Kelahiran

Awas! 5 Komplikasi Setelah Melahirkan yang Mungkin Terjadi

Awas! 5 Komplikasi Setelah Melahirkan yang Mungkin Terjadi

Komplikasi setelah melahirkan bisa mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan tepat. Apa sajakah komplikasi setelah persalinan?

Hamil dan melahirkan adalah satu kesatuan proses yang keduanya pun harus mendapatkan perhatian yang penuh. Setelah melahirkan sang buah hati, bukan berarti semua perhatian difokuskan kepada si kecil, tetapi kesehatan Ibu baik psikis dan mental perlu diperhatikan.

Jika komplikasi saat hamil dapat terjadi, begitu pula komplikasi persalinan saat berlangsung dan komplikasi pasca melahirkan. 

Simak komplikasi setelah persalinan yang mungkin terjadi!

1. Hashimoto Hypothyroid postpartum (HHP)

awas-5-komplikasi-setelah-melahirkan-yang-mungkin-terjadi-1

Hashimoto Hypothyroid postpartum adalah kondisi tidak normal pada tiroid yang merupakan salah satu komplikasi pasca persalinan. Pada kasus HHP, sel darah putih menyerang tiroid. Ibu dapat tiba-tiba memiliki hipertiroid (tiroid terlalu aktif) dan cepat mengalami penurunan berat badan. Selain hipertiroid, Ibu juga dapat mengalami hipotiroid (kurang aktif).

Gejala hipertiroid meliputi mudah lelah, cepat marah, sering cemas, lebih lemah, hingga jantung berdebar. Sementara, gejala hipotiroid meliputi lesu, kurang energi, dan kulit kering.

Gejala-gejala tersebut merupakan gejala yang umum dirasakan sebagai komplikasi setelah persalinan sehingga sering kejadian kondisi tersebut tidak terdeteksi. Jika Ibu merasa tidak beres pada tubuh, Ibu dapat meminta untuk dilakukan pengetesan darah. HHP yang tidak terdeteksi akan menimbulkan masalah di kehamilan berikutnya.

2. Demam postpartum

awas-5-komplikasi-setelah-melahirkan-yang-mungkin-terjadi-2

Ternyata demam bisa jadi komplikasi pasca persalinan lho. Demam bisa berlangsung selama lebih 24 jam dalam 10 hari pertama setelah melahirkan. Hal ini sebenarnya tidak membahayakan jiwa, namun jika tidak ditangani dapat mengakibatkan infeksi serius.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan demam postpartum:

  • Pneumonia;
  • Pulmonary embolism, yaitu tersumbatnya arteri utama di paru-paru ataupun salah satu cabangnya akibat substansi lain yang terbawa oleh aliran darah;
  • Tulang panggul bernanah;
  • Deep vein thrombosis, pembekuan darah pada pembuluh darah yang biasanya terjadi pada kaki;
  • Infeksi saluran kemih;
  • Infeksi karena luka;
  • Tiroid; dan
  • Payudara bengkak akibat ASI tidak lancar.

3. Pergeseran tulang pinggul

awas-5-komplikasi-setelah-melahirkan-yang-mungkin-terjadi-3

Komplikasi persalinan lainnya adalah pergeseran tulang pinggul setelah melahirkan anak. Terkadang gejala ini diabaikan karena dikira hanyalah gejala sakit punggung biasa. Padahal, bisa jadi yang dirasakan sangat menyakitkan.

Faktor yang menyebabkan pergeseran tulang pinggul adalah:

  • Postur yang tidak baik;
  • Tulang pinggul yang kecil;
  • Bayi yang besar;
  • Jaringan lemak dan obesitas; dan
  • Tulang pubis yang sempit.

Salah letak panggul dapat menyebabkan ketidaknyamanan luar biasa jika diacuhkan begitu saja. Salah satu alternatif untuk mengatasi pergeseran tulang pinggul adalah pergi ke chiropractor.

4. Vaginal Discharge Postpartum (Lokhia)

Perdarahan saat melahirkan terdiri dari darah, lendir, hingga jaringan plasenta. Pendarahan yang normal biasanya berwarna pink pada hari ke-4 setelah melahirkan. Perdarahan ini kerap disebut dengan darah nifas.

Pada hari ke-10, warnanya menjadi putih kekuningan. Biasanya pendarahan berhenti setelah 40 hari. Jika pendarahan terus berlanjut, segera berkonsultasi ke dokter.

Komplikasi setelah melahirkan caesar

awas-5-komplikasi-setelah-melahirkan-yang-mungkin-terjadi-4

Lahir dengan metode caesar biasanya menjadi alternatif terakhir apabila persalinan normal tidak memungkinkan. Salah satu alasannya karena banyak komplikasi setelah melahirkan caesar yang mungkin terjadi.

Seperti yang dilansir dari Mayoclinic, ada 5 komplikasi melahirkan setelah caesar.

1. Pembekuan darah

Pembekuan darah adalah salah satu komplikasi setelah melahirkan caesar, terutama terjadi di kaki atau organ panggul setelah operasi caesar dilaksanakan. Darah yang membeku bisa juga terjadi saat darah sedang mengalir ke paru-paru.

Ini akan berakibat fatal karena darah yang membeku di paru membuat Ibu akan sulit bernapas dan nyeri dada.

2. Infeksi

Infeksi adalah komplikasi setelah melahirkan caesar lainnya. Membran yang melapisi rahim dapat menjadi radang atau bahkan terinfeksi. Infeksi ini dikenal dengan endometritis. Infeksi biasanya menyebabkan Ibu demam, menggigil, dan nyeri pada punggung dan rahim.

Akibat infeksi ini, cairan vagina Ibu berbau tidak sedap. Antibiotik intravena diperlukan untuk pengobatan setelah operasi caesar. Komplikasi lainnya ada infeksi saluran kemih di kandung kemih atau ginjal.

Infeksi juga bisa terjadi pada luka di sekitar sayatan. Biasanya, infeksi di luka sekitar sayatan menyebabkan kulit terbuka dan mengeluarkan nanah.

3. Sulit bernapas

Ternyata, tidak hanya Ibu, bayi yang dilahirkan secara caesar bisa mengalami kesulitan bernapas sebagai komplikasi persalinan dengan cara caesar. Bayi biasanya akan bernapas dengna cepat. Ini dapat terjadi saat beberapa hari setelah kelahiran.

4. Komplikasi pada kehamilan selanjutnya

Operasi caesar juga dapat meningkatkan risiko wanita untuk mengalami komplikasi serius pada kehamilan selanjutnya. Komplikasi tersebut meliputi plasenta previa, pendarahan, posisi janin yang tidak normal, bahkan robeknya rahim sepanjang garis sayatan operasi caesar sebelumnya. Kondisi ini kerap dikenal dengan nama ruptur uterus.

5. Penurunan fungsi usus

Komplikasi setelah melahirkan caesar terakhir adalah penurunan fungsi usus karena melambatnya pergerakan usus untuk mengolah makanan mana yang perlu dan tidak diperlukan oleh tubuh. Untuk mengatasi hal ini, biasanya dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit atau obat sembelit.

Itulah komplikasi setelah melahirkan yang mungkin terjadi. Baik melahirkan secara normal ataupun secara caesar sama-sama memiliki komplikasi. Oleh karena itu, penting untuk terus memperhatikan kondisi Ibu pasca melahirkan.

Editor: Dwi Ratih