Kesehatan

5 Aturan Baru Mencegah Covid-19 Pada Anak Saat di Luar Rumah

5 Aturan Baru Mencegah Covid-19 Pada Anak Saat di Luar Rumah

Setelah istilah new normal digaungkan di mana-mana, banyak orangtua yang khawatir tidak hanya pada kesehatan diri sendiri, tapi juga pada kesehatan anak-anak. Pasalnya, risiko penularan pada orang dewasa sama besarnya dengan risiko penularan yang mungkin dialami anak-anak. Apalagi setelah kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan. Risiko penularan Covid-19 pada anak pun semakin besar.

Baru-baru ini pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan terkait pendidikan sebagai upaya menekan penularan Covid-19 pada anak, yaitu memperpanjang masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah hingga akhir tahun 2020. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan penularan Covid-19 pada anak tetap terjadi melalui kontak dengan orang-orang di sekitarnya. Orang-orang yang kembali bekerja ke kantor, pasar, pusat perbelanjaan, dan aktivitas di luar rumah lainnya, tetap riskan membawa virus corona dalam tubuhnya dan menularkannya kepada orang lain, termasuk anak-anak.

Melihat situasi yang masih mengkhawatirkan ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia menekankan pada masyarakat terutama para orangtua, agar semakin waspada dan melakukan protokol kesehatan dengan benar untuk mencegah penularan Covid-19 pada anak. Berikut beberapa anjuran terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia yang diterbitkan melalui akun Instagram resmi @idai_ig pada 18 Juni 2020:

  1. Anak-Anak Sebaiknya Tetap Berada di Rumah

    Sejak Maret 2020, himbauan untuk #dirumahaja mulai diterapkan mengingat kurva kasus positif Covid-19 yang semakin meningkat. Tidak terkecuali bagi anak-anak. Hingga kini, himbauan tersebut masih terus digaungkan untuk mengingatkan masyarakat akan risiko penularan Covid-19 pada anak yang cukup tinggi berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia pada 18 Mei 2020, bahwa dari 3.324 yang berstatus PDP dan ODP, 129 di antaranya meninggal dunia. Sementara yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 548 anak dan 14 meninggal dunia.

    Setiap orangtua tentu tidak ingin anak-anaknya terinfeksi Covid-19, apalagi dengan kekebalan tubuh anak-anak yang masih belum berkembang sempurna seperti orang dewasa. Tanpa adanya Covid-19, risiko gangguan gagal tumbuh maupun kesehatan anak terkait stunting dan penyakit berbahaya lainnya pun cukup menyita perhatian dan memerlukan upaya besar untuk mencegahnya.

    Terlebih di masa pandemi. Meski rumah tidak menjamin penularan Covid-19 pada anak tidak terjadi, setidaknya bisa mengurangi intensitas anak-anak berinteraksi dengan banyak orang. Dengan begitu, kemungkinan penularan Covid-19 pada anak pun semakin kecil. 

  2. Terapkan Cara Aman Keluar-Masuk Rumah

    Dengan dibukanya kembali perkantoran, pelonggaran penggunaan transportasi, dan aktivitas di luar yang dilakukan dengan terbatas, orang dewasa semakin riskan terjangkit Covid-19 atau membawa virus tersebut di dalam tubuhnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan cara aman keluar-masuk rumah untuk menghindari penularan Covid-19 pada anak dan anggota keluarga lainnya.

    Saat keluar rumah, sebaiknya orangtua selalu menggunakan masker maupun alat pelindung diri lainnya, menjaga jarak dengan orang lain, tidak berkerumun, dan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun maupun menggunakan hand sanitizer.

    Saat sampai di rumah, hindari menyentuh permukaan apa pun, dahulukan mencuci tangan dan membersihkan diri dengan mandi dari ujung rambut hingga kaki, merendam pakaian yang baru dipakai, dan berganti dengan pakaian bersih. Termasuk membersihkan ponsel dan permukaan benda yang paling sering disentuh.

  3. Tidak Membawa Anak ke Tempat Umum

    Dengan diberlakukannya kebijakan pelonggaran PSBB, banyak tempat umum yang mulai kembali dibuka. Namun sebaiknya Ibu maupun Ayah jangan sampai tergoda untuk mencoba peruntungan di tengah situasi yang belum aman ini ya. IDAI menghimbau agar orangtua tidak tergiur membawa anak ke tempat umum seperti taman bermain, tempat wisata dan rekreasi, pusat perbelanjaan, maupun tempat berkumpul seperti tempat penitipan anak, tempat kursus, area bermain, dan sebagainya.

    Terlebih, penularan virus corona ini dapat terjadi tidak hanya melalui sesama manusia, tetapi juga melalui permukaan benda yang sebelumnya menempel RNA Covid-19 yang baru mati setelah jangka waktu tertentu.

    Setelah 4 bulan bertahan #dirumahaja, terkadang timbul keinginan untuk keluar sejenak melepas kejenuhan. Keinginan ini tentu sangat wajar dialami ya, Bu. Apalagi bagi anak-anak yang sebelumnya mungkin sudah terbiasa bermain bersama teman sebayanya.

    Namun, alangkah bijaknya apabila orangtua memikirkan kembali risiko penularan Covid-19 pada anak dan menunda keinginan tersebut untuk meminimalisasi penularan Covid-19 pada anak. Salah satu alternatif pilihan agar tetap terkoneksi dengan orang lain adalah dengan cara berkomunikasi virtual. Beri pengertian dan edukasi pada anak tentang bahaya Covid-19 yang menginfeksi manusia.

  4. Terapkan Protokol Kesehatan Ketat Jika Terpaksa Membawa Anak Keluar Rumah

    Untuk menekan laju penularan Covid-19 pada anak maupun orang dewasa pada umumnya, sebaiknya menghindari bepergian atau membawa anak keluar rumah jika tidak mendesak. Beberapa kondisi yang dianggap mendesak, misalnya untuk kepentingan vaksin atau imunisasi saat pandemi Covid-19, anak mengalami luka, sakit, atau cedera yang parah, diare akut, perdarahan, dan sebagainya. Namun, dalam kondisi mendesak tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua saat terpaksa membawa anak keluar rumah:

    • Anak harus selalu didampingi oleh orangtua atau pengasuhnya.

    • Anak tetap harus menjaga jarak fisik minimal sejauh 2 meter.

    • Anak usia 2-18 tahun dan orang dewasa dianjurkan untuk menggunakan masker maupun face shield.

    • Menggunakan barrier atau penghalang sesuai alat yang sedang dipakai saat bepergian, seperti penutup memilih stroller yang memiliki penutup untuk anak berusia di bawah 2 tahun.

    • Menjauhi orang sakit.

    • Mencuci tangan dengan sabun dan air atau pembersih tangan sesering mungkin.

    • Menghindari mulut, hidung, dan mata.

  5. Perhatikan Fungsi Alat Pelindung Diri dan Pembatasan Jarak

    Alat pelindung diri seperti masker, face shield, bahkan hazmat dokter sekalipun tidak serta merta mencegah penularan Covid-19 pada anak maupun orang dewasa. Perlindungan terbaik saat ini adalah menghindarkan diri dari kemungkinan interaksi di tempat terbuka, apalagi dengan banyak orang. Saat membutuhkan udara segar di pagi hari maupun berjemur untuk meningkatkan fungsi vitamin D dalam meningkatkan kekebalan tubuh, harus selalu ingat untuk menggunakan masker atau alat pelindung diri dan menjaga jarak dengan orang lain. 

Dengan anjuran IDAI tersebut, orangtua dihimbau untuk menaati protokol kesehatan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.  Karena semakin kecil risiko penularan Covid-19 pada anak, semakin besar peluang untuk menyelamatkan generasi masa depan.

(Dwi Ratih)