akan belajar mengontrol dan membully orang tuanya sendiri.

       

  4. Membatasi skill perkembangan

    Anak yang bergantung pada keputusan orang tua dianggap tidak akan membangun skill mengambil keputusan yang dipelajari oleh anak lain seusianya.

    Tanpa rasa mandiri, anak tidak memiliki keinginan untuk belajar sesuatu yang baru, kecuali orang tua ingin anak belajar sesuatu yang baru. Di kondisi yang ekstrim, beberapa orang tua merasa perlu membantu anak menyelesaikan tugas untuk anak, termasuk pekerjaan rumah (PR).

    Meski anak bisa tumbuh lebih cerdas berkat efek attachment parenting ini, mereka tidak tahu bagaimana menggunakan kecerdasan mereka dengan tepat.

       

  5. Bisa memicu kerusakan hubungan pernikahan

    Orang tua yang fokus pada cara mendidik anak dengan attachment parenting akan menjadikan anak sebagai pusat prioritas kehidupannya dibanding hubungan lainnya. Ini bisa menyebabkan kualitas hubungan penting lainnya mulai menurun, termasuk hubungan dengan suami atau istri.

    Attachment parenting dapat dilakukan dengan berhasil bila seluruh anggota keluarga terlibat dalam prosesnya. Bila hanya Ibu saja yang menerapkan cara mendidik dengan attachment parenting ini, maka Ayah bisa saja merasa diabaikan dan ditinggalkan. Seiring waktu berlalu, kualitas hubungan suami istri jadi kacau.


Kritik tentang attachment parenting ini menunjukkan pentingnya jalan tengah. Menjaga kedekatan dengan anak memang penting, tapi kita juga harus memberi anak ruang untuk mengeksplorasi dunianya.

    

Yang perlu Anda tahu tentang cara mendidik anak dengan attachment parenting

Berikut ini beberapa hal yang juga perlu Anda tahu tentang cara mendidik anak dengan attachment parenting:


  1. Attachment parenting berawal dari observasi di panti asuhan

    Attachment parenting bukan hal baru, praktik ini sebenarnya telah dimulai setelah perang dunia II di panti asuhan. Psikiater mempelajari anak-anak di panti asuhan.  Penemuan ini menyatakan bahwa anak menderita secara fisik, psikologis, dan sosial saat kehilangan orang tuanya. Tidak cukup dengan hanya memenuhi kebutuhan dasar, pengasuh juga perlu memberi sentuhan dan dukungan penuh cinta pada anak-anak di panti asuhan.

    Mengikuti semua prinsip attachment parenting mungkin terlihat sulit, tapi saat dilakukan sebenarnya lebih mudah dari yang Anda kira. Poin utama dalam cara mendidik anak dengan attachment parenting adalah kita harus memenuhi kebutuhan anak dan merespon petunjuk yang mereka berikan agar anak merasa aman dan dicintai.

    Respon Anda sebenarnya lebih penting dari apapun. Tidak masalah bila Anda memilih menyusui anak dengan botol susu, dibanding direct breastfeeding. Kedua cara tersebut sama-sama tidak akan membuat anak menderita. Dalam kondisi ini, yang terpenting adalah sikap kita yang selalu merespon tanda alapr yang diberikan oleh bayi, tanpa melihat bagaimana cara Anda menyusuinya.

          

  2. Attachment parenting bisa menurunkan risiko SIDS

    Anjuran tidur bersama bayi yang jadi prinsip utama dalam cara mendidik anak dengan attachment parenting ini mendapat kecaman dari banyak pihak. Tapi menurut Dr. Sears, attachment parenting sebenarnya bisa menurunkan risiko SIDS. Secara teori, bila kita menerapkan semua prinsip attachment parenting (misalnya co-sleeping dan menyusui), orang tua akan lebih sadar dan tanggap memenuhi kebutuhan bayi, sehingga risiko SIDS bisa berkurang.

          

  3. Attachment parenting itu menuntut kita harus mengikuti petunjuk bayi

    Attachment parenting tidak akan berhasil dilakukan bila Anda ingin bayi mengikuti jadwal yang Anda tetapkan. Misalnya, bayi harus menyusu setiap jam 10 dan 12 siang. Semua prinsip attachment parenting menyarankan kita untuk mengikuti petunjuk bayi dan meresponnya dengan tanggap. Beberapa pendukung attachment parenting bahkan menyarankan agar orang tua harus menunda meninggalkan bayi buat dinas ke luar kota misalnya, bila ia belum siap.

       

  4. Attachment parenting tidak membutuhkan banyak perlengkapan bayi

    Attachment parenting menyarankan orang tua agar memberi banyak sentuhan ke anak. Itu artinya, kita tidak butuh yang namanya ayunan bayi, baby walker, atau baby chair. Kita harus bijak menggunakan perlengkapan bayi tersebut karena dapat menurunkan jumlah waktu Anda menyentuh dan berinteraksi dengan bayi.

       

  5. Mendorong disiplin positif

    Meski attachment parenting terlihat penuh dengan kasih sayang saja, disiplin tetap menjadi bagian dari cara mendidik anak dengan attachment parenting. Namun, mendisiplinkan anak dengan cara memukulnya tidak termasuk dari prinsip attachment parenting. Attachment parenting mendorong bentuk pendisiplinan anak dengan rasa hormat dan orang tua didorong untuk mencari tahu alasan di balik perilaku nakal anak, bukan malah memberikan hukuman.

       

  6. Attachment parenting mengurangi keputusan yang perlu Anda buat

    Satu manfaat utama dari attachment parenting adalah kita tidak akan terlalu sering membuat keputusan untuk anak. Kita tidak lagi perlu bingung waktu yang tepat untuk menyapih anak atau mengajari anak buat tidur sendiri.  Ini karena attachment parenting membuat kita terbiasa mengikuti petunjuk anak sebelum melakukan sesuatu. Pada dasarnya, kita membiarkan anak yang memutuskan apa yang terbaik untuknya. Ia akan memberi petunjuk saat sudah siap disapih atau sudah berani tidur sendiri.

       

  7. Attachment parenting bukan helicopter parenting

    Banyak yang berpendapat kalau attachment parenting itu sama seperti helicopter parenting, tapi ini tidak benar. Perbedaannya, attachment parenting berfokus pada semua kondisi yang aman untuk anak. Mereka bebas bereksplorasi dan tumbuh, tapi mereka tahu mereka bisa selalu datang ke Anda, sehingga ini akan membuat anak lebih mandiri dibanding anak lain. Sedangkan helicopter parenting membuat anak selalu dibayang-bayangi orang tua. Mereka tidak bisa menentukan pilihan sendiri sebelum tanya orang tuanya.

       

  8. Mendorong ikatan kuat antara anak dan pengasuhnya

    Attachment parenting bukan hanya untuk orang tua dan bayi. Orang tua bisa mencari pengasuh untuk jangka panjang agar anak bisa mengembangkan kedekatan dengan pengasuhnya, menerima cinta dan perhatian seperti yang anak dapat dari Anda.

(Ismawati)