Keluarga

Waspadai 8 Dampak Buruk Berbohong Pada Pasangan

Waspadai 8 Dampak Buruk Berbohong Pada Pasangan

Berbohong pada pasangan kadang tak terhindarkan. Tetapi perlu diingat bahwa dalam suatu hubungan apalagi hubungan pernikahan, berbohong pada pasangan sangat berbahaya untuk dilakukan. Ini karena seseorang yang sudah berpasangan akan melalui hari-hari bersama sampai kapan pun. Sehingga jika ada kebohongan di antara keduanya, maka tentu akan ada ketidaknyamanan yang terjadi. Bagaimana bisa hidup bersama dengan ketidaknyamanan?

Ada banyak hal yang membuat seseorang memutuskan untuk berbohong pada pasangan, meski ia tahu itu tidak benar. Salah satunya adalah alasan untuk mengamankan hubungan. Biasanya kebohongan jenis ini disebut dengan “white lies” atau berbohong demi kebaikan. Sayangnya, berbohong demi kebaikan tetap tidak dibenarkan lho.

Dilansir dari laman Psychology Today, orang yang berbohong lebih takut akan risiko berkata jujur. Tetapi sedikit di antara mereka yang memikirkan risiko berbohong pada pasangan. Orang-orang ini akan berpikir bahwa bohong akan membuat pasangan tidak marah, membuat hubungan baik-baik saja. Yakin nih, akan baik-baik saja sampai seterusnya?

Merahasiakan kebohongan pada pasangan dapat dengan berbagai cara. Ibarat kata, lidah tidak bertulang, sehingga permainan kata bisa berbagai macam bentuknya. Bisa berupa pernyataan yang ambigu, melebih-lebihkan sesuatu, mengurangi fakta, atau menyembunyikan hal penting dengan membuat kebohongan lain.

Alasan Berbohong Pada Pasangan

Sebenarnya apa sih yang membuat orang tergerak untuk berbohong pada pasangan? Nah, jika dianalisis, ada beberapa kondisi yang membuat orang memilih untuk berbohong:

  • Tidak Adanya Kesepakatan 

    Jika pernikahan didasari ikatan otoritatif, ketakutan, kemarahan atau hasrat terpendam akan sesuatu, orang memilih merahasiakan sesuatu atau mengatakan kebohongan pada pasangannya.

    Contoh mudah, Anda ingin mengakses game berbayar. Pasangan Anda tidak menyukainya karena menurutnya hanya akan membuang-buang uang yang sudah dialokasikan menjadi kebutuhan bersama. Karena Anda menggunakan uang Anda sendiri, Anda merasa tidak masalah berbohong pada pasangan dengan memilih tidak bercerita mengenai pembelian ini.

    Tetapi, secara natural, gelagat Anda akan mudah memberitahukan bahwa Anda sedang berbohong. Karena pasti ada sudut hati kecil Anda merasa bersalah pada pasangan. Apalagi jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendesak yang membutuhkan uang lebih. Apakah Anda yakin tidak menyesal telah membelanjakan uang tersebut tanpa persetujuan pasangan?

    Contoh lainnya terlihat dari pengeluaran belanja yang lebih dari perkiraan. Anda sedang berbelanja kebutuhan, lalu karena ada beberapa bahan makanan atau barang sekunder yang Anda inginkan, Anda memilih untuk membelinya. Uang belanja jadi terpakai. Ketika mencoba menghitung uang untuk pembelanjaan berikutnya, Anda akan berbohong pada pasangan dengan mengatakan harga barang sedang naik agar pasangan tidak mencurigainya.

    Apa ujungnya? Anda akan kewalahan sendiri dalam mengatur keuangan dan menutupi kebohongan pada pasangan.

  • Pasangan Malu Akan Kondisi Tertentu 

    Kondisi ini meliputi kehilangan pekerjaan, kehilangan uang atau barang karena ditipu, terlibat utang atau cicilan barang dalam jumlah besar dan hasil diagnosa kesehatan. Kebohongan ini terbilang besar jika ditutupi. Anda akan frustrasi sendiri untuk menutupi kecemasan Anda akan masalah ditambah berbohong pada pasangan.

  • Tertarik Pada Orang Lain

    Kebohongan dalam kondisi ini dapat berakibat pada fantasi seksual, tidak tertarik lagi pada pasangan, ilusi untuk menjalin hubungan dengan orang tersebut, bahkan berani untuk berselingkuh.

    Kondisi-kondisi tersebut membuat hidup tidak tenang. Ada sebuah istilah yang mengungkapkan bahwa kebohongan itu menghancurkan. Dalam hubungan pernikahan, berbohong pada pasangan adalah pilihan yang salah, sekecil apapun kebohongannya. Kebohongan kecil pun jika ditutupi pasti akan terungkap. Pasangan yang telah menjadi belahan jiwa tentu dapat memahami perbedaan diri Anda saat tidak ada apa-apa dengan saat menyembunyikan sesuatu.

Dampak Berbohong Pada Pasangan

Untuk alasan apa pun, sebaiknya hindari berbohong pada pasangan. Berikut beberapa dampak negatif berbohong pada pasangan yang bisa merusak keharmonisan hubungan.

  1. Menghalangi keintiman dengan pasangan

    Intimasi yang dimaksud adalah kedekatan emosional dengan pasangan. Kebohongan akan membuat Anda membuat jarak agar tidak menampakkan gelagat sedang berbohong. Intimasi fisik juga bisa terganggu, lho. Anda yang sedang berbohong bisa jadi lebih menghindari kontak fisik dengan pasangan.

  2. Mengundang kebohongan lain untuk menutupi kebohongan asli

    Sayangnya kebohongan lain ini lebih parah dari kebohongan asli. Sehingga kebohongan Anda akan semakin menumpuk dan merusak hubungan dengan pasangan.

  3. Merasa bersalah pada pasangan

    Pihak yang berbohong akan merasa bersalah, lho. Pasti akan merasakan hal ini meski diri sendiri berusaha menutupi. Cinta kasih pada pasangan akan membuat Anda masih memiliki rasa bersalah. Tetapi hati-hati, ada dampak lebih buruk lainnya yang mengincar Anda jika tidak segera mengakui kebohongan.

  4. Sulit menentukan sikap

    Mengapa orang yang berbohong pada pasangan seperti selalu salah tingkah dan sulit menentukan sikap? Hal ini karena ada reaksi psikologis diri manusia yang memberi tanda bahwa seseorang sedang berbohong. Sehingga gelagatnya akan mudah terlihat. Mulut sih bisa berdusta, tapi apa daya bahasa tubuh justru menjelaskan segalanya.

  5. Kehilangan jati diri

    Wah, mengapa bisa begitu? Kebohongan akan membuat 2 hal yang bertentangan dirasakan seseorang yang berbohong. Ia akan mengatakan A di depan pasangannya sedangkan di hatinya ia tahu bahwa kebenarannya adalah B. Hal yang bertentangan ini membuat seseorang kesulitan mengenali dirinya sendiri yang asli. Ia merasa tidak menemukan jati dirinya dan telah berubah menjadi orang berbeda yang tidak ia kenal.

  6. Mengacaukan pikiran

    Orang yang berbohong pada pasangan merasa cemas, gelisah, berpikir untuk membuat banyak alasan. Nah, untuk menenangkan diri, mereka akan memilih untuk membuat pembenaran dan pernyataan positif, seperti, “Ah, nggak apa-apa. demi kebaikan hubungan ini” atau “ah, cuma sekali ini aja kok aku bohong” atau “ah, biarin deh daripada berantem”.

    Pembenaran-pembenaran ini akan membuat Anda merasionalkan apa yang seharusnya tidak rasional. Malah jadi stress, lho.

  7. Mempengaruhi kesehatan

    Tekanan pada pikiran untuk menutupi kebohongan, mencari cara agar tidak salah tingkah, atau mengalihkan perhatian pasangan akan membuat kesehatan Anda ikut terganggu. Jantung jadi berdebar lebih cepat, hormon stress tinggi, dan masalah pencernaan juga bisa terjadi.

  8. Korban ikut mengalami dampak buruk

    Saat pasangan tahu ia dibohongi, maka ia akan menyesal kenapa ia begitu bodoh dan mempercayai kebohongan. Ia akan mulai menyalahkan dirinya, menjatuhkan harga dirinya dengan menganggap dirinya adalah orang yang mudah ditipu, bahkan meragukan nilai dirinya. Lebih buruknya lagi, ia akan merasa sangat buruk dan kehilangan jati diri. Korban juga akan hidup dalam trauma yang beragam jenisnya, bisa berat bisa juga ringan bergantung sejauh mana mereka menerima kebohongan pasangannya.

Dahsyatnya dampak berbohong pada pasangan menekan secara psikologis. Menggoyahkan sisi psikologis seseorang sama dengan membunuh jati dirinya. Pada dasarnya kepercayaan adalah kunci dalam hubungan yang harmonis. Kepercayaan ibarat kaca, yang apabila pecah, bisa dirakit kembali tapi bentuknya tidak akan pernah sama seperti semula. Bagaimana cara menghadapi pasangan yang berbohong?

  • Tenangkan diri terlebih dahulu. Hitung sampai 3 untuk memberi jeda dari keterkejutan. Ambil waktu sebentar untuk mencerna fakta dan berpikir jernih.

  • Bicarakan dengan pasangan apa yang sebenarnya terjadi.

  • Diskusikan masalah bersama.

  • Jika kebohongan pasangan menyakiti Anda, katakan dengan tegas bahwa Anda terluka. Anda berhak meminta waktu untuk menenangkan diri dan berpikir akan solusi yang terbaik dalam hubungan.

  • Jika kebohongan pasangan telah ia akui, maka coba perbaiki hubungan kembali dengan aturan kejujuran yang lebih teguh. Mintalah saran pada konsultan pernikahan jika Anda mengalami krisis kepercayaan pada pasangan. Tingkatkan komunikasi dengan pasangan karena komunikasi yang terbuka bisa memperbaiki hubungan.

  • Jika Anda mengetahui kebohongan pasangan sebelum ia mengakuinya, ajaklah ia bicara dan mintalah ia mengakuinya. Paparkan bukti yang menunjukkan bahwa Anda mengetahui pasangan Anda sedang berbohong atau menyembunyikan sesuatu.

  • Merefleksi diri dan hubungan. Lihat kembali apa yang belum benar dalam hubungan Anda dan cobalah untuk memperbaikinya bersama pasangan.

Kepercayaan yang sempat rusak memang tidak bisa kembali utuh, tapi masih bisa diperbaiki. Diperlukan hati yang luas menerima kesalahan pasangan dan introspeksi diri bagi yang melakukan kesalahan. Tentu tidak instan. Semua butuh waktu untuk kembali ke keadaan semula. Tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan, kan? Tidak ada kebohongan yang sifatnya untuk kebaikan. Karena kebohongan kecil pun bisa menghancurkan. Privasi jelas ada dan dibutuhkan oleh setiap individu. Alangkah baiknya jika privasi diri tersebut tidak sampai merusak kehidupan bersama pasangan.

Penulis: Dwi Ratih