Kehamilan

Psst! Inilah Rahasia Bagaimana Bayi Tercipta

Psst! Inilah Rahasia Bagaimana Bayi Tercipta

Proses melahirkan si kecil tidak semudah apa yang selama ini dipikirkan orang. Bukan hanya tentang laki-laki bertemu wanita, kemudian mereka berhubungan intim dan voila lahirlah sang buah hati. Nope, it’s not that simple!

Ada proses yang luar biasa terjadi dalam tubuh pria dan wanita saat pembuahan terjadi. Mulai dari bagaimana pria mengeluarkan sperma saat ejakulasi terjadi hingga ia berhasil bertarung dengan jutaan sperma lainnya dan membuahi satu sel telur. Penasaran? Yuk simak artikel Ibupedia berikut ini!

Menguak isi tubuh wanita: bagaimana sel telur dibuahi

Bagi wanita, kemungkinan terjadinya kehamilan berawal dari ovarium, yakni dua organ kecil berbentuk oval yang menempel pada salah satu sisi uterus Bunda. Ovarium ini dipenuhi oleh sel telur yang bahkan sudah ada sebelum manusia dilahirkan. Faktanya, setiap bayi berjenis kelamin wanita lahir dengan satu hingga dua juta sel telur dalam ovariumnya.

Namun, kebanyakan sel telur tersebut akan mati dengan sendirinya seiring berjalannya usia. Seorang wanita dapat melepaskkan 400 sel telur selama periode kesuburannya, yakni di antara menstruasi pertama dan saat menapouse terjadi. Di negara seperti Inggris misalnya, angka rata-rata menapouse adalah saat umur 52 tahun. 

Selama siklus menstruasi berlangsung, terkadang pasca haid satu dari tiga sel telur wanita akan mulai berkembang di salah satu ovarium. Sementara, sel telur yang paling mudah terlepas akan dikeluarkan, inilah yang kemudian dikatakan sebagai proses ovulasi. Sel telur ini kemudian dihisap secara cepat oleh sesuatu yang berbentuk seperti tulip yang berada dekat tuba falopi. Ada dua tuba falopi yang masing-masing memiliki lebar 10 cm dan mengarah dari ovarium menuju uterus.

Ovulasi atau masa subur wanita biasanya terjadi antara 12 hingga 14 hari sebelum menstruasi selanjutnya datang. Namun, ketepatan masa subur tersebut tergantung dari lamanya siklus menstruasi Anda. Beberapa hormon yang berbeda bekerja bersama-sama dalam mengontrol siklus haid, waktu ovulasi, serta pelepasan sel telur seorang wanita. Jangka hidup rata-rata sel telur adalah 24 jam setelah dilepaskan.

Jika Bunda ingin cepat hamil, maka sel ini harus dibuahi selama periode ini oleh sperma pasangan Anda. Jika sel telur tersebut bertemu dengan sperma yang sehat dalam perjalanan menuju uterus, maka kemungkinan wanita untuk hamil akan sangat besar. Jika tidak, maka sel telur ini akan berhenti di uterus lalu mati.

Selain itu, pada wanita yang tidak sedang mengandung, ovarium akan berhenti memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini nantinya akan membantu menjaga kehamilan Bunda. Jika level kedua hormon tersebut menurun maka lapisan yang berada di sekeliling uterus akan luluh bersama menstruasi. Begitu pula dengan sel-sel telur yang tersisa, mereka akan mati dengan sendirinya.

Menguak isi tubuh lelaki: bagaimana sperma tercipta

Jika tubuh wanita memproduksi sel telur yang siap matang tiap bulannya, maka berbeda dengan tubuh lelaki. Laki-laki mampu memproduksi jutaan sperma mikroskopik secara terus menerus yang tujuannya hanyalah untuk membuahi sel telur.

Dari awal hingga akhir, hanya dibutuhkan dua hingga tiga bulan untuk memproduksi sel sperma yang baru. Rata-rata sperma hanya dapat hidup selama beberapa minggu dalam tubuh lelaki dan sekurang-kurangnya 40 juta sel dilepaskan setiap ejakulasi terjadi. Itu berarti lelaki harus dapat memproduksi sperma terus menerus selama masa dewasanya.

Hormon yang mengontrol ovulasi pada wanita turut menstimulasi pelepasan testosteron pada lelaki. Testosteron adalah hormon yang bertanggungjawab dalam memproduksi sperma. Sperma awalnya diproduksi pada  testikel yakni dua bola yang menggantung pada skrotum di antara penis.

Testikel ini menggantung di luar tubuh karena sangat sensitif terhadap temperatur udara. Meskipun ada jutaan sperma yang diproduksi dan dilepaskan setiap ejakulasi namun hanya cuma satu yang dapat membuahi sel telur.

Apa yang terjadi selama Anda berhubungan seks?

Berhubungan intim bukan hanya tentang mencari kesenangan, namun tubuh Bunda juga sedang membangun tensi yang diharapkan akan memuncak bersamaan dengan orgasme. Orgasme ini sendiri memiliki berbagai fungsi biologis yang penting lho, Bun. Bagi pria, orgasme dapat memompa semen yang kaya akan sperma ke dalam vagina yang nantinya berujung pada serviks antara 10 mil per jam.

Tekanan saat ejakulasi terjadi turut membantu sperma menuju sel telur. Nah, uniknya, perempuan tidak perlu merasakan orgasme untuk berhasil mencapai pembuahan. Memang kontraksi yang terjadi pada rahim Anda dapat membantu masuknya sperma, namun tanpa orgasme pun hal ini dapat terjadi. So, jangan berpegang pada kepuasan orgasme agar dapat hamil ya, Bun.

Rileks, dan biarkan sperma bekerja

Saat proses penetrasi selesai, maka Anda dan pasangan cukup harus menunggu hingga hadirnya sang buah hati. Ya, selagi Anda berpelukan dengan suami pasca seks, jutaan sperma dalam tubuh Anda sedang berlomba-lomba mencapai sel telur. Tak mudah tentu untuk menembus lapisan lendir pada leher rahim wanita yang nampak seperti jaring-jaring yang sukar dilalui saat Bunda tidak dalam masa subur. Namun, saat periode subur datang, jaring-jaring ini mengendor sedikit sehingga sperma lebih mudah untuk tembus.

Tak berhenti di situ saja, sperma juga harus dapat 'berenang' sejauh 18 cm dari serviks melalui uterus hingga sampai pada tuba falopi. Sperma yang paling cepat sampai sedikitnya membutuhkan waktu 45 menit dan yang paling lambat membutuhkan waktu 12 jam. Jika sperma tersebut tidak menemukan sel telur yang cocok maka ia akan bertahan di dalam tubuh wanita hingga 7 hari lamanya.

Itu berarti kemungkinan terjadinya pembuahan terbuka lebih lama. Sayangnya tingkat kematian sperma sangatlah tinggi dan hanya beberapa lusin saja yang mampu mencapai sel telur. Sementara sperma lainnya terjebak, hilang ataupun mati dalam perjalanan. Belum berhenti sampai di situ saja, sperma yang beruntung mendekati sel telur masih harus berusaha kerasa memasuki cangkang luar sel dan masuk sebelum yang lainnya.

Sel telur ini harus dibuahi dalam waktu 24 jam setelah pelepasan. Nah, saat sperma berhasil masuk, maka secara otomatis sel telur akan berubah bentuk dan melarang sel lainnya untuk masuk. Persis sebuah benteng pertahanan yang sangat protektif. Menakjubkan, bukan?

Kini saatnya sang buah hati tercipta

Selama fertilisasi terjadi, material genetis pada sperma dan sel telur bersatu untuk membentuk suatu sel baru yang dengan sangat cepat akan membelah diri. Sel-sel baru ini bernama blastosis yang kemudian 'berenang' dari tuba falopi menuju uterus. Perjalanan ini memakan waktu antara tiga hari bahkan lebih.

Anda belum dapat hamil jika blastosis ini belum menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi embrio serta plasenta. Kira-kira memakan waktu beberapa minggu sampai Bunda sadar telah melewatkan masa menstruasi dan mengalami gejala-gejala kehamilan. Well, kalau sudah begitu, tinggal cek dengan alat tes kehamilan dan selamat menunggu kabar baik ya, Bun.

(Yusrina)