Keluarga

Menitipkan Anak Pada Orang Tua Juga Ada Etikanya!

Menitipkan Anak Pada Orang Tua Juga Ada Etikanya!

Kesibukan Ibu dan Ayah yang sama-sama bekerja terkadang membuat kita suatu kali terpaksa menitipkan anak ke kakek neneknya ya Bu. Meskipun si kecil punya pengasuh, tapi rasanya nggak tenang kalau ditinggal hanya berdua dengannya di rumah.

Tapi, kebanyakan orang mungkin belum tahu ternyata menitipkan anak pada orang tua tetap ada etikanya lho. Jadi nggak boleh sembarangan dititipkan tanpa meminta izin terlebih dahulu, untuk menghindari konflik di kemudian hari.

Walau kemungkinan kakek neneknya pun akan senang jika dititipkan cucu di rumahnya, namun sebagai seorang anak hendaknya kita tetap perlu mengedepankan etika ya Bu. Terlebih jika orang tua kita sudah sepuh dan terbatas segala aktivitasnya.

Jangan sampai hanya karena menitipkan si kecil meski beberapa jam saja malah dirasa dapat mengganggu kenyamanan kakek neneknya ya Bu. Untuk itu, yuk simak terlebih dahulu etika menitipkan anak pada orang tua yang perlu kita ketahui berikut ini.

Etika menitipkan anak pada orang tua


Menitipkan anak pada orang tua sebenarnya sah-sah saja ya Bu. Toh mereka juga tentu senang jika dikunjungi oleh cucu-cucunya.

Hanya saja, menitipkan anak pada orang tua juga harus ada etikanya. Berikut adalah beberapa yang perlu Ibu perhatikan.

  • Minta izin terlebih dahulu

Walau buru-buru meeting di luar rumah, tapi nggak berarti kamu harus menitipkan anak pada orang tua tanpa minta izin terlebih dahulu ya Bu. Minta izin pada orang tua sangat penting dilakukan, siapa tahu saat itu mereka sedang tidak ada di tempat atau nantinya punya urusan lain di luar rumah.

Kamu bisa menelepon orang tua terlebih dahulu sebelum menitipkan anak. Tanyakan apakah berkenan, sedang merasa cukup lelah atau tidak.

  • Siapkan segala kebutuhan anak

Usahakan untuk membekali semua kebutuhan si kecil dalam satu tas ya Bu. Misalnya saja baju ganti, diapers, susu, obat-obatan, makanan serta camilan si kecil.

Jika Ibu menggunakan jasa pengasuh, jangan lupa selalu ingatkan apa saja yang kebutuhan si kecil yang sudah tersedia di dalam tas. Kebutuhan-kebutuhan anak seperti ini penting disiapkan agar Ibu tidak merepotkan orang tua jika suatu saat si kecil butuh sesuatu selama dititipkan.

  • Sepakati pola asuh yang sama pada orang tua

Meskipun kakek dan nenek cenderung akan lebih memanjakan si kecil, namun ada baiknya Ibu juga tetap menyepakati pola asuh yang diajarkan di rumah selama si kecil dititipkan bersama kakek dan neneknya. Misalnya saja, si kecil tidak boleh makan es krim sebelum makanan utamanya habis dan lain sebagainya.

Kamu juga bisa membicarakannya baik-baik dengan mereka. Jelaskan dan sepakati pola asuh seperti apa yang diinginkan. Usahakan untuk menyepakati batasan-batasan yang harus diterapkan dengan bahasa yang halus tanpa menyindir.

  • Usahakan membawa pengasuh

Tubuh orang tua kita yang sudah lanjut usia, tidak di-‘desain’ untuk mengejar-ngejar sang cucu yang sedang aktif-aktifnya bermain ya Bu. Mereka tetaplah orang tua kita yang mungkin saja secara fisik sudah tidak sekuat dulu.

Menitipkan anak pada orang tua akan jauh lebih nyaman jika segalanya disepakati bersama, termasuk membawa pengasuh. Orang tua kita mungkin masih sanggup secara fisik untuk mengajak main si kecil dengan aktifitas yang ringan.

Tapi belum tentu mereka sanggup menyuapi, memandikan hingga mengejar-ngejar si kecil yang sedang gemar berlari atau belajar berjalan. Namun, jika kamu tidak memiliki pengasuh ada baiknya hal ini dibicarakan terlebih dahulu secara terbuka dengan orang tua ya Bu.

Plus minus menitipkan anak ke kakek neneknya


Menitipkan anak pada orang tua sebenarnya merupakan kesempatan untuk bonding antara cucu dan kakek neneknya. Sebab, ada beberapa anak yang justru hingga dewasa tidak terlalu akrab dengan kakek neneknya akibat kurangnya komunikasi atau bonding semasa kecil.

Meski begitu, menitipkan anak pada orang tua tetap ada plus minusnya ya Bu. Nah, berikut adalah plus minus menitipkan anak ke kakek neneknya yang perlu Ibu ketahui:

1. Plusnya adalah:


  • Meningkatkan bonding, artinya kakek nenek juga senang bisa menjadi bagian dari tumbuh kembang cucunya. Apalagi kalau bisa dilakukan setiap hari, mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur malam hari.
  • Pola asuh kakek nenek mungkin saja masih sesuai dengan prinsip yang dipegang teguh oleh Ibu dan Ayah. Tapi ada pula yang memiliki perbedaan meski tidak terlalu signifikan.
  • Kakek nenek biasanya cukup protektif pada cucu-cucunya. Ketika cucunya main lari-larian saja, mungkin mereka bisa berteriak dan mengatakan ‘hati-hati’ berulang kali. Padahal cucunya pun sudah ada pengasuh yang mengawasi. Ibaratnya, kakek nenek nggak akan membiarkan ada luka seujung kuku pun terlihat di tubuh cucunya ya Bu.
  • Kakek nenek bisa ikut mengawasi dari jauh, meskipun mungkin hanya mengajak main sesekali akibat keterbatasan fisik.
  • Orang tua jadi merasa lebih aman. Mendengar kabar tidak sedap mengenai asisten rumah tangga (ART) yang ‘berulah’ saat dititipkan anak oleh kita, rasanya nggak sampai hati meninggalkan anak jika harus berdua dengannya di rumah ya Bu. Dengan menitipkan anak pada orang tua, setidaknya kita pun merasa lebih aman dan nyaman saat bekerja. Sebab, si kecil sudah banyak yang mengawasi dari keluarga sendiri.
  • Kecukupan gizi anak dapat tercukupi dengan baik. Saat menitipkan anak pada kakek neneknya, mereka tentu ingin memberikan makanan yang terbaik supaya cucunya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal, bukan? Jadi tak jarang nenek juga sengaja memasak makanan favorit untuk cucunya dengan kelengkapan gizi yang baik.

2. Minusnya adalah:


  • Biasanya kakek nenek cenderung memanjakan dan mengikuti semua maunya si kecil. Alasannya biasanya sih standar nih Bu, misalnya saja “yah, dari pada nangis. Kami kan jadi nggak tega.” Padahal memanjakan si kecil dan menuruti semua maunya bisa jadi bertentangan dengan pola asuh yang Ibu dan Ayah terapkan di rumah.
  • Ada kemungkinan intervensi pola asuh anak yang berbeda dan sulit dihindari. Misalnya saja, kalau di rumah anak makan duduk di meja makan. Tapi kalau di rumah kakek nenek justru makan sambil di gendong oleh pengasuh atas permintaan kakek neneknya. Alasannya? Supaya makannya lebih lahap dan cepat. Siapa yang pernah mengalami hal ini, Bu?
  • Kakek nenek bisa saja kewalahan mengurus sang cucu. Apalagi kalau cucunya sangat aktif dan selalu minta ditemani ketika bermain. Ditambah kamu nggak membawa pengasuh. Kalau sudah begini, usahakan untuk bicarakan hal tersebut pada orang tua ya Bu.
  • Kakek nenek pasif dan jarang komunikasi dengan sang cucu. Bukannya tidak sayang, tapi ada juga lho ternyata tipe kakek nenek yang pasif dan jarang berkomunikasi dengan cucu. Mereka lebih senang mengawasi dengan jauh dan cenderung meminta kita membawa pengasuh saat hendak menitipkan anak. Bisa jadi mereka juga sibuk di rumah atau ada satu hal penting lainnya yang perlu dikerjakan.

Sebelum menitipkan anak pada orang tua sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu alternatif lainnya ya Bu. Terutama jika orang tua kita sudah sepuh, seperti menitipkan anak ke daycare atau menitipkan anak ke om atau tantenya yang secara fisik lebih kuat mengajak si kecil bermain seharian. 

Kalau kamu lebih pilih yang mana nih Bu?

Editor: Dwi Ratih