Keluarga

Orang Tua Bercerai: Pararel Parenting Jadi Solusi Mengasuh Anak Bersama

Orang Tua Bercerai: Pararel Parenting Jadi Solusi Mengasuh Anak Bersama

Ibu, apakah kamu pernah mendengar pola pengasuhan pararel parenting? Meski terdengar masih asing, nyatanya pararel parenting seringkali dikaitkan dengan pola asuh orang tua yang bercerai, lho!

Pararel parenting sejatinya termasuk ke dalam tipe co-parenting. Namun, pararel parenting mungkin lebih cenderung menjadi komitmen bagi orang tua, untuk menghindari kontak berlebih satu sama lain, tapi tetap ingin mengasuh anak bersama.

Pada intinya, pola asuh pararel parenting ini bisa membatasi interaksi antar kedua orang tua yang mungkin masih memiliki masalah yang belum selesai setelah bercerai. Tapi, orang tua tidak ingin menyakiti anak dan tetap ingin mengasuh anak secara bersamaan.

Yes! Menerapkan pola asuh pararel parenting memang nggak ada salahnya, asalkan dilakukan dengan baik. Selama tujuannya demi membahagiakan sang anak. Agar sukses menerapkan pararel parenting, simak terlebih dahulu ulasan berikut ini, yuk!

Pararel parenting solusi orang tua bercerai tetap mengasuh anak bersama


Setelah perceraian atau perpisahan yang penuh konflik, akan sulit bagi orang tua untuk bisa rukun satu sama lain untuk menjadi orang tua utuh bagi anak-anak mereka. Namun, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak akan bertumbuh dengan baik, jika orang tua mereka yang bercerai tetap berbagi hak asuh.

Penting bagi kedua orang tua untuk terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, meskipun mereka tidak ingin terlibat satu sama lain. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah melalui pola asuh paralel parenting. Dikutip dari laman WebMD pararel parenting adalah metode pengasuhan bersama di mana orang tua sesedikit mungkin berinteraksi satu sama lain sambil menjaga hubungan dengan anak-anaknya.

Ini bisa menjadi cara yang efektif ketika Ibu dan mantan pasangan memiliki masalah yang cukup serius ketika berpisah. Pola asuh paralel parenting mungkin bisa jadi pola asuh sementara, yang bisa diterapkan.

Sampai Ibu dan mantan pasangan, dapat mengesampingkan ego dan bekerja sama mendidik si kecil lebih baik lagi ke depannya.

Pararel parenting bagian dari tipe co-parenting


Yup! Nggak banyak yang tahu, ternyata jika ditelusuri lebih dalam, pararel parenting merupakan bagian dari tiga tipe co-parenting, lho! Ketiganya juga merupakan pola asuh yang biasa diterapkan pada pasangan yang sudah bercerai.

Dikutip dari Very Well Mind tiga tipe co-parenting yang sering kita jumpai, namun nggak sadar bahwa ini merupakan bagian dari pola asuh co-parenting adalah:

  • Pararel parenting: Pengasuhan orang tua yang membatasi interaksi, namun sepakat mengasuh anak bersama
  • Conflicted parenting: Pengasuhan orang tua yang sering mengalami konflik dan komunikasi yang buruk antara satu sama lain. Mereka cenderung memiliki gaya pengasuhan, aturan, dan prioritas yang berbeda, dan mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan atau rutinitas sehari-hari anak mereka. Pola asuh ini bisa meningkatkan risiko anak mengalami masalah perilaku serta masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan tekanan psikologis
  • Cooperative parenting: Pengasuhan orang tua yang merupakan bagian dari co-parenting yang paling baik untuk diterapkan. Dalam pengasuhan ini, orang tua bekerja sama untuk membuat keputusan mengenai pengasuhan anak mereka. Pengaturan ini melibatkan komunikasi secara teratur, berbagi informasi tentang kebutuhan dan kemajuan anak mereka, dan saling koordinasi jadwal untuk memastikan bahwa anak menghabiskan waktu berkualitas dengan kedua orang tuanya.

Manfaat menerapkan pararel parenting


Menurut American Psychological Association tiap perceraian bisa menjadi sebuah hal yang traumatis bagi seorang anak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam waktu dua tahun setelah perceraian orang tua.

Tapi, di sisi lain, anak-anak sering kali mengalami lebih banyak masalah psikologis ketika orang tua tetap berada dalam pernikahan yang sering konflik dibandingkan orang tua bercerai. Itulah sebabnya, sangat penting untuk sebisa mungkin mengurangi konflik antara kedua orang tua, terutama setelah bercerai.

Jika Ibu dan mantan pasangan kesulitan berkomunikasi tanpa konflik atau argumen, maka menerapkan pararel parenting mungkin bisa jadi solusi. Mengutip laman Parents berikut adalah beberapa manfaat menerapkan pararel parenting:

  • Mengurangi paparan konflik pada anak-anak
  • Anak dapat menjaga hubungan dengan kedua orang tuanya dengan lebih baik
  • Mengurangi stres bagi orang tua dan anak-anak
  • Masing-masing orang tua bisa menikmati hak yang lebih besar dalam pengambilan keputusan
  • Kedua orang tua bisa mematuhi jadwal dan pedoman yang telah ditentukan, sehingga memudahkan pengasuhan
  • Pengasuhan pararel parenting ini lebih baik bagi mereka meredakan kemungkinan untuk membuat konflik, tiap kali berkomunikasi.

Walau memiliki manfaat, menerapkan pola asuh pararel parenting tetap ada nilai minusnya ya Bu. Terkadang kondisi ini bisa membuat anak-anak bingung mengenai ekspektasi mereka, terhadap hubungan orang tuanya.

Selain itu, tinggal di berbagai lingkungan berbeda tiap minggu atau tiap bulan bagi anak yang orang tuanya bercerai dan menerapkan pararel parenting dapat mengganggu rutinitas anak. Bahkan bisa juga membuat anak lelah, bingung dan merasa kesepian mengenai apakah kehadiran mereka sungguh diinginkan orang tuanya.